Setelah Jason meneguk habis ramuan pemulih yang ia dapatkan dari sistem, hanya dalam jangka waktu hitungan detik saja, tubuhnya merasakan sesuatu yang terasa nyaman. Jason lalu Melihat ke bagian tangannya yang lebam akibat injakan dan pukulan yang ia terima dari anak-anak berandalan tadi. "Eh...? Tadi tanganku ini terasa sangat sakit. Tapi kenapa sekarang tidak terasa sakit lagi? Bahkan benar-benar sama sekali tidak terasa sakit...?" Jason berulang kali mencoba menggerakkan sendi pergelangan tangannya, yang tadi terasa sakit karena ada beberapa tulang yang bergeser, akibat ulah beberapa anak berandalan yang merampas uangnya tadi. "Heh...? Benar-benar pulih. Bahkan pergelangan kakiku yang terkilir pun, sekarang sudah kembali baik-baik saja." Jason juga melompat-lompat untuk memastikan bahwa kakinya yang tergelincir benar-bebar pulih.
"Luar biasa! Sungguh, aku tak percaya jika ramuan pahit yang aku minum tadi ternyata benar-benar dapat membuat tubuhku yang terluka kembali pulih." Di derasnya hujan yang belum berhenti, Jason yang berteduh di salah satu bangunan kosong, saat ini tengah merasa senang karena luka yang ia dapatkan dari para anak berandalan yang biasa merundungnya itu, kini telah benar-benar pulih. "Kalau begitu, hey Sistem! Apakah kamu juga bisa menyembuhkan penyakit Kakekku?" Tring! Sistem langsung menjawab. "Maaf, perintah dan pertanyaan yang Jason katakan tidak valid. Silahkan baca menu panduan untuk menggunakan Sistem agar Jason mengerti bagaimana cara Sistem bekerja." Jawaban itu terdengar dan juga tertulis di layar utama Sistem yang ada di hadapan Jason. "Oh, begitu. Aku kira, dengan bantuan Sistem, aku bisa menyembuhkan Kakekku dari penyakitnya." Ada sedikit rasa kecewa yang Jason Rasakan. Kemudian, Jason akhirnya teringat bahwa ia harus membelikan Kakeknya obat di apotik. "Astaga...! Benar juga, aku sampai lupa. Aku benar-benar bodoh...!" seru Jason yang kemudian menerobos derasnya hujan untuk kembali ke kolong jembatan tempat biasanya ia tinggal saat ini. Dengan tubuh yang basah kuyup, Jason bergegas masuk untuk melihat keadaan Kakeknya yang tengah sakit parah. Rupanya, Kakek yang merawat Jason saat dibuang oleh kedua orang tuanya itu, tengah mengidap penyakit yaitu Gagal Jantung. Penyakit ini harus ditanggapi dengan serius sejak dini, jika ingin menyelamatkan nyawa bagi para penderitanya. Akan tetapi, seperti yang kita semua tahu. Bagiamana kehidupan yang Jason jalani? Jangankan untuk membawa Kakeknya ke Rumah Sakit, untuk makan sehari-hari saja mereka masih kekurangan. Begitu miris kehidupan yang Jason hadapi saat ini. Dan setelah Jason berusaha keras mencari solusi untuk mengobati penyakit Kakeknya, namun sayangnya takdir berkata lain. Saat Jason kembali ke tempat tinggal biasanya yang berada di bawah kolong jembatan, ia menemukan sosok seorang lelaki tua yang sudah ia anggap sebagai kakek, Bahkan bisa dikatakan lebih seperti ke arah ayah kandungnya sendiri, telah terbaring lemah di ruangan yang sempit dan kotor itu. "Kakek...? Ini aku, Jason. Hari ini Jason hanya dapat mengumpulkan beberapa kilo barang bekas berjenis pelastik seperti biasa, Kakek. Tapi..., seperti yang Kakek tahu, Anak-anak berandalan itu lagi-lagi merampas uang hasil jerih payahku hari ini." Jason memegang tangan kakeknya. "Tapi Kakek jangan khawatir, besok aku pasti akan mendapatkan uang lebih banyak untuk membeli obat di Apotik untuk Kakek." Jason masih terus berbicara. "Dan Jason juga berjanji, Kakek. Jika besok ada gerombolan Anak-Anak Berandalan itu lagi, Jason akan melawannya! Jason sekarang punya kekuatan baru, Kakek." Jason mengangkat tubuh kakeknya yang tergeletak di lantai. Ia menggoyangkannya, dengan maksud dan tujuan agar Kakeknya bangun dan mendengar semua apa yang telah ia bicarakan. Namun sepertinya apa yang diharapkan Jason berbeda dengan kenyataan yang ada. Dia kemudian berteriak, "Kakek..., bangun Kakek...! Kakek dengar aku, kan?" serunya, yang akhirnya dengan kedua matanya meneteskan air mata yang jatuh begitu saja. Kini Jason telah sadar, bahwa Kakeknya telah tiada. "Kakek...! Bangun...! Kakek masih bisa kan, memarahi aku ketika aku bangun kesiangan?! Kakek...! Tidak...! Kakek...! Aku mohon, bangunlah Kakek...!" Di tengah derapan suara derasnya hujan, terdengar pula suara teriakan histeris Jason. Jason sangat terpukul dengan kepergian Kakeknya yang lebih dulu menghadap kepada Yang Maha Kuasa. Rasa sakit, perih, pedih dan semuanya bercampur aduk dalam hati Jason saat ini. Bagaimana tidak? Padahal hari ini ia mati-matian telah mempertahankan uang hasil mulung barang bekas yang akhirnya dirampas oleh sekawanan berandalan. Padahal, dia berniat untuk menggunakan uang itu untuk biaya pengobatan kakeknya. Namun, saat ia kembali dan bertemu sang kakek yang sangat ia cintai, ternyata kakek itu sudah tidak bernyawa lagi, karena kalah dengan penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya. Jason masih terus menangisi atas kepergian Kakeknya, di mana kakeknya itu adalah satu-satunya orang di dunia ini yang ia anggap sebagai keluarganya. Namun ternyata, takdir berkata lain. Dengan suasana yang masih turun hujan deras, Jason membawa jasad kakeknya untuk di kubur di halaman sekitar bawah kolong jembatan, di mana tempat biasanya ia tinggal. "Kakek..., aku tidak akan pernah melupakanmu..., hiks, hiks, hiks!" seru Jason yang sambil menggali lubang untuk menguburkan jasad kakeknya di tengah hujan deras yang kian menerpa. Dengan hanya bermodalkan sebuah cangkul milik kakeknya, dan ia juga hanya seorang diri, Jason trus menggali hingga lubang yang ia gali sudah terasa cukup dalam untuk menguburkan jasad kakeknya, barulah ia berhenti. Jason dengan penuh rasa sedih menguburkan kakeknya di tempat itu. Bahkan setelah ia selesai mengubur jasad kakeknya itu, ia tak langsung kembali ke gubuk tempatnya tinggal. Ia masih menangisi makam kakeknya, hingga tanpa sadar ia tertidur di atas makam kakeknya akibat kelelahan dan juga rasa lapar yang tengah ia rasakan. Keesokan harinya, Jason yang terbangun pun sadar, dan ia ingat kejadian kenapa ia bisa sampai tidur di tempat ia memakamkan jasad kakeknya. Jason kemudian bangkit, ia menatap ke arah langit dan kemudian berkata, "Ya..., Tuhanku..., ijinkanlah HambaMu ini merubah nasib! Aku tidak akan kuat jika harus merasakan nasib yang miris seperti ini terus...!" Tring! Namun, setelah Martis berdoa kepada Tuhan, bukan Tuhan yang menjawabnya. Melainkan ia mendengar suara dentingan dalam benaknya. Itu adalah suara yang dihasilkan oleh sistem saat akan memberikan pemberitahuannya kepada Jason. "Sistem mendeteksi bahwa saat ini Jason