Share

Teror

"Tidurlah." Luke berbicara lembut saat mata Rena terlihat telah redup. Ia tahu Rena lelah. Ia masih belum pulih dan ia tengah mengandung, terlebih mereka baru saja melakukannya. Luke bisa mengerti kalau Rena merasa lelah.

"Ya. Tapi jangan tinggalkan aku." Rena berujar lirih dengan suara yang serak, matanya perlahan tertutup dan tidur lelap benar-benar menjemputnya. Tidur yang tiba-tiba nyenyak seakan mengganti seluruh lelahnya.

Luke sedikit tersenyum. Entah apa yang membuatnya ingin tersenyum, tapi ia tiba-tiba saja tersenyum. Ia merebahkan tubuh perlahan di samping Rena, menatap langit-langit ruangan yang mewah. Ia tidak mengantuk karena telah tertidur terlalu lama, tapi ia juga tidak ingin pergi seakan sesuatu tengah menahannya. Bayinya, mungkin bayinya yang menahannya. Terdengar menggelikan. Tapi percaya atau tidak, Luke benar-benar merindukan bayinya.

"Ayah tidak akan meninggalkanmu." Luke bergumam kecil lalu memiringkan tubuh untuk menatap Ren

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status