Share

Kita Hanya Menikah
Kita Hanya Menikah
Penulis: Mama Lana

Kesalahan

Elisa mematut penampilannya di depan cermin, dengan gaun malam berwarna peach dan sedikit memoles wajahnya agar terlihat segar, gadis itu berjalan mantap ke arah kamar Arya yang berjarak tiga kamar dari tempatnya menginap. Malam ini Elisa akan kembali merayu Arya dan berusaha memisahkan laki-laki itu dari wanita yang sangat ia benci.

"Ngapain kamu malam-malam datang ke kamarku!" tanya Arya ketus. Laki-laki itu memasang wajah kesal saat melihat tamu yang tengah berdiri di depan pintu.

"Kak Arya, bolehkah aku meminjam changer punyamu? Aku lupa tidak membawanya," kata Elisa basa-basi, dia tidak ingin Arya curiga dan mengetahui rencana sebenarnya.

"Maaf Lis, aku juga sedang memakainya!" tolak Arya halus.

"Sebentar saja, Kak? Aku ada urusan penting dan harus segera menghubungi Papi." Elisa memberikan alasan yang masuk akal pada Arya.

"Maaf Lis, sekali lagi tidak bisa! Aku juga sedang memakainya, dari tadi siang hp ku mati. Aku takut membuat istriku cemas karena tidak bisa menghubungi." Arya menekan kan kata istri pada kalimat terakhirnya.

"Tapi, Kak?"

"Kamu bisa pinjam punya Roy, tidak mungkin kalian kompak tidak membawa changer semua 'kan?" ucap Arya tegas.

"Em...baik lah, nanti aku akan coba pinjam punya Roy saja." Elisa mengalah daripada membuat Arya curiga jika ia terus memaksa.

"Apa Kak Arya tidak ingin mengajakku untuk masuk?" Elisa sangat berharap Arya mengajaknya masuk sebentar agar ia bisa leluasa menjalankan rencana nya.

"Kembali ke kamarmu, aku ingin istirahat!" tolak Arya tegas.

"Kak...? Kamu curiga, aku akan macam-macam di kamarmu?" Gadis itu pura-pura kesal, padahal ini senjata terakhir yang ia punya agar ia punya kesempatan mendekati laki-laki itu lagi.

"Sekali lagi aku tegaskan! Jangan pernah mendekatiku lagi!" Arya benar-benar geram, seharusnya ia bisa langsung tidur, tapi karena kedatangan Elisa ia harus menunda waktu istiratnya, padahal tubuhnya sudah sangat lelah.

"Kenapa Kak Arya tidak bisa melihatku sedikit saja?" mata gadis itu sudah berkaca-kaca.

"Sekalipun kamu berusaha, aku tidak akan berpaling dari istriku, karena aku begitu mencintainya."

Sesaat semua terasa sesak. Ada apa dengan dirinya? Elisa juga tak kalah cantik dari Rengganis?

Jika saja wanita itu tidak hadir di antara mereka, mungkin cinta yang begitu besar akan menjadi miliknya.

Elisa memutuskan untuk kembali ke kamar dengan perasaan yang sangat hancur, dia melampiaskan kekesalannya dengan menghancurkan barang-barang yang ada di dalam.

Untuk menghilangkan kesedihannya Elisa berniat keluar sebentar dan menghirup udara segar. Di raihnya kunci mobil yang berada di atas nakas, dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar hotel.

"Mau kemana gadis itu malam-malam?"

Seorang Pria yang tak sengaja keluar kamar melihat Elisa yang berjalan tergesa-gesa menuju parkiran.

Pria itu terus mengikuti Elisa hingga gadis itu pergi dengan mobilnya, karena tidak ingin kehilangan jejak Pria itu pun memanggil taksi untuk bisa menyusul kemana gadis itu akan pergi.

"Club malam? Untuk apa bocah itu datang ketempat seperti ini?" gumamnya.

Elisa masuk ke dalam dan duduk di salah satu kursi tamu VIP. Dia juga memesan beberapa minuman yang bisa membuatnya mabuk.

Ya, dia ingin sejenak melupakan Arya, melupakan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

Dari kursi lain Pria itu terus saja mengawasi Elisa yang terlihat sudah sangat mabuk, bahkan beberapa pria asing mulai berusaha mendekatinya.Tidak ingin sampai Elisa kenapa-kenapa Pria itu segera menghampiri Elisa yang hampir saja akan di bawa pergi entah kemana.

