Sekembalinya Adi ke rumahnya, dia masih berpikir dengan bimbang apa yang telah dilaluinya. Sebagai lelaki, tak pernah terlintas dalam benaknya untuk melakukan hubungan intim dengan seorang gadis sebelum waktunya nanti tiba. Memang ada rasa penasaran akan hal itu, namun dia selalu menepis pikiran itu karena dia berpikir realistis. Jika hanya akan menyebabkan luka pada gadis itu, bukankah lebih baik menghindarinya? Tentunya berbeda jika sudah sah menjadi sepasang suami istri.
'Ahhh, bagaimana yaa rasanya memecah keperawanan?' dalam pikirannya hanya pertanyaan itu yang terlintas.
Namun Adi sadar, dia punya pacar seorang Vita. Dan Vita saat ini sudah tak perawan lagi. Keinginan dan rasa penasaran dalam pikirannya seketika memudar.
'Ahhh, aku tak peduli tentang status apapun itu. Yang paling penting aku cinta dia. Aku akan menerima segala kekurangannya.' gumamnya dalam hati.
Siapa yang tak menyesal jika mengetahui fakta yang sesungguhnya? Namun lagi-lagi dia menye
" Ujang?? Ngapain dia kemari?" Tiko berbisik ke telinga Karjo. Bagaimanapun, Tiko juga mengenalnya. Siapa yang tak mengenal Ujang? Sosok pria kekar yang sering dipanggil 'Kang Ujang' dalam kelompok Adi seumuran dengan mereka. Kang Ujang merupakan sosok yang berpengaruh. Dia punya banyak kenalan orang penting di Kota. Sosoknya dikenal luas karena dia juga pendiri organisasi berbasis suporter sepak bola. Dia juga yang menjadi 'Jenderal' organisasi suporter itu. Bahkan banyak diantara kelompok Adi yang masih belum mengenal sosoknya yang misterius. Yang mereka tahu, Kang Ujang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan berjiwa besar. Hal itu yang mendasari kelompok Adi sering berkunjung dan selalu memberi kabar jika mereka tengah berkumpul. Meskipun kadang tak jarang juga Kang Ujang melewatkan undangan itu karena berbagai urusan yang tak pernah diketahui oleh kelompok Adi.Kembali pada kubu Karjo dan Tiko yang tengah berkeringat dingin melihat Ujang yang juga tengah mendekat dengan beb
Jika digambarkan seperti apa suasana kala itu, terlihat seperti di film jepang yang terkenal di era 20-an. Seorang yang gagah berani tanpa seseorang di belakangnya dan berusaha menghadapi sekelompok musuhnya seorang diri. Hahahaha!Tapi ini bukan seperti itu, Desta adalah bajingan dan bukan seorang seperti Genji Takiya. Dia berdiri sendiri ditinggalkan temannya karena ulahnya sendiri. Seseorang yang berkata dan melangkah maju itu bukanlah Adi, tetapi Johan." Kau mengerti sekarang?? Teman tak kan pernah bisa dibeli dengan uang. Kau memang terbiasa dengan banyak orang disekelilingmu, tapi mereka bukan menganggapmu teman. Kau sudah berulang kali kuperingatkan saat aku berada di kelompokmu dulu. Sekarang kau tahu?? Teman yang sebenarnya, akan bergerak dengan sendirinya membantu teman yang sedang mendapat masalah." Johan menggertakkan beberapa jarinya dengan menatap penuh dendam pada Desta.Adi ingin melangkah maju, namun dengan cepat dihentikan oleh Kang
Suara itu berasal dari tendangan Kang Ujang dan teriakan erangan dari Desta. Ingin sekali rasanya Kang Ujang membinasakan bocah yang tanpa rasa penyesalan itu. Namun dia berpikir ulang. Karena bilamana itu terjadi, dia pun juga tak akan bisa lari dari hukuman yang sangat berat nanti.Tak lama berselang sirine polisi terdengar semakit mendekat. Dua mobil polisi mendekati lokasi dan berhenti tepat di sebelah Kang Ujang. Dengan menodongkan pistolnya ke arah Kang Ujang " Jangan bergerak! Tiarap! Tiarap!" Bentak salah satu dari mereka.Kang Ujang mengangkat tangannya. Salah seorang dari mereka segera menarik tangan Kang Ujang lalu memborgolnya.Desta yang saat itu tersungkur segera di larikan ke Rumah sakit karena luka-lukanya yang sangat parah. Sebelum Kang Ujang menaiki mobil polisi, seseorang berteriak memanggilnya lantang." Tunggu!" Itu suara Ratno. Disini memang bukan wilayahnya, namun dia tak bisa diam saja mengetahui adiknya yang terluka parah." Apa
Tepat setelah mereka berpisah, Johan bermaksud mengantarkan Fanya kembali ke tempatnya bekerja di daerah Anjungan. Adi dan Vita juga memutuskan untuk pulang.Sesaat sebelumnya, saat mereka berempat asyik mengobrol, tanpa mereka sadari ada dua orang yang dengan sengaja mendekat pada motor Johan. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti terlihat mencurigakan.Singkat cerita, pada saat Johan mengantarkan Fanya ke arah Anjungan, ada suatu hal berbeda yang dirasakan Johan pada motornya. Namun karena mepetnya waktu dan saat yang sama Fanya harus segera bekerja, Johan tak menghiraukan hal itu.Daerah Anjungan terkenal dengan kelokan dan turunan yang curam, kondisi motor harus benar-benar fit jika melewati daerah itu. Dan hal itu yang memungkinkah dua orang tadi sengaja mengotak-atik motor Johan.Petaka terjadi tepat pada jalan turunan yang berkelok, motor Johan tak bisa di kendalikan karena remnya blong. Dia mencoba menghentikan laju motornya dengan cara menabrakka
Rumah Desta seketika ramai mendengar suara pintu yang di dobrak paksa oleh petugas. Desta yang saat itu tengah di kamar, dengan wajah takutnya menuruti apa yang diperintahkan oleh petugas." Ampuunn, pak! Ampuuunnnn!!" Desta merengek dan menangis ketika itu. Dia juga sebenarnya tak berniat membunuh. Namun semua sudah terlambat. Alasan apapun tak kan bisa mengubah fakta bahwa Desta telah menghilangkan nyawa Johan dan Fanya.Ratno, yang mendengar berita itu juga tak bisa berbuat apa-apa. Dia menatap sayu Desta yang digiring petugas menuju mobil Polisi. Adiknya benar-benar sudah kelewat batas wajar.Hal yang sama juga terjadi di rumah Barjo. Meskipun Dia hanya menemani Desta waktu itu, namun Dia tak menduga bahwa hal itu dapat menyebabkan dua orang kehilangan nyawa karena ulah mereka.*Setahun kemudian. Di suatu Aula, sebuah acara digelar untuk Wisuda SMA tempat Vita menimba ilmu. Vita telah menyelesaikan studinya selama 3 tahun penuh. Dia termasuk
Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk
Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah
Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur