Share

Bab 4

Penulis: Irvan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-22 19:59:43

Keesokan harinya, Bima bangun pagi pergi mandi lalu pergi ke Akademi untuk menjalani hari harinya seperti biasanya. Berangkat ke Akademi menaiki angkutan umum karena tak di beri izin mengendarai motor atau mobil oleh ibunya.

Sesampainya di Akademi Bima nongkrong dulu di kantin sambil menunggu kedatangan Riski dan Rizal. Kantin Akademi ini modelnya bebas, boleh merokok boleh vape, asal tidak minum minuman keras. Jadi Bima bisa nongkrong sambil sebat dengan bebas tanpa larangan.

Tak lama, Riski dan Rizal pun datang menghampiri Bima membawa segelas es kopi yang di beli di salah satu warung kantin. Keduanya duduk bersebelahan dan mengeluarkan rokoknya lalu menghidupkan nya sambil menghidupkan ponsel.

"Pulang dari sini mau masuk dongeon gak?" tanya Rizal.

"Enggak dulu Zal, aku mau rehat seminggu dulu." jawab Bima.

"Iya, masih capek." ucap Riski.

"Ya udah kalau gitu." ucap Rizal mangguk mangguk.

Mereka berbincang-bincang santai sambil sesekali menengok jam di ponselnya, hingga akhirnya jam pelajaran pertama pun akan di mulai. Mereka bertiga langsung bergegas menuju ke kelas yang menjadi salah satu kelas unggulan setelah ujian kemarin.

Ketiganya masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya masing-masing, Bima duduk di bangku pojok paling belakang dekat jendela sambil bermain ponsel.

Tak lama datanglah wali kelas bersama sesosok gadis cantik kan imut di sampingnya.

"Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan seorang murid baru pindahan dari Akademi Naga Langit. Ayo nak perkenalkan diri kamu pada teman teman baru." ucap wali kelas bernama Dian itu.

"Halo teman-teman, namaku Syila, job Mage Suport, level 900, kelas SSS+!" ucap gadis itu memperkenalkan diri.

"Salam kenal!" ucap satu kelas bersamaan namun tidak dengan Bima yang fokus melihat keluar jendela.

"Tolong kerja samanya ya semua!" ucap Syila.

"Terimakasih perkenalannya Syila, kamu bisa duduk di bangku kosong samping tempat duduk Bima." ucap Dian.

"Baik bu." jawab Syila sopan.

Syila duduk di bangku samping Bima dengan canggung karena di kelas itu hanya Bima yang tidak welcome.

"Baiklah, ibu akan umumkan nilai tertinggi di Akademi ini dari ujian kemarin. Nilai tertinggi ketiga di dapatkan tim Dion yang mampu menyelesaikan dongeon kelas A dalam kurun waktu 1 jam. Nilai tertinggi kedua di dapatkan tim Angel dengan perolehan waktu 45 menit menyelesaikan dongeon kelas A. Dan nilai tertinggi pertama di dapatkan tim Rizal yang mampu menyelesaikan dongeon kelas SSS dalam kurun waktu 35 menit walaupun sempat terjadi portal break." ucap Dian yang di sambut tepukan tangan.

"Wahh gak nyangka tim rendahan seperti mereka bisa naik ke peringkat satu se Akademi!" ucap Angel sinis.

"Iya! pasti ada bantuan orang dalam!" ucap Dion sinis.

[Tuan, kau tidak tertarik pada gadis imut di samping mejamu?]

Bima yang diam diam tertidur pun kaget mendengar pertanyaan Sistem.

'Hem? apa? ada apa?' tanya Bima celingak celinguk.

[Haihh...dasar tukang tidur!]

'Capek bro, bayangin aja penderitaan di dunia Kultivator begitu menyiksa mental di tambah hinaan di sini! haihhh! menyusahkan!' ucap Bima sambil mengucek matanya.

[Iya tuan! jangan adu nasib!]

'Siapa yang adu nasib sialan! oh ya, siapa namamu?' tanya Bima.

[Saya belum punya nama tuan]

'Bob aja ya, biar enak panggilnya.' ucap Bima.

[Baik tuan]

'Jangan panggil tuan, panggil bos! biar sama seperti bawahan ku lainnya.' ucap Bima.