sedang mengalami stres berat. Jadi, Sistem akan memberikan Jason sebotol ramuan. Ramuan itu adalah ramuan untuk menenangkan jiwa, hati dan pikiran bagi orang yang meminumnya. Silahkan cek pada tas penyimpanan Sistem. Jason dapat mengambil hadiah tersebut. Ini adalah bonus yang Sistem berikan kepada Jason demi menjaga agar kesehatan Jason, yang di mana telah resmi ditetapkan sebagai User Terpilih dari Sistem, dan tak dapat diganggu gugat agar kondisinya senantiasa sehat, baik itu secara mental maupun fisik." Tanpa pikir panjang, dengan wajah yang masih nampak kacau itu, Jason memilih tombol untuk menggunakan ramuan yang diberikan oleh Sistem.Jason dan Susan awalnya pasrah saat digeledah. Karena Jason yang berpenampilan layaknya pemulung, awalnya ia tidak terlalu dicurigai. Namun saat mereka memeriksa Susan, penampilan Susan berbeda dari Jason. Dan lagi, wajah Susan berbeda dengan penduduk lokal. "Kau! Iya, kau! Kemari!" Susan ditunjuk, ia diminta untuk mendekat pada Komandan patroli itu. Akan tetapi, Jason dan Susan sudah tau jalan pikiran orang ini. Dia pasti ingin melakukan hal buruk pada Susan, seperti hal mesum contohnya. "Tidak, aku tidak mau mendekatimu! Tubuhmu bau, dan wajahmu juga jelek!" ungkap Susan dengan tegas. Jason sempat terkekeh mendengar ucapan Susan barusan. "Sialan! Beraninya kau menghinaku! Apa kau tidak tahu?! Aku ini Komandan di sini, hah?!" "Cuih...!" balas Susan yang meludah ke lantai. "Mau Komandan, kek, Jendral kek...! Memangnya aku perduli?!' sahut Susan, ini membuat amarah Komandan itu semakin memuncak. "Dasar tidak tahu malu! Akan aku beri pelajaran kau, ya!" Komandan itu membe
Jason dan Susan langsung mencari dan mendekati sumber suara dari wanita tadi. Dan saat tiba di lokasi, Jason melihat ada seorang gadis yang tengah dikepung oleh empat pria. Nampaknya pria-pria itu adalah tentara dari para penjajah. "Apa yang akan mereka lakukan pada Gadis ini?" tanya Jason pada dirinya sendiri. "Sepertinya mereka adalah para tentara mesum! Aku tidak akan membiarkannya!" Susan kemudian berinisiatif maju terlebih dahulu. Sebenarnya Jason ingin melihat dulu apa yang terjadi. Namun, Susan yang tersulut amarahnya malah maju terlebih dahulu. Alhasil, Jason hanya bisa mengikuti alur yang ada. "Dasar kalian para lelaki bajingan...!" teriak Susan dengan lantang, ia pun menendang dua orang yang ada di hadapannya. "Sialan! Siapa kamu?!" teriak pria yang lainnya. "Wah..., ternyata ada Gadis cantik lainnya di sini, hahaha...!" Rekan pria itu tertawa bangga dengan aura mesum yang memancar. "Benar-benar bajingan...!" Amarah Susan semakin memuncak. "Aku suka Gadis yang
Ternyata, Jason pergi ke salah satu Negeri yang sering di perbincangkan dunia, yaitu Negeri Tanah Suci. Dan saat pergi, Jason juga sengaja berpenampilan layaknya seorang pemulung. Jason sengaja melakukan itu guna menutupi identitasnya.Dan pada suatu malam, Jason kedapatan sebuah pesan dari Susan melalui sistemnya. Susan menanyakan di manakah keberadaan Jason saat ini. Jason pun tidak menyembunyikannya, ia memberi kabar pada Susan bahwa saat ini tengah berada di Negeri Tanah Suci."Apa...? Negeri Tanah Suci...?! Jason...?! Kamu ini, ya...! Bukankah Negeri itu saat ini tengah konflik besar?! Dan lagi, kenapa baru bilang sekarang?! Kalau begitu baiklah, aku akan menyusul mu sekarang juga!" Begitulah isi pesan terakhir Susan yang kemudian Jason coba hubungi lagi namun tidak ada jawaban."Gawat! Jika Susan kemari, maka akan sangat berbahaya! Argh...!" Jason menyesal telah memberitahu Susan. Karena niatnya, Jason mang tidak mau melibatkan Susan dalam bahaya. Tapi sayangnya, Jason tidak men
