Share

Bab 104

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-16 09:37:56

“Indra, sekali ini saja,” mohon Rina.

Tubuh Indra membeku. Dia membiarkan Rina memainkan tangannya pada dada Rina. Sebagai seorang lelaki yang kini sudah normal, tentu saja itu sangat mengganggu. Ada bagian dari tubuhnya yang kini meronta, meminta untuk keluar.

Bahkan, kedua sisi hatinya berperang. Sisi baik menolak karena Rina adalah adiknya dan sisi jahatnya terus menghasut agar Indra tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Bukan salah kamu, Indra. Dia yang datang sendiri kepadamu dan menyodorkan tubuhnya, sayang kalau diabaikan,” ujar setan dalam dirinya.

Indra sedikit menggerakkan tangannya, meremas dada Rina.

“Terus, Indra,” ujar Rina yang benar-benar sudah hilang kewarasannya.

Dan seketika Indra tersadar, dia tahu ini salah. Dia tidak boleh melakukan ini kepada Rina, karena Rina sudah dia anggap sebagai adiknya. Dia tidak boleh melakukan hubungan itu kepada adiknya.

“Stop, Rina! Jangan gila!” teriak Indra mendorong tubuh Rina.

Tangannya dengan cepat merebut kunci kamar yang ada di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 142

    "Bu...""Jangan mendekat! Kau jahat!" teriak Seva lagi.Seva menunjuk ke arah Indra dengan tajam. Matanya menyala merah.Salsa berusaha menenangkan dengan memeluknya.Sementara Indra memegang wajahnya yang terasa panas akibat tamparan dari Seva tersebut.Iya, Indra lah yang ditampar oleh Seva dengan begitu keras. Bahkan tatapan matanya menunjukkan kebencian yang begitu besar kepada Indra.Sungguh tidak disangka kalau Seva menampar Indra. Awalnya Indra menyangka kalau Seva mengenalinya dan menyadari kalau kini anaknya sudah besar."Sayang, aku ajak ibu masuk ya," ujar Salsa kepada sang suami."Iya, Sayang.""Kamu gapapa?" tanya Salsa khawatir.Indra mengangguk sambil tersenyum. "Aku gapapa."Salsa kembali mendorong kursi roda Seva ke kamarnya, tidak banyak bicara.Apalagi melihat Seva sedang begitu emosional. Bahkan, dia memegang besi pegangan kursi itu sangat erat.Mungkinkah, Seva melihat Indra mirip Tomy. Dan, dia begitu dendam kepada Tomy?"Suster, tolong tenangi ibu ya," ujar Sal

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 141

    "Bagaimana dengan kalian?" tanya Indra kepada Rudi yang tampak sedang menikmati rokoknya di pagi hari."Lita masih berpikir, Pak.""Kamu tetap memaksanya bekerja?" tanya Indra sambil menatap sang ajudan lekat-lekat."Maunya sih begitu, biar ibuku ada temannya," jawab Rudi."Kendalanya apa?""Lita masih mau kerja. Dan juga kan, kebetulan kami bisa bekerja di satu tempat," jawab Rudi sembari mengembuskan asap rokoknya.Indra mengangguk. "Sepertinya kamu yang harus mengalah dan pahami lagi tujuan kalian menikah. Kalau untuk teman ibumu, kamu bisa sewa perawat.""Saya sih maunya begitu, Pak. Tapi, Ibu saya memaksa istri saya harus tinggal bersama dengannya.""Apa ibumu bisa meyakinkan akan memperlakukan istrimu dengan baik?" Rudi tidak menjawab, dia sendiri pun mungkin bingung dengan keinginan ibunya.Rudi seperti sedang makan buah simalakama. Dimakan mati emak gak dimakan mati bapak.Padahal seharusnya, ibunya yang mengerti keadaan anaknya, bukan malah membuat anaknya ragu."Berikan pen