[Baik bos]

"Selamat pada tiga tim yang ibu sebutkan tadi, mari kita mulai pelajarannya." ucap Dian.

Pelajaran yang membosankan pun di mulai, Bima yang sudah paham semua ilmu dasar pun tertidur pulas sampai bel istirahat berbunyi. Bima terbangun karena panggilan Dian yang sedikit berteriak.

"Bima!! bangun!!" panggil Dian di telinga Bima.

Bima terkejut dibuatnya, Bima langsung salah tingkah melihat wajah Dian yang sangat cantik dari dekat.

"Kamu ini setiap saya ngajar pasti tidur!" omel Dian kesal.

"Ngantuk bu, lagian yang di bahas cuma itu itu terus gak ada yang lainnya." jawab Bima.

"Jawab teros kalau di marahin! awas kamu kalau besok di ulangi lagi! saya adukan ke orang tua kamu!" ucap Dian lalu pergi begitu saja.

Riski dan Rizal langsung tertawa keras melihat wajah Bima yang cengengesan. Mereka bertiga pun langsung pergi kantin meninggalkan teman-teman sekelas yang masih mau berbincang-bincang mencari jalan keluar dalam kekuatan yang stuck di tingkat itu itu saja.

Sesampainya di kantin, mereka bertiga langsung memesan makanan karena sudah sangat lapar sedari tadi di kelas.

"Aku di suruh minggat cuk! kata ayahku biar mandiri. Anj*ng emang!" ucap Rizal membuka obrolan.

"Ngekost aja Zal, tunggu aku. Aku juga mau pisah dari rumah, soalnya ibuku cerewet banget cookkk!" ucap Riski.

"Kost mana yang murah? bantu cariin ris." ucap Rizal.

"Ntar aku tanya temen dah, cari yang deket sini aja." jawab Riski.

"Ntar kalau mau pindah kabar kabar aja ya." ucap Bima.

"Santai." jawab Rizal.

Mereka pun makan sambil ngobrol santai sampai bel masuk berbunyi. Ketiganya langsung bergegas membayar makanan dan minuman yang di pesan tadi lalu pergi ke kelas untuk mengikuti pelajaran.

Pelajaran kali ini adalah praktek, satu kelas keluar menuju ke lapangan untuk melakukan praktek hasil dari pendidikan mereka selama 5 tahun ini.

"Oke, hari ini praktek dimulai dari absen terakhir, praktekan semua gerakan dan ilmu yang kalian dapat selama 5 tahun ini." ucap guru bernama Antok.

Semua berjalan lancar dengan para adik kelas yang menonton pembelajaran dari kelas yang sedang naik daun itu. Semua murid termasuk Riski dan Rizal mempraktekkan ilmu ilmu yang mereka tangkap selama ini.

Sampai akhirnya Bima yang maju paling akhir, sempat menjadi bahan candaan karena Bima terkenal sebagai pecundang di negeri ini.

"Bebas kan pak?" tanya Bima.

"Iya, terserah kamu, mau summon apapun yang penting jangan merusak fasilitas Akademi." jawab Antok.

"Oke." ucap Bima melompat setinggi-tingginya dan melempar 5 kunai yang menancap di setiap sudut lapangan.

Woshhh....

Sebuah Array penghadang berwarna merah muncul dalam sekejap. Array kelas Dewa yang bagi para hunter dan guru guru Akademi hanya sebatas mitos saja.

[Jangan pamer berlebihan bos, cukup yang recehan saja]

'Recehan? apa?' tanya Bima bingung.

[Naga petir, Naga batu, Naga Api, Naga Cahaya, Naga Kegelapan, Naga Air, tombak petir hitam, tombak petir merah, cakram api biru, dan cakram cahaya. Itu saja sudah cukup bos, tapi gunakan 1% saja jangan full]

'Ohhh baiklah!' jawab Bima paham.

"Lakukan!" ucap Antok.

Bima merapal mantra sembari membuat beberapa segel tangan untuk membuka segel kekuatannya, dan....

Woshhhhh....

Groahhhh....

6 Naga elemen muncul dari masing masing asal elemen, mulai dari dalam tanah, dari langit, dari dalam tubuh Bima, hingga dari kolam ikan. Keenam Naga itu muncul dengan ukuran sedang namun dengan aura luar biasa mengerikan sehingga sempat membuat Array retak.

