Share

Bab 5 Tawaran Kerja

"Sebenarnya sejak dulu itu Bibik sudah mencurigai sikap Non Arumi. Bahkan beberapa kali Bibik sering melihat dia menatap Den Adam dengan pandangan genit. Pernah juga beberapa kali saat Non Arumi menginap disini, Bibik melihat Den Adam keluar diam-diam dari kamar yang ditempati Non Arumi. Tapi Bibik takut mau cerita sama Non Mayla, karena Non Mayla kan sayang sekali dengan dia," ujar Bik Atun.

Mayla terdiam mendengar pengakuan Bik Atun. Pastinya selama ini Adam dan Arumi menertawakan kebodohan Mayla yang tidak mengetahui perselingkuhan mesum mereka. Betapa gilanya mereka, bahkan rumah ini pun tak luput jadi ajang mereka berbuat mesum.

"Iya Bik, jujur aku tidak menyangka Arumi tega melakukan hal ini padaku. Padahal aku sudah menganggapnya seperti saudaraku sendiri," ucap Mayla lirih.

"Sabar ya Non, Den Adam dan Non Arumi itu memang keterlaluan. Apalagi Non Arumi itu, benar-benar tidak tahu malu dan tidak tahu diri. Kalau diibaratkan, Non Mayla itu seperti sedang menolong seekor anjing yang kejepit, setelah ditolong eh malah mengigit," ujar Bik Atun geram.

"Biarlah Bik, aku yakin kalau suatu saat mereka akan mendapat balasan yang lebih menyakitkan dari yang aku rasakan saat ini. Sekarang yang terpenting bagiku ialah mendapatkan hak asuh Alex. Aku tidak sudi putraku diurus oleh Arumi. Aku juga akan kembali bekerja Bik." Mayla menarik nafas panjang. Meski ia tahu tak semudah yang terucap namun biar bagaimanapun hidupnya harus terus berjalan, demi buah hatinya, Alex.

"Ya sudah, Bibik keluar dulu ya Non," ujar Bik Atun seraya melangkah keluar kamar. 

Trrrrrrt.....trrrrrrrt...

Mayla meraih ponselnya yang bergetar. Satu pesan masuk dari Hilman, teman sekantornya dulu.

[Gimana May? Apa benar yang kulihat di hotel itu Arumi dan suamimu?]

[Iya Mas Hilman, terima kasih karena kalau bukan karena kamu, mungkin hingga sekarang aku tidak akan pernah mengetahui perselingkuhan mereka.] Balas Mayla.

[Sabar ya May, Adam pasti akan sangat menyesal karena sudah mengkhianati wanita sebaik kamu. Arumi memang tidak tahu diri!]

[Iya Mas, makasih]

[Kalau kamu mau balik bekerja lagi, bilang aku ya May, biar aku yang bicara sama Bos. Kapan pun kamu mau balik, perusahaan ini pasti akan menerima kamu.]

Mayla tersenyum penuh syukur membaca chat Hilman. Dengan cepat ia segera membalas.

[Iya Mas, aku mau bekerja lagi disana.]

[Ya sudah, besok kamu datang saja ke kantor May.]

[Iya Mas, makasih banyak ya!]

[Sama-sama, ok aku lanjut kerja dulu ya May. Ingat! Jaga kesehatan kamu ya!]

Mayla meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Jika bukan karena Hilman menelponnya waktu itu, memberitahukan kalau ia tanpa sengaja melihat Arumi dan Adam bergandengan tangan mesra memasuki sebuah hotel, mungkin hingga saat ini Mayla masih seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa. 

Dan ternyata benar saja, saat Mayla mendatangi hotel itu, ada pesanan kamar atas nama Arumi. Hingga akhirnya Mayla menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, suaminya berselingkuh dengan Arumi.

Mayla bangkit, ia harus menjemput Alex di sekolah sekarang. Dengan tubuh yang masih lemah, diraihnya kunci mobil yang ada di nakas.

"Bik, aku pergi jemput Alex dulu ya," seru Mayla pada Bik Atun yang tengah berkutat di dapur.

"Iya Non, hati-hati!" sahut Bik Atun.

Saat melewati kamar pribadinya dan Adam, Mayla berhenti sejenak. Mencoba menetralkan perasaan sedih di hatinya. Namun tetap saja, kenangan selama 6 tahun berumah tangga bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan.

"Loh, kok belum berangkat Non?" Bik Atun menyentuh bahu Mayla perlahan.

"Iya Bik, ini mau pergi," jawab Mayla seraya menghapus bulir bening di netranya.

"Den Adam dari tadi malam tidak pulang Non," ucap Bik Atun seakan tahu Mayla ingin mengetahui apakah Adam pulang semalam.

"Iya Bik, mungkin dia bersama Arumi," gumam Mayla.

"Jangan sedih Non, Non Mayla harus semangat. Kalau Non Mayla sedih, si pelakor itu akan semakin kegirangan," ujar Bik Atun.

"Iya Bik, ya sudah aku pergi ya Bik!"

"Hati-hati Non!"

Mayla menganggukkan kepalanya. Bergegas masuk kedalam mobil lalu melaju menuju sekolah Alex. Saat akan memasuki gerbang pelataran parkir sekolah Alex, Mayla harus menghentikan mobilnya dulu lantaran ada mobil yang akan keluar. 

Tin....Tiin....Tiiiin....!!

Mayla mendengus kesal mendengar mobil di depannya yang tak henti-henti membunyikan klakson. Padahal Mayla masih berusaha untuk memundurkan mobilnya sedikit agar mobil di hadapannya itu bisa lewat dan keluar.

"Heiii! Bisa bawa mobil nggak sih! Cepat sedikit, buang-buang waktuku saja!" seru seraut wajah jutek yang muncul dari jendela mobil yang ada dihadapan Mayla.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status