Di tengah pikirannya yang sedang bingung, Jason akhirnya pergi menemui orang tuanya untuk mencari solusi. Setelah tiba di kediaman ayahnya, tanpa basa-basi Jason mengungkapkan keraguan dalam hatinya. "Ayah, menurut Ayah, bagaimana jika aku mengundurkan diri dari posisi Menteri?" Ayah Jason menatap Jason penuh arti. Ayahnya tidak langsung menjawab. Dan setelah sekian detik berpikir, ayah Jason pun berkata, "Nak, jika memang kamu merasa lebih baik mengundurkan diri, maka lakukanlah. Tapi, kalau menurut Ayah, sih..., coba kamu pikirkan kembali. Apakah masalah-masalah besar di Negeri kita ini sudah terselesaikan?" Jason berpikir, lalu menjawab, "Hem..., memang benar, belum semua masalah besar teratasi. Tapi setidaknya, aku sudah berhasil menyingkirkan semua Mafia dan antek-anteknya di Negeri kita ini, Ayah. Dan aku rasa..., masalah lainnya mungkin bisa diselesaikan oleh mereka." Mereka yang Jason maksud adalah Presiden dan jajaran Militer yang saat ini memimpin. Kemudian mereka
Jason akhirnya telah mencapai Sistem kelas dua tingkat menengah. Karena ia sudah mencapai tingkat menengah, maka di kemudian hari, Sistem akan memberikan hadiah yang setimpal sesuai level yang ada. Tring...! "Selamat...! Kini Sistem telah naik ke peringkat dua. Jason harus lebih berhati-hati saat menggunakan Sistem di kemudian hari...!" Jason menggaruk kepalanya sendiri, dia benar-benar merasa bingung dengan Sistem yang ada padanya saat ini. Namun, kemudian Jason teringat akan suatu hal, yaitu tentang Susan. 'Sistem, bukankah aku dan Susan sempat bertukar jiwa? Tapi kenapa..., aku merasa biasa saja?' Jason berpikir sejenak. 'Oh, iya, sekarang bagaimana keadaan Susan?' Tring! "Keadaan Susan saat ini baik-baik saja. Akan tetapi, jika ia terus melakukan teknik menguras jiwa, maka jiwanya akan benar-benar hilang, dan tak dapat dihidupkan kembali." Kemudian Jason berpikir keras. Apa yang harus ia lakukan agar Susan bisa senantiasa baik-baik saja? 'Ah..., sudahlah. Lagi pu
Setelah bertahun-tahun Jason berkarir, tatanan Negeri Onde-ondesia benar-benar berubah. Kenapa bisa berubah? Itu semua bisa berubah karena sikap dan sifat yang Jason miliki adalah jiwa kepemimpinan murni. Jason tidak segan untuk terjun langsung membantu warganya yang tengah kesulitan akan suatu hal. Terkadang..., justru ia memberikan dedikasi pada warga sekitar. Di mana ada kejadian, pada hari tepat seratus hari Jason menjabat sebagai Menteri di Negeri Onde-ondesia ini, Dia melakukan pembongkaran pada bangunan yang memang tidak sesuai pada tempat dan aturannya. Pokoknya, apapun yang Jason lakukan untuk Negeri ini, dia telah berusaha sekuat tenaga demi untuk memajukan dan memakmurkan masyarakat, Jason rela tidak menerima gajinya sebagai seorang Menteri. Pada suatu hari, kebetulan suasananya cerah, Jason sengaja menyuruh anak buahnya mengumpulkan semua Masyarakat di Alun-alun. Dan akhirnya, setelah persiapan di alun-alun selesai, acara yang utama segera dilaksanakan, yaitu perekrutan