"Ini summon roh dari elemen!" ucap Bima menengok pada Antok.

Setelah itu Bima melempar sebuah petir kecil ke arah langit, dann....

Jeder....

Tak berselang lama, ribuan petir lainnya turun dengan berbagai warna dari biru, merah, hitam hingga emas. Ribuan petir itu berhenti di atas tanah dan menghadap ke arah Bima seolah memberikan hormat.

Tak berhenti di sana, tiba tiba berbagai skill tingkat Dewa bermunculan secara bertahap dan hanya berhenti di atas tanah serta memberi horm

pada Bima.

"Ini skill skillnya! mau patung, roh spiritual sama beast spiritual nya sekalian tidak?!" tanya Bima pada Antok.

"Cukup! cukup!" jawab Antok dengan darah mengalir deras dari hidungnya.

"Kembali!" teriak Bima.

Woshhh...

Sekejap mata, semua kekuatan luar biasa itu hilang begitu saja.

"Lemah sekali! baru segitu sudah lemas!" ucap Bima mengejek semua murid yang terduduk lemah tak berdaya.

"Kembali ke tempatmu! kita lanjutkan pelajarannya!" ucap Antok sembari mengelap darah di hidungnya.

"Baiklah..." jawab Bima berjalan santai menembus Array tingkat Dewa itu.

Bima duduk di bangku taman bersebelahan dengan Riski dan Rizal yang sama sama lemas tak berdaya. Pelajaran pun kembali di mulai dengan materi baru dan bab baru yang lagi lagi sudah Bima ketahui sampai inti materi ini, materinya adalah penggunaan Energi Alam.

"Ada yang sudah bisa memanfaatkan energi alam ini? ini akan sangat menguntungkan bagi kalian saat bertarung dalam jangka waktu lama." ucap Antok.

"Gak terlalu efektif sih pak, penyerapan energi alam ini terlalu lambat. Aku biasa pakai energi alam ini hanya sebagai regenerasi tubuh dan cadangan energi dikala terdesak." ucap Bima angkat tangan.

"Benar, tapi bagi para pemula ini akan sangat membantu Bima." ucap Antok memberi jempol.

"Iya sih, tapi aku sarankan lebih baik gunakan energi panas matahari yang sudah otomatis di serap tubuh. Energi ini sangat kuat pak walaupun belum sekuat energi alam ya. Tapi keuntungannya adalah kita tak perlu membuang waktu untuk menyerap energi ini." ucap Antok.

"Itu untuk orang-orang tertentu Bima, para pemula akan kesulitan dalam mempelajarinya." ucap Antok.

"Betul tapi salah juga, biar aku contohkan." ucap Bima berdiri.

"Pertama tama, rasakan panas di dalam tubuh kalian, cari jalan menuju inti rasa panas itu. Telusuri terus, kalau sudah dapat intinya, tata kembali ruang hampa kalian dan salurkan inti panas tadi ke jalur utama. Selesai. Kalau mau pakai, tinggal bilang aktif saja, mudah bro." ucap Bima.

"Coba kamu peragakan hasil energi matahari itu, bapak belum pernah coba sebelumnya." ucap Antok penasaran.

"Mau apa pak? bola? panah? tombak? atau pedang?" tanya Bima.

"Bola saja, biar mereka mudah meniru." jawab Antok.

"Baiklah..." ucap Bima.

Bima menghadap lurus ke depan, memejamkan mata memfokuskan diri. Perlahan di tangannya mulai membentuk sebuah bola energi sebesar bola ping pong dengan aura panas yang sangat menyengat.

Bima membuka mata dan tersenyum kecil.

"Ini namanya bola energi matahari, kalian bisa coba di rumah nanti, catat ya apa yang tadi aku bicarakan. Lihat dampaknya." ucap Bima pada para murid lalu melempar bole energi di tangannya sekuat tenaga.

Woshhhh....

Duarrrrr.....

Bola energi itu meledak sangat dahsyat sampai menghancurkan Array tingkat dewa buatan Bima.

"Sesimpel itu bro." ucap Bima santai.

"Aku lupa mencatat!!!" teriak Syila.

"Nih, aku sudah catat tadi." ucap seorang pria di samping Syila.

