Share

24 ☆ Kau Milikku!

Setiap kalimat yang diucapkan oleh staf, terdengar begitu sopan sampai di telinga Kara. Meski pada kenyataannya, perkataan itu bagai sebilah pedang tanpa mata.

Sambil memasang senyum palsu, ia mengambil dua paper bag itu dan berlalu pergi dari sana. Kakinya melangkah dengan asal, entah kemana dua kakinya membawa tubuhnya pergi.

Senyum kecut terbit di bibir mungil Kara, "Ponsel tertinggal katanya? Bukankah itu memang di sengaja? Dia tidak membiarkan aku bersiap, bahkan untuk sekedar mengambil dompet dan ponsel."

Marah, kesal, dan sedih. Semua berkumpul, menjelma menjadi sebuah anak panah yang langsung menembus dadanya. Membuat napas terasa sesak dan berat untuk beberapa saat.

Rasanya ingin mengutuk, tapi tidak tahu harus mengutuk siapa. Dia benar-benar dibuat tak berdaya oleh keadaan, baik itu posisinya sebagai pembantu atau sebagai orang biasa yang tidak memiliki kekuasaan apapun.

Kara terus berjalan sambil menenteng dua paper bag dan segelas es kopi pesanan Alexa, melangkah pulang de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status