Share

Six

~Tidak semua keluh perlu di kesahkan, tidak semua kebahagiaan perlu di bagikan, dan tidak semua perasaan perlu di utarakan♡

Setelah pergi dari kantin, Vlo dan Cornell memutuskan untuk kembali ke kelas. Mereka duduk di bangku mereka. Dengan perasaan marah dan kesal, Vlo memukul-mukul meja yang ada di depannya.

"Queen, apa yang kamu lakukan?" ucap Cornell menghentikan tindakan Vlo yang menurutnya kekanak-kanakan.

Vlo pun menghentikan tindakannya. Dia menghadap ke arah Cornell dengan tatapan sendu bercampur kesal.

"Aku tidak habis fikir dengan mereka, King. Kenapa mereka terus saja menghancurkan ketenangan kita? Apa dengan mengusik kita mereka menjadi senang? Cihh, sia-sia sekali hidup mereka!" kesal Vlo.

"Tenangkan dirimu, tidak ada gunanya mengurusi mereka. Dengarkan aku, kamu tidak mengenal mereka dengan baik, jadi jangan terus-terusan melawan mereka Queen" ucap Cornell berusaha menghentikan Vlo.

"Aku tidak takut dengan mereka. Siapapun yang mengganggu dirimu, mereka tidak akan hidup dengan tenang!" ucap Vlo keras kepala.

"Tapi-"

"Jangan hentikan aku, King!" Finish Vlo.

Cornell hanya bisa mendesah pasrah. Saat ini, Vlo sudah sangat marah. Menghentikan dirinya juga tidak ada manfaatnya.

"Karena orang tuli juga punya hati" ucap Felicya tiba-tiba. Namun, tidak terdengar oleh Cornell karena dia tidak memperhatikan mulut Vlo.

Waktu terus berlalu, hingga jam pulang sekolah pun tiba. Seperti biasanya, Vlo menawarkan tumpangan kepada Cornell, dan lagi-lagi Cornell menolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkan Vlo.

Kini, Cornell sudah ada di restoran tempat dia bekerja. Dia langsung ke restoran saat sampai di rumah. Dan kini Cornell sedang mengantarkan makanan ke salah satu meja yang memesan. Di situ, ada seorang laki-laki setengah baya yang sedang bersama dengan istrinya.

"Ini pesanan anda, selamat menikmati" ucap Cornell sopan.

Pelanggan itu mengangguk mengiyakan. Saat Cornell berbalik dan berniat untuk pergi, ada suara bariton yang memanggilnya.

"Tunggu nak" ucap laki-laki setengah baya yang memesan makanan itu. Namun, Cornell terus melangkah karena dia tidak bisa mendengar ucapan laki-laki itu.

Karena panggilannya tidak di indahkan, laki-laki setengah baya itu berdiri dan menghampiri Cornell. Dia menepuk pelan pundak Cornell sehingga membuat Cornell terkejut dan refleks membalikkan tubuhnya. Mata Cornell bertemu dengan mata laki-laki itu. Ada perasaan aneh yang di rasakan keduanya.

"Mata ini.." batin laki-laki setengah baya itu.

"Maaf pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap Cornell yang membuyarkan lamunan laki-laki itu.

"Ah tidak, saya hanya ingin bertanya sesuatu. Apa kamu masih sekolah?" tanya laki-laki itu secara tiba-tiba.

"Iya pak, saya masih sekolah" jawab Cornell sopan.

"Kalau saya boleh tau, berapa usiamu nak?" tanya laki-laki itu lagi.

Awalnya Cornell terdiam karena bingung dengan keadaan saat ini. Mengapa orang ini menanyakan hal pribadi padaku? Siapa orang ini sebenarnya? begitulah yang terlintas di benak Cornell.

"Umur saya 18 tahun pak" jawab Cornell.

Deg. Jawaban Cornell mampu mengagetkan laki-laki setengah baya itu.

"Kalau begitu saya pergi dulu pak" pamit Cornell kemudian langsung pergi.

Sedangkan orang itu, dia masih terdiam dengan kepergian Cornell. Matanya terus mengekori langkah Cornell yang semakin menjauh.

"Apa dia benar-benar orang yang selama ini aku cari" batin laki-laki itu.

"Pa, kenapa?" ucap perempuan yang merupakan istri laki-laki itu.

"Ah, tidak ada apa-apa ma. Ayo makan" jawab laki-laki itu bohong. Mereka berdua kemudian kembali ke meja makan.

***

Di tempat lain, terlihat dua laki-laki yang sedang berbincang di sebuah cafe. Mereka berdua adalah Vero dan Vano. Ya, mereka berdua memang memutuskan untuk bertemu setelah pulang sekolah. Dan perbincangan kali ini memang penting.

"Gimana, Lo udah cari tau tentang tuh cewek?" tanya Vero tiba-tiba.

"Iya, dan ternyata dugaan gue bener kalau cewek itu bukan orang sembarangan" jawab Vano.

Vano kemudian menyerahkan sebuah dokumen kepada Vero. Vero pun dengan cepat menerimanya kemudian membaca isi dokumen itu. Dan benar saja, begitu mengetahui sesuatu, Vero langsung menyipitkan matanya.

"Lo nggak salah kan Van?" tanya Vero tidak percaya.

"Gue juga awalnya nggak percaya, tapi setelah gue ingat-ingat lagi emang itu kan kenyataannya?" jawab Vano.

"Jadi, cewek itu adalah anak tunggal keluarga Alister? Keluarga pemilik perusahaan terbesar di Indonesia bahkan masuk ke 10 besar dunia?" tanya Vero yang mendapat anggukan dari Vano.

"Dan yang lebih penting lagi, keluarga Alister adalah pemilik sekolah kita. ASR adalah singkatan dari Alister" ucap Vano menambahi.

"Ini gila, meskipun kita anak kedua donatur terbesar di sekolah itu, tapi cewek itu adalah anak pemilik sekolah itu. Kita kalah telak!" ucap Vero kesal.

"Kita belum kalah" sela Vano.

"Maksud Lo?" tanya Vero bingung.

Vano kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Vero. Ucapan Vano berhasil membuat Vero menyunggingkan senyum smirk nya.

"Gue setuju sama Lo" ucap Vero.

"Jadi, kapan kita mulai permainannya?" tanya Vano semangat.

"Tomorrow"

***

Di sisi lain, Vlo sedang berkumpul dengan kedua orang tuanya di ruang keluarga. Kebetulan ayahnya pulang lebih awal hari ini.

Vlo tinggal bersama kedua orang tuanya. Dia adalah anak tunggal dari keluarga Alister. Ayahnya bernama Bramando Alister, pemilik perusahaan ASR Corporation sekaligus pemilik sekolah ASR High School. Sedangkan ibunya bernama Sekar Dwi Alister, pemilik butik terkenal bernama Alister Butique.

"Anak papa kenapa mukanya di tekuk gitu sih?" tanya Bramando yang melihat Vlo memasang muka muramnya.

"Cerita ke mama sama papa sayang" timpal Sekar.

"Vlo kesal ma, pa. Di sekolah masih ada aja anak yang merasa paling hebat dan menindas siswa lain yang nggak mampu" jelas Vlo.

"Siapa sayang? Perasaan papa nggak pernah dengar ada kasus seperti itu di ASR high School" ucap Bramando menanggapi.

"Anak donatur terbesar di sekolah kita pa, siapa lagi kalau bukan Vero sama Vano si biang onar" jawab Vlo dengan nada kesalnya.

"Memangnya keributan apa yang mereka buat?" tanya Sekar.

"Mereka udah keterlaluan ma,pa. Sejak pertama Vlo masuk ke sekolah itu, Vlo langsung ngelihat pembullyan pakai mata Vlo sendiri" jelas Vlo yang masih di dengarkan oleh Bramando dan Sekar.

"Dan mama sama papa tau siapa yang mereka bully?" tanya Vlo.

"Siapa?"

"Laki-laki terkuat yang Vlo lihat setelah papa. Laki-laki dengan sejuta kelebihan namun tertutup oleh satu kekurangan"

"Dia... Cornellio King Smart"

                         Part 6 selesai:)

              Tinggalkan jejak kakak♡‿♡

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status