"Bagus! kau anak rajin! lihat ilmunya bukan yang menyampaikan! pertahankan wahai anak muda!" ucap Bima menujuk pria yang memberikan bukunya pada Syila.

"Aku rasa ini penting, jadi aku catat hehehe...." jawab pria bernama Abon itu terkekeh malu.

"Tak apa, itu juga sudah mengesankan." ucap Bima mengacungkan jempolnya.

"Kamu dapat semua ilmu penting ini dari mana bim?" tanya Angel penasaran.

"Baca! kau pikir aku selama ini hanya diam di rumah meratapi nasib! bodoh!" jawab Bima kesal.

"Boleh aku pinjam? aku mau naik tingkat juga." ucap Angel tanpa malu padahal dia dulu selalu menghina Bima.

"Di perpus banyak kok, cari aja yang tulisan bukunya tulisan aksara kuno, warnanya hitam." jawab Bima.

"Nanti aku cari ah." ucap Angel.

"Sudah, kalian boleh pulang! jam pelajaran telah usai! kita libur 3 bulan sebelum ujian kelulusan. Sampai jumpa bulan Desember ya!" ucap Antok lalu berlari pergi.

"Liburrrr!!!!" teriak Bima gembira bukan main.

"Aku pulang ya!!!" ucap Bima berlari pergi.

Bima pergi pulang ke rumah meninggalkan teman sekelasnya yang kebingungan. Sesampainya di rumah, Bima langsung masuk kamar tanpa menyapa orang rumah yang sedang asik bercengkrama di ruang keluarga.

Sesampainya di kamar, Bima langsung pergi mandi, setelah mandi Bima langsung tidur karena rasa lelahnya.

Bersambung.....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • King Of Universe   End

    Hal itu langsung membuat semua orang melotot tidak percaya dengan kekuatan asli Bima."Apakah ini kekuatan ayah paman?" tanya Daniel kagum."Kau masih sangat kecil untuk mengetahui segalanya nak." jawab Howard tersenyum penuh arti."Aku paham arah jawabanmu paman! aku akan mencari tau sendiri!" ucap Daniel."Smith! jangan!" teriak Adrian saat melihat Smith melakukan ritual."Segel bajingan itu nak! aku mengandalkan mu!" ucap Smith melakukan tos dengan Bima."Salam untuk ayahku! ucapkan padanya kalau aku akan segera datang!" ucap Bima."Baik! aku tunggu!" ucap Smith.Woshhhhhh.....Booommmmm....Tubuh Smith pun hancur menjadi kabut darah, Smith melakukan itu untuk menambah power Bima dan untuk menyempurnakan misinya. Ya! power Bima bertambah 100x lipat hasil dari kekuatan yang di berikan Smith."Tidakkkkkk!" teriak Adrian histeris.Setelah mendapat kekuatan tambahan, Bima pun m

  • King Of Universe   Bab 179

    Setelah menguapkan kata maaf, Bima langsung melesat bersama Kong dan Zhong menyerang para monster yang menyeringai penuh kemenangan."Bimaaaa!" teriak Diana histeris."Array sialan!! buka! bukaaaa!" teriak Andi memukuli Array sambil berteriak histeris.Semua hunter di sana terduduk lemas melihat orang yang paling di segani dan di hormati seluruh penduduk Bumi berjuang seorang diri tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.Seluruh penduduk Bumi yang menonton live terus menggelengkan kepala berharap sadar dari mimpi buruknya, namun semua ini bukanlah mimpi, ini adalah kenyataan pahit yang harus di terima.Booommm....Booommm...Ledakan ledakan dahsyat mulai terdengar dari tengah medan peperangan. Tiga makhluk itu berusaha keras untuk memusnahkan seluruh monster di sana supaya kehidupan Bumi berhasil di selamatkan."Hahahahaha...kau tidak akan bisa menyelamatkan kehidupan di alam semesta ini Ashura! kau hanyalah sam

  • King Of Universe   Bab 178

    Andi menggila bersama beast spiritual nya yang berukuran raksasa itu. Kedua adiknya pun tidak mau kalah, mereka ikut mengeluarkan beast spiritual yang sama besar dan sama kuatnya dengan milik Andi.Trio bersaudara itu mengguncang tanah peperangan membuat semangat pasukan semakin berkobar-kobar. Intensitas peperangan semakin meningkat semenjak guild nomor satu dunia, pasukan Bima, dan kepala Asosiasi pusat menunjukkan kekuatannya.Hunter hunter yang berasal dari berbagai negara itu ikut menunjukkan kekuatan dan ilmu-ilmu yang di dapat dari akademi masing-masing. Para monster di buat mati kutu dan pasrah menunggu kematiannya di tangan para manusia itu.Sisa monster di tanah peperangan pun di babat habis oleh seluruh pasukan manusia. Mereka menyimpan inti core para monster sebagai kenang-kenangan dan berlari masuk ke dalam Array dengan sorakan kemenangan."Hahahahahaha! kita memenangkan peperangan!" teriak Andi berteriak keras."Yeahhhhhh!"

  • King Of Universe   Bab 177

    "Kau bisa menjaga mereka Kong?" tanya Bima setelah diam beberapa menit."Tidak." jawab Kong cepat."Kenapa?* tanya Bima heran."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri beberapa menit yang lalu bos." jawab Kong."Janji apa?" tanya Bima penasaran."Aku tidak akan menjadi bawahan siapapun, kau adalah satu-satunya bos bagiku. Setelah peperangan ini usai, aku akan kembali ke tempat ras ku berada dan berlatih sekeras mungkin. Setelah itu aku akan mencari keberadaan Drago untuk melakukan misi kesejahteraan." jawab Kong."Misi apa itu?" tanya Bima sangat penasaran."Rahasia bos, ini adalah misi rahasia yang akan aku, Drago dan Leo jalankan." jawab Kong."Sudahlah bos, Kong sedang oleng, biarkan saja." ucap Zhong malas."Hahaha...." Bima tertawa keras lalu kembali menatap portal yang masih belum juga bereaksi.[1 jam bos]"Siapkan pasukan." perintah Bima pada Kong dan Zhong.Keduanya be

  • King Of Universe   Bab 176

    Mereka bersiap di perbatasan Array dengan jantung berdegup kencang. "Jangan lengah!" ucap Kong tegas. "Baik!" jawab Tigers tegas. Beberapa menit kemudian, ledakan portal tahap dua pun terjadi. Duarrrrrrrrr.... Jutaan monster kelas Iblis sampai Abyss keluar dari portal dan berlari dengan ganas ke arah Jakarta. Tigers dan para petinggi Asosiasi dari seluruh dunia menggenggam erat senjatanya, keringan sebesar biji jagung mulai menetes dari wajah mereka. "Rileks, anggap saja ini latihan." ucap Bima yang membuat tim Junior menengok. "Buat aku bangga untuk terakhir kalinya." ucap Bima membuka topengnya dan tersenyum manis. Jason semakin erat mencengkram senjatanya, matanya merah, wajahnya terlihat sangat emosional, auranya pun meledak menunjukkan sosok jati diri yang sebenarnya. "Maju dan buat bangga pamanmu ini nak!" ucap Bima. "Maju!" ucap

  • King Of Universe   Bab 175

    Tengah malam, Bima terbangun dari tidurnya karena kebelet kencing. Selesai kencing, Bima malah tidak bisa tidur lagi, karena bingung, Bima pun pergi ke alam Surgawi untuk latihan kecil."Emphh! bau amis!" seru Kong menutup hidungnya.Bima mengendus tubuhnya sendiri lalu nyengir, Bima berlari ke rumah untuk mandi. Selesai mandi, Bima kembali menemui Kong yang sedang bermalas-malasan."Pagi kapan bos? bosan sekali!" ucap Kong."Entahlah." jawab Bima malas."Kau pingin segera pagi biar bos cepat mati Kong?" tanya Dexter sinis."Bukan begitu maksudku bodoh!" jawab Kong kesal.Mereka berbincang-bincang di sana sambil bermalas-malasan, yang tadinya Bima ingin latihan jadi malah ikut bermalas-malasan bersama mereka. Sampai akhirnya pagi pun datang, Bima keluar dari Alam Surgawi untuk mandi dan sarapan.Sebelum ke ruang makan Bima menyisipkan surat di album foto keluarga kecilnya. Setelah itu Bima segera pergi ke ruang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status