Share

18. Akhirnya Kau Terjebak Juga

Bandit baru saja memasuki gudang ketika menyadari keberadaan seseorang. Meski gelap, ia merasakannya. Dan ia tentu tahu siapa yang berkunjung seenaknya di tengah malam seperti ini.

Di kursi panjang itu Izora duduk. Di lantai ada lilin yang dinyalakan sehingga Bandit bisa melihat dengan jelas wanita dalam balutan blazer hitam dan celana kain itu. Rambut panjangnya terikat tinggi sampai garis-garis wajahnya terlihat semakin tegas.

Lalu di sana saat pandangannya menurun, Bandit terpaku. Jejak-jejak brutalnya masih ada pada leher wanita itu. 

“Aku sudah bilang untuk menyediakan tempat tidur dan lampu.” Suara itu dingin dan mendominasi, menyalurkan ketidaksenangan di benak Bandit.

“Aku tidak butuh itu.”

“Aku yang butuh.” 

Bandit mengernyit. Belum sempat ia menyanggah, wanita itu sudah mengulurkan selembar kertas. Bandit bertanya lewat sorot matanya yang secepat kilat dimengerti oleh Izora.

&ldq

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status