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 140

    Akhirnya, hari pernikahan Indra dan Salsa tiba..Tawa dan tepuk tangan bergema, memenuhi ruangan yang dipenuhi bunga segar. Kilau lampu kristal menari di permukaan meja, menyilaukan mata seolah ingin menegaskan bahwa hari itu hanyalah tentang kebahagiaan. Semua orang larut dalam suasana, namun di balik senyum yang ia pajang, dada Indra menyimpan sesuatu yang tak bisa dibagikan kepada siapa pun.“Indra,” suara berat Tomy terdengar di telinga. Pria paruh baya itu menepuk bahu Indra dengan bangga. “Kamu membuat Papa terharu hari ini. Kamu tampak dewasa, bertanggung jawab, dan bahagia.”Indra membalas dengan senyum kecil. “Terima kasih, Pa.”Yulia ikut mendekat, meraih tangan Salsa. “Kau sekarang resmi menjadi bagian keluarga ini. Kami bangga padamu, Nak.”Salsa tersipu, lalu menunduk sopan. “Aku yang berterima kasih. Papa dan Mama menerima aku dengan terbuka, meskipun tahu darimana aku berasal.”Indra menatap keduanya. Dari luar, semua tampak sempurna, orangtua yang penuh cinta, istri

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 139

    "Aku harus mencari tahu."Indra tersenyum ke arah Salsa. Di dalam kepalanya, dia yakin kalau memang apa yang terjadi pada ibunya asal muasalnya pasti karena Tomy."Kenapa kamu malah mencurigai Papa? Bukankah Papa yang telah mempertemukan kamu dengannya? Papa juga yang membiayainya, dan itu tidak murah," tanya Salsa heran.Apalagi, menurut Tomy juga apa yang dia lakukan juga atas persetujuan Yulia, istrinya."Justru itu letak anehnya," jawab Indra."Kenapa?""Sejatinya, seorang wanita itu pasti tidak akan senang kalau pasangannya memikirkan orang lain, apalagi itu mantannya. Meskipun katakanlah ibu tidak lagi waras. Biasanya, yang sudah mati saja kerapkali dianggap saingan. Tapi, ini Mama Yulia santai banget," jawab Indra."Bukannya bagus? Itu artinya Mama Yulia sangat baik dan bisa menerima Papa apa adanya.""Menerima apa adanya, atau karena ada apanya?" tanya Indra."Aku angkat tangan, aku gak ngerti loh maksud kamu," ujar Salsa.Indra tertawa. "Siapa tahu, aku dan ibu sengaja di tum

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 138

    "Hah? Kenapa harus yang ini?" tanya Indra setengah tidak percaya dengan apa yang dia lihat."Ini sangat menarik, ceritanya berbeda dari yang lain."Tomy hanya bisa menahan senyum. Dia tahu, Indra sangat malu dengan buku-bukunya yang terdahulu.Dan Yugo malah memilih buku yang tidak ingin Indra ingat."Hasrat Menggelora di Bilik Tetangga."Itulah buku yang dipilih oleh Yugo, yang akan diadaptasi ke film komedi romantis. "Tapi, buku ini isinya..."Indra bahkan tidak sanggup meneruskan kata-katanya. Mengingat isi buku itu benar-benar kacau dan memalukan baginya."Saya sudah membaca, ini lucu dan juga masih aman untuk difilmkan," jawab Yugo."Kalau menurut Bapak demikian, saya menurut saja," ujar Indra.Sebenarnya, Indra berharap kalau Yugo meminang buku terbarunya yang menjadi best seller untuk diadaptasi menjadi film.Tapi, malah buku yang tidak di duga-duga."Mengenai pembagian hasil...""Saya belum berpengalaman untuk hal ini, Pak. Jadi, saya percaya saja kalau Bapak tidak akan mencu

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 137

    Indra menghentikan langkahnya, dia melihat ke arah Seva.Tapi, wanita itu masih sama saja. Tanpa ekspresi. Bahkan tidak menunjukkan kalau dia baru saja memanggil Indra."Ini Indra, Bu," ucap Indra mendekat.Indra meraih tangan Seva, berharap wanita itu mengenalnya.Tapi, Seva masih sama saja. Dia malah menggeleng. "Indra menangis, dia pasti lapar," gumam Seva.Indra memejamkan matanya. Waktu untuk wanita ini terhenti saat Indra kecil. Berarti, ada kemungkinan dia meninggalkan Tomy bukan karena keinginannya, tapi sebuah keterpaksaan."Indra mencariku," sambung Seva lagi.Indra menatap Tomy. "Apakah benar dulu dia meninggalkan Papa?"Tomy mengangguk. "Iya. Tapi, Papa tidak tahu apa masalahnya. Dia tidak meninggalkan pesan ataupun tanda.""Terus?""Papa sudah berusaha mencari, tapi tidak menemukannya," jawab Tomy."Jangan-jangan waktu itu dia pergi karena ada yang memaksanya," gumam Indra."Entahlah, waktu itu tidak ada yang melihatnya. Juga, tidak ada cctv. Jadi, Papa benar-benar tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status