"Lepaskan tanganmu dari tubuh gadis itu!" ucap Pria itu setengan berteriak.

"Hei, kau siapa?" tanya Pria asing tadi.

"Dia wanitaku, cepat lepaskan! Brengsek!" maki Pria itu lagi.

"Baiklah. Silahkan kau bawa, maaf aku tidak tau kalau dia wanita mu," ucap Pria asing itu lalu meninggalkan Elisa.

Pria itu segera membawa Elisa untuk keluar dari tempat terkutuk itu.

Dia segera mendudukkan Elisa yang sudah sangat mabuk,dan melajukan mobilnya kembali ke hotel.

Sampai di parkiran hotel,Pria itu kembali memapah Elisa menuju kamarnya.sepanjang lorong menuju kamar,gadis itu terus meracau tidak jelas,bahkan sempat memukul-mukul dada Pria itu.

"Kau jahat Kak, hiks.., kenapa kau jahat sekali," racau Elisa tidak jelas.

"Dasar gadis merepotkan," umpatnya.

Pria itu segera membawa Elisa masuk kamar,dan membaringkan tubuh gadis itu di atas tempat tidur.

Dia melihat sekeliling kamar yang sangat berantakan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

Pria itu menyelimuti Elisa dan berniat dan berniat untuk kembali ke kamarnya, namun tiba-tiba saja sebuah tangan menariknya.

"Jangan tinggalkan aku," racaunya.

"Tolong temani aku kali ini saja," kata Elisa dengan mata yang masih terpejam.

"Baiklah aku akan disini menemanimu, sekarang tidurlah," ucap Pria itu.

Senyum tertarik di sudut bibir Elisa, bukannya tidur Elisa kembali menarik Pria itu hingga keduanya jatuh di atas tempat tidur. Lantas tangan Elisa bergerak sesuka hati.

"Tolong Nona, jangan seperti ini." Melihat gelagat yang aneh, pria itu ingin segera menghentikan. Dia tidak ingin jadi pengecut, apalagi perusak dari gadis yang tengah mabuk.

"Kak, aku mencintaimu.

"Aku bukan kekasihmu, kau salah orang," ucap Pria itu frustasi. Bagaimana tidak, kini dia berada satu ruangan dengan seorang gadis cantik yang tengah mabuk dan menganggapnya sebagai kekasihnya.

"Tolong Kak, kali ini saja," kata gadis itu memelas.

"Tapi...?"

Belum sempat Pria itu menjawab, tiba-tiba Elisa kembali menyerangnya.

Kali ini sungguh dia tidak bisa lagi menolak, dia juga seorang Pria ormal yang pasti akan tertarik jika di suguhi gadis cantik.

"Maafkan saya Nona, Anda yang memulainya lebih dulu," ucap Pria itu membalas perlakuan Elisa.

Dan malam itu keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Saat permainan selesai Pria itu berguling ke samping, dan memeluk tubuh gadis itu.

Dengan mata yang masih terpejam Elisa tersenyum,

"Kak Ar---..., aku mencintaimu."

Pria itu tampak membeku setelah mendengar nama yang baru saja gadis itu ucapkan. Ia pikir Elisa masih sedikit sadar dan melihat jelas siapa pria yang tengah bersamanya.Tapi ternyata, Elisa menganggapnya Arya, laki-laki yang sudah jelas memiliki istri dan sebentar lagi akan memiliki anak.

Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur. Kini ia hanya bisa diam dan pura-pura tidak mengetahui apapun kejadian malam ini.

Pria  itu bangkit dan membereskan pakaiannya yang tadi sempat tercecer di lantai, lalu menyelimuti tubuh gadis itu yang masih tampak polos agar tidak tercium dinginnya angin malam.

Sebelum Elisa tersadar dan memergokinya, ia segera melangkah menuju pintu dan meninggalkan gadis itu seorang diri.

Aku harus bagaimana?

Pria itu mengacak rambutnya kasar, memikirkan cara agar Elisa tidak menyadari kalau yang bersamanya tadi adalah dirinya.

Ya CCTV,itu lah satu-satu barang yang harus segera ia amankan, sebelum orang lain melihatnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status