Home / Thriller / Kode Kematian Sidney / Bukan Lucas, Mesin Fax Yang Menipu

Share

Bukan Lucas, Mesin Fax Yang Menipu

Author: Beegumi
last update Last Updated: 2024-12-22 12:49:11

Rin mendatangi perpustakaan, mencari mahasiswa pertama dalam daftar, Alex. Ia menemukan Alex di antara rak buku, terfokus pada buku psikologi.

"Hey, Alex. Bisa bicara sebentar?" tanya Rin dengan ramah.

Alex menoleh, terkejut. "Rin! Ada apa?"

Rin duduk di sebelah Alex. "Aku ingin tahu tentang Proyek J. Apa kau tahu sesuatu?"

Alex ragu-ragu sejenak. "Aku... tidak tahu apa-apa tentang pembunuhan. Tapi, aku tahu Proyek J adalah riset tentang perilaku manusia."

Rin mendengarkan dengan saksama. "Apa kau kenal James?"

Alex menggelengkan kepala cepat. "Tidak, aku tidak kenal."

Rin memperhatikan reaksi Alex, mencari tanda-tanda kebohongan.

Rin memandang Alex dengan curiga, mencari tanda-tanda kebohongan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan pertanyaannya, Bee muncul di belakang mereka dengan ekspresi serius.

"Rin, aku sudah menemukan sesuatu yang penting," kata Bee, suaranya penuh ketegangan.

Rin berpaling, penasaran. "Apa itu, Bee? Apakah kamu sudah menemukan petunjuk?"

Bee menatap Alex dengan mata tajam. "Dia tidak seperti yang kita pikirkan. Dia mungkin saksi yang melarikan diri dari kejaran James, bukan anggota EVIT."

Rin terkejut, merasa bersalah. "Maaf, Alex. Aku salah menduga. Aku tidak tahu..."

Alex menghela napas lega, wajahnya penuh rasa terima kasih. "Tidak apa-apa, Rin. Aku memang takut dan bersembunyi."

Bee mendekati Alex. "Kini, ceritakanlah apa yang kau ketahui tentang James dan EVIT. Kami harus menghentikan kejahatan mereka."

Alex menarik napas dalam-dalam, memulai ceritanya. "Aku melihat salah satu mahasiswa, bernama Lucas, berbicara dengan James secara diam-diam. Aku curiga, tapi tidak berani melaporkan."

Bee mendengarkan dengan saksama. "Lucas? Mahasiswa jurusan apa? Ia bahkan tidak ada dalam daftar. Ini sungguh membingungkan."

Alex berpikir sejenak. "Jurusan psikologi, sama seperti Sarah."

Rin terkejut. "Mungkin Lucas adalah mata-mata James di kampus?"

Bee mengangguk. "Kita harus menemukan Lucas sekarang juga."

Briella masuk ke ruangan, ponselnya berdering. "Bee, kita sudah menemukan data tentang Lucas. Dia memiliki rekam jejak yang mencurigakan."

Bee menatap Briella serius. "Kita harus bertindak cepat. Lucas mungkin masih berada di kampus."

Tim polisi dan Bee bergerak cepat menuju asrama mahasiswa, mencari Lucas. Mereka menemukannya di kamar 304.

Bee menembakkan perintah. "Lucas, kamu ditangkap atas tuduhan pembunuhan!"

Lucas terkejut, berusaha melarikan diri. Namun, tim polisi sudah mengepungnya.

Lucas tertangkap, mata-mata James di kampus Sidney terungkap.

Bee memeriksa ruangan Lucas, mencari petunjuk tambahan. Matanya tertuju pada mesin fax yang rusak. Ia mendekat dan menemukan kertas robek dengan bekas darah.

"Apakah ini?" kata Bee, menunjukkan kertas tersebut kepada Briella dan Rin.

Briella mendekat, memeriksa kertas itu. "Sepertinya ini bagian dari pesan yang dikirimkan melalui fax."

Rin memperhatikan bekas darah. "Darahnya masih segar. Ini bisa jadi koneksi dengan pembunuhan."

Bee memikirkan kemungkinan. "Mungkin Lucas tidak sendirian. Ada orang lain yang terlibat. Kemungkinan juga ia hanya ketakutan dan panik saja. Aku harus mencari bukti lagi."

Briella mengangguk. "Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Aku tahu maksudmu, Bee. Kau ingin mengatakan Lucas sebetulnya tidak tahu tentang kematian Sarah meskipun ia mata-mata James."

***

Cahaya lemah mesin fax memancar di ruangan yang sunyi. Bee menatap kertas robek berbekas darah, pikirannya berputar. Apa rahasia yang tersembunyi di balik serpihan kertas ini?

"Ini lebih dari sekadar pembunuhan," kata Bee, suaranya penuh ketegangan. "Ada konspirasi yang lebih besar."

Briella mendekat, mata tajamnya memeriksa kertas itu. "Pesan ini dikirimkan dari mana?"

Rin memperhatikan sudut kertas. "Ada kode di sini. Kode yang hanya diketahui beberapa orang."

Bee menatap Rin serius. "Kita harus mengungkap kode ini. Sebelum terlambat."

Kertas robek itu memegang rahasia yang mematikan. Bee, Briella, dan Rin berusaha mengungkap kode yang tersembunyi. Mereka bekerja sama, memecahkan simbol-simbol misterius.

"Kode ini menggunakan teknik kriptografi canggih," kata Rin, mata tajamnya memperhatikan pola simbol.

Briella mengangguk. "Kita perlu menggunaikan algoritma untuk menguraikannya."

Bee memperhatikan jam dinding. "Waktu kita terbatas. James bisa melancarkan serangan lain."

Dengan ketegangan, mereka memasukkan data ke komputer. Layar menyala, menampilkan pesan tersembunyi:

"Operasi Phoenix. Target: Universitas Sidney. Tanggal: 24 Desember."

Mereka saling menatap, wajah penuh kekhawatiran.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 5

    Bee, Briella, dan Renji memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang latar belakang penumpang dan awak pesawat. Mereka ingin menemukan beberapa petunjuk yang menarik dan mengungkap identitas pembunuh. Mereka memulai dengan mengumpulkan informasi tentang penumpang yang duduk di sekitar Madame Kuznetsova. Mereka menemukan bahwa salah satu penumpang, seorang pria bernama Sergei, memiliki alibi yang tidak kuat. Sergei mengatakan bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, tetapi Bee dan timnya menemukan bahwa Sergei memiliki riwayat konflik dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Sergei. Selain itu, Bee dan timnya juga menemukan bahwa salah satu awak pesawat, seorang pramugari bernama Natalia, memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Mereka memutuskan untuk melakukan wawancara lebih lanjut dengan Natalia. Dengan informasi yang mereka kumpu

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 4

    Bee merasa terkejut dengan berita tersebut. Ia tidak mengerti mengapa pesawat harus melakukan pendaratan darurat. Pilot menjelaskan bahwa kontrol lalu lintas udara telah menerima laporan tentang adanya bahaya di pesawat dan bahwa mereka harus melakukan pendaratan darurat untuk memastikan keselamatan semua penumpang.Bee memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk pendaratan darurat. Ia meminta pramugari untuk mempersiapkan semua penumpang dan memastikan bahwa mereka semua dalam keadaan aman.Saat pesawat melakukan pendaratan darurat, Bee merasa sangat tegang. Ia memperhatikan bahwa semua penumpang terlihat sangat ketakutan dan tidak nyaman.Setelah pesawat mendarat dengan selamat, Bee memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ia meminta pilot untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang laporan bahaya yang diterima oleh kontrol lalu lintas udara.Pilot menjelaskan bahwa laporan tersebut berasal dari sebuah sumber yang tidak diketahui

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 3

    Bee meminta pramugari untuk memanggil pilot dan meminta bantuan untuk mengambil tindakan yang lebih serius. Pilot segera menghubungi kontrol lalu lintas udara dan meminta bantuan untuk mengirimkan tim penyelidik ke bandara tujuan.Sementara itu, Bee memulai penyelidikan intensif. Ia meminta semua penumpang untuk memberikan keterangan tentang apa yang mereka lihat dan dengar saat pembunuhan terjadi. Bee juga meminta pramugari untuk memberikan informasi tentang rutinitas penerbangan dan apakah ada sesuatu yang tidak biasa terjadi saat penerbangan.Saat penyelidikan berlangsung, Bee menemukan bahwa beberapa penumpang memiliki alibi yang tidak kuat. Seorang pria yang bernama Alexei Petrov mengaku bahwa ia sedang tidur saat pembunuhan terjadi, namun Bee menemukan bahwa Petrov memiliki riwayat kriminal dan mungkin memiliki motif untuk membunuh Madame Kuznetsova.Bee juga menemukan bahwa Sophia Patel memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Madame Kuznetsova. Patel mengaku bahwa ia dan Mad

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 2

    Detektif Bee memandang ke luar jendela pesawat, menatap awan putih yang terbentang seperti lautan tak terhingga. Ia merasa lega karena telah menemani kekasihnya, Rin, wisuda di Universitas Sidney. Kini, ia siap kembali ke Moskow, Polandia, untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai detektif.Saat pesawat lepas landas, Bee merasa sedikit nostalgia. Ia ingat saat-saat indah bersama Rin di Sidney, dari berjalan-jalan di pantai Bondi hingga menikmati makan malam romantis di restoran Italia. Namun, ia juga tahu bahwa ia harus kembali ke kenyataan dan melanjutkan pekerjaannya.Bee memandang sekelilingnya, melihat penumpang lain yang duduk di sekitarnya. Ada seorang pria tua yang sedang membaca koran, seorang ibu muda yang sedang menenangkan anaknya yang menangis, dan seorang wanita yang duduk di sebelahnya, Madame Kuznetsova.Madame Kuznetsova adalah seorang wanita yang elegan dan anggun, dengan rambut hitam yang tergerai dan mata hijau yang tajam. Ia memakai gaun merah yang mewah dan perhiasan

  • Kode Kematian Sidney   Mozaik 1

    ...dengan senyum di wajahnya. "Selamat, Detektif Bee," Briella berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelesaikan kasus ini dengan sukses."Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya. "Aku hanya melakukan pekerjaan saya," Detektif Bee berkata dengan suara yang stabil.Briella tersenyum dan memeluk Detektif Bee. "Kamu adalah detektif yang terbaik," Briella berkata dengan suara yang rendah.Detektif Bee memandang ke arah Briella dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut. Saat mereka berpelukan, Inspektur Renji mendekