Share

Five

~Aku adalah malam, dan kamu adalah bintang. Tanpamu, aku hanyalah kegelapan yang di benci kebanyakan orang♡

Pagi yang cerah kembali hadir menyapa para insan yang masih di berikan kesempatan untuk berbuat kebaikan.

Hari ini seperti biasanya, para siswa-siswi ASR High School mulai memasuki gerbang sekolah. Terlihat seorang siswa laki-laki dengan seragam putih abu-abunya memasuki kawasan ASR High School.

Dia Cornellio King Smart, laki-laki dengan sejuta kelebihan namun tertutup oleh satu kekurangan. Hanya karena dia tuli, dia kemudian di jauhi oleh semua temannya. Bahkan, dari beribu siswa di ASR High School, hanya ada dua orang siswa yang mampu menerima kekurangannya, siapa lagi kalau bukan Leo dan Vlo.

Cornell berjalan menuju kelasnya. Namun, saat melewati lapangan basket, ada bola yang mengenai tubuhnya.

Dukkk.

Bola itu tepat mengenai tubuhnya. Cornell melihat ke arah lapangan basket berusaha mencari orang yang sudah dengan sengaja melempar bola itu ke arahnya. Dan ternyata, pelempar bola itu tidak lain adalah Veronico Berliana Smith, atau yang kerap di panggil Vero.

"Hehh bocah tuli!! Bawa bolanya kesini!!" teriak Vero memerintah.

Cornell hanya diam tak berniat mengambil bola yang ada di dekatnya. Hal itu membuat Vero dan yang lainnya semakin geram. Kini, giliran Vano yang berteriak memaki Cornell.

"Woyy!! Lo nggak denger Vero ngomong apa? Siniin bolanya!!" teriak Vano.

Tiba-tiba, ada tangan seseorang yang mengambil bola basket itu. Hal itu sontak menjadi perhatian semua siswa yang melihatnya.

"Queen" lirih Cornell.

Yups, orang yang mengambil bola itu adalah Evlogia Queen Alister, siswa baru yang penuh dengan keberanian. Vlo kemudian menghampiri Cornell.

"Kenapa kamu hanya diam saat mereka menjelek-jelekan dirimu?" geram Vlo.

"Sudahlah Queen, aku baik-baik saja. Ayo pergi, lepaskan bola itu" ucap Cornell.

"Aku tidak akan pergi setelah melihatmu di bully. Mereka harus di beri pelajaran" tegas Vlo kemudian pergi ke tengah lapangan.

"Apa yang mau kamu lakukan? Jangan macam-macam dengan mereka Queen" ucap Cornell yang tidak di perdulikan oleh Vlo.

Mau tidak mau, Cornell harus mengejar Vlo. Kini, Vlo sudah ada di hadapan Vero dan Vano. Vlo menatap mereka dengan tatapan geram dan tajam.

"Veronico Berliana Smith, anak donator terbesar di ASR High School yang angkuh dan juga sombong. Apa aku benar?" ucap Vlo tepat di depan Vero.

Vero yang mendengar itu pun menahan amarahnya. Kemudian, Vlo beralih ke Vano yang ada di samping Vero.

"Dan kamu, Geovano Bio Greyson, anak donatur terbesar kedua setelah Vero?" ucap Vlo di depan Vano.

Cornell hanya diam melihat perlakuan Vlo. Dia tidak bisa menghentikan Vlo saat ini.

"Apa mau Lo?" tanya Vero geram.

"Tenang boy. Aku kesini hanya ingin mengembalikan bola yang tidak tau sopan ini" ucap Vlo enteng sambil mengangkat bola yang ada di tangannya.

"Bukankah ini yang kamu mau?" tanya Vlo.

"Siapa sih Lo? Nggak usah sok jadi pahlawan deh!" bentak Vano.

"Apa pentingnya siapa diriku? Orang seperti kalian tidak akan pernah bisa mengerti orang lain!" ucap Vlo dengan nada yang sedikit di tinggikan.

"Aku ingatkan kepada kalian! Jangan pernah mengganggu Cornell atau kalian akan tau akibatnya!!" bentak Vlo dengan nada mengancam.

Vlo kemudian melempar bola itu ke sembarang arah. Dia berbalik badan dan membawa Cornell pergi bersamanya.

"Aku akan menganggap tangan kalian masih berfungsi jika bisa mengambil bola itu sendiri" ucap Vlo sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Semua siswa yang ada di situ melihat dengan tatapan bingung ke arah Vlo. Pasalnya, baru kali ini ada seorang siswa yang berani melawan Vero dan Vano yang notabennya adalah orang yang berpengaruh besar di sekolah.

"Siapa sebenarnya cewek itu?" gumam Vero.

"Siapapun dia, pasti bukan orang sembarangan" timpal Vano yang ternyata mendengar gumaman Vero.

Sedangkan di kelas, Cornell dan Felicya sudah duduk di bangku mereka. Cornell hanya diam tak berniat membuka suara. Sedangkah Vlo, dia masih geram dengan kejadian tadi.

"King!"

"King!"

Karena geram, Vlo kemudian duduk di atas meja dan menatap tajam Cornell. Cornell pun terkejut dengan tingkah Vlo yang tak terduga.

"Kenapa duduk di situ?" tanya Cornell heran.

"Kamu tidak mau menyaut saat aku memanggilmu barusan" jawab Vlo kesal.

"Apa kamu lupa? Aku memang tidak bisa mendengar" balas Cornell.

"Owh iya, kenapa kamu tidak memberitahuku dari tadi?"

"Sebentar, kamu tidak sedang sakit kan Queen?" tanya Cornell yang mendaoat pukulan dari Vlo.

"Kamu ini bicara apa sih?" kesal Vlo.

"Jadi, kamu benar-benar sakit? Apa parah? Ayo kita ke rumah sakit!" oceh Cornell dengan nada polosnya.

"KING!!" teriak Vlo. Semua pasang mata pun kini menuju padanya. Vlo hanya tersenyum kikuk dengan wajah yang malu, sangat malu.

"Turun dan pelankan suaramu!" perintah Cornell yang langsung di laksanakan oleh Vlo.

"Apa kamu ingin membuat semua orang tuli sepertiku?" tanya Cornell heran.

"Maaf, King. Kamu juga sih membuatku geram, jadinya yah kelepasan hehe" cengir Vlo.

"Kamu memang terlihat sakit hari ini. Buktinya, kamu nekat memarahi Vero dan Vano. Apa kamu tidak tau siapa mereka?" oceh Cornell.

"Ya, aku tau mereka siapa. Tapi, jangan mentang-mentang mereka anak donatur terbesar lalu mereka seenaknya menindas siswa dari kelas rendah King" jawab Vlo.

"Queen, dengarkan aku. Aku tau niatmu baik, aku juga tau kalau kamu berusaha melindungiku. Tapi, lain kali jangan seperti tadi. Aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu. Tolong mengertilah" ucap Cornell lembut.

Ada perasaan senang di dalam hati Vlo saat Cornell mengkhawatirkan dirinya. Namun, dia harus tetap bersikap biasa saat ini.

"Oke, aku mengalah" ucap Vlo.

"Bukankah ratu memang harus menurut pada ucapan raja?" tanya Cornell menggoda.

"Iya raja Cornell" ucap Vlo pasrah.

"Namaku Cornell dulu baru King" bantah Cornell.

"Raja memang selalu benar" finish Vlo. Sedangkan Cornell, dia tersenyum kemenangan.

Mereka tidak berhenti bicara hingga bel masuk berbunyi. Keadaan kelas yang tadinya ricuh pun menjadi tenang seketika.

Satu jam berlalu, kini waktunya bagi para siswa mengisi perut mereka. Tak terkecuali Cornell dan Vlo. Kini, mereka berdua sudah ada di kantin dan sedang menyantap makanan mereka.

Mereka makan dengan nikmat dan tenang. Namun, seketika ketenangan mereka terganggu karena kedatangan Vero dan Vano yang mendekat ke arah mereka.

Bruakk.

Vero menggebrak meja makan milik Vlo dan Cornell. Seketika semua pasang mata menuju ke arah mereka berempat.

"Minggir Lo berdua!" ucap Vero keras.

Vlo pun geram melihat perlakuan Vero yang menurutnya semena-mena. Dia pun berdiri dan menatap tajam ke arah Vero.

"Kamu lagi kamu lagi. Sepertinya aku sudah mulai bosan melihat wajahmu yang angkuh itu" oceh Vlo.

"Lo itu nggak tau apa-apa, jadi mending Lo diam aja sebelum gue bertindak kasar!" ancam Vero.

"Jangan pernah sentuh dia!" ucap Cornell tiba-tiba.

"Wah wah wah, udah mulai berani ya Lo ngelawan gue" sinis Vero.

"Cukup!!" bentak Vlo. Dia kemudian menatap marah ke arah Vero.

"Sudah aku peringatkan padamu, jangan pernah merusak ketenangan kami, atau kamu sendiri yang akan menyesal nanti!" ancam Vlo tepat di depan muka Vero.

"Ayo King" ucap Vlo kemudian pergi dengan membawa Cornell di sampingnya.

"Arghhh" teriak Vero frustasi.

"Ngapain Lo pada? Mau gue ambil tuh mata satu-satu?" bentak Vano dengan suara psychopat. Para siswa pun seketika bubar entah kemana.

"Pokoknya kita harus cari tau secepatnya siapa sebenarnya tuh cewek. Gue nggak bakal lepasin dia gitu aja" ucap Vero dengan suara seraknya.

"Lo tenang aja, masalah tuh cewek biar gue yang cari tau" timpal Vano. Mereka berdua pun tersenyum smirk.

"Permainan di mulai" batin Vero.

                       Part 5 selesai:)

             Tinggalkan jejak kakak♡‿♡

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmin Mubarak
sp vlo palingan ank yg pnya sekolahan😅😅😅😅
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status