Share

Bab 6 Bertemu Lelaki Jutek

"Sabar dong Pak! Ini aku juga lagi mundur, kalau mau cepat biar mobil Bapak saja yang mundur dan biar mobilku yang lewat duluan," jawab Mayla kesal. Dan celakanya, mesin mobil Mayla tiba-tiba mati, mobilnya mogok disaat yang tidak tepat.

Tiiiin....Tiiiin.....Tiiiiiin!!

"Hei! Kok malah berhenti? Gimana mobilku bisa keluar kalau begini?" seru lelaki yang ada di mobil. Dengan cepat ia keluar dari mobilnya lalu menghampiri Mayla dengan wajah juteknya.

"Ma-maaf, mobilku tiba-tiba mogok," ujar Mayla gugup.

"Damn!! Buka kap mesin mobilnya!" seru lelaki itu lalu membuka kap mesin mobil Mayla. 

Mayla yang ikut turun, diam-diam memperhatikan lelaki yang sedang mengotak-atik mobilnya itu. Dari penampilannya, sepertinya dia sebaya dengan Adam, wajahnya tampan namun karena enggan tersenyum, aura intimidasi lelaki berkacamata hitam itu menjadi begitu terlihat.

"Biar aku yang menggeser mobilmu, merepotkan saja!" ujar lelaki itu lalu masuk ke dalam mobil Mayla seakan sudah sangat yakin kalau mobil Mayla sudah tidak mogok lagi.

Dan benar saja, mobil Mayla tidak mogok lagi. Lelaki itu lalu memundurkan mobil Mayla. Setelahnya ia turun dari mobil Mayla lalu kembali ke mobilnya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, lelaki itu sudah melaju dengan mobilnya.

"Huh, dasar sombong!" cetus Mayla. "Siapa sih Pak dia?" tanya Mayla pada Sapto, security sekolah Alex.

"Dia itu Pak Wirya Sasongko, pengacara terkenal Bu, dia keponakan dari pemilik sekolah ini," jawab Sapto.

"Wirya Sasongko..." gumam Mayla.

***

"Mas, kita jadikan mengantar surat ini pada Mayla?" Arumi duduk di pangkuan Adam dengan manja. 

"Jadi Sayang, tapi setelah aku menyelesaikan pekerjaanku dulu, proyek ini harus secepatnya rampung," jawab Adam seraya menggamit pinggang ramping Arumi.

"Oh iya, aku lupa kalau calon suamiku ini seorang kontraktor ternama, makanya sibuk melulu," cebik Arumi.

"Kamu harus maklum ya Sayang, aku janji setelah ini kita akan menemui Mayla dan menyuruhnya untuk menandatangani surat itu," ujar Adam.

"Kamu yakin kalau kita nanti akan memenangkan hak asuh Alex Mas?" Tanya Arumi.

"Tentu saja, aku yakin Wirya Sasongko bisa memenangkan aku di pengadilan nanti, dia itu pengacara hebat. Dia teman satu angkatanku saat kuliah dulu," jawab Adam yakin.

Arumi terdiam, sejujurnya dirinya tidak terlalu peduli dengan Alex. Bahkan kalau boleh jujur, Arumi ingin agar Alex tidak lagi ada di kehidupannya dan Adam. Bukankah nanti dirinya dan Adam akan memiliki anak sendiri, jadi ngapain repot-repot ngurusin anak Mayla? 

Tapi karena mau mengambil hati Adam, mau tak mau Arumi harus berakting seolah sangat menyayangi Alex. Demi Adam, Arumi akan melakukan apapun itu. Lagipula jika hak asuh Alex berhasil Adam rebut, pastinya Mayla akan sedih sekali. Dan Arumi akan sangat bahagia apabila Mayla bersedih.

"Makin cepat surat ini ditandatangani oleh Mayla, makin cepat pula perceraian kalian akan diputuskan," ujar Arumi.

"Iya Sayang aku tau itu. Tunggu sebentar lagi ya!"

"Cium dulu," rengek Arumi seraya menunjuk bibirnya yang memakai lipstik berwarna merah menyala.

Adam terkekeh lalu menyambar bibir Arumi dengan rakusnya. Hingga keduanya kesulitan bernapas, barulah mereka melepaskan ciuman itu.

"Aku tunggu di cafetaria depan ya Sayang, cepat selesaikan pekerjaanmu lalu kita temui Mayla." Adam mengangguk, lalu Arumi melangkah meninggalkan ruangan kerja Adam, ia memilih menunggu di cafetaria dekat kantor Adam.

Setelah pekerjaannya selesai, Adam meninggalkan kantornya lalu menjemput Arumi di cafetaria. Keduanya lalu meluncur untuk menemui Mayla.

Sesampainya di halaman rumah, Alex dengan langkah mungilnya berlarian kecil menyambut kedatangan Adam.

"Daddddyyyyyy..!" seru Alex.

"Hai jagoan kecil Daddy! Daddy kangen sekali padamu," ujar Adam sembari memeluk erat bocah tampan menggemaskan itu.

"Kok Daddy pulang sama Tante Arumi," ucap Alex. Matanya yang bulat tampak melihat tak senang ke arah Arumi.

"Ya, Tante mau ketemu Mommy, sekarang Mommy mana?" jawab Adam. Arumi hanya tersenyum masam.

"Mommy lagi mandi. Ayo Daddy kita main lego, bukankah Daddy sudah janji, kenapa selalu berbohong padaku? Kata Mommy bohong itu dosa loh," rengek Alex lucu.

"Iya, kali ini Daddy gak akan bohong, kamu tunggu saja Daddy di ruang bermain ya, siapkan saja legonya nanti Daddy ke kesana. Sekarang Daddy harus bicara dulu sama Mommy, oke!"

Alex mengangguk lucu, lalu berlari masuk ke dalam ruang bermain di samping kamarnya.

"Kamu tunggu disini saja dulu ya, biar aku yang menemui Mayla di kamar. Nanti baru kita bertiga bicara disini," ujar Adam pada Arumi di ruang tamu.

"Iya Mas," jawab Arumi.

"Bik, buatkan aku jus jeruk ya!" seru Arumi pada Bik Atun yang sudah berdiri di hadapannya.

"Iya," jawab Bik Atun lalu ngeloyor pergi ke dapur. Dasar pelakor tidak tahu malu, berasa jadi majikan pemilik rumah ini dia sekarang, batin Bik Atun kesal.

Tok...Tok...Tok...

Mendengar tak ada jawaban meski ia sudah mengetuk pintu kamar berulang kali, Adam memutuskan untuk masuk langsung ke dalam kamar. Dan untungnya pintu tidak terkunci.

Namun saat ia baru masuk, matanya tertegun menatap Mayla yang baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk saja.

Entah mengapa, tubuh wanita yang sudah memberikannya satu orang putra itu begitu menggairahkan dimatanya sekarang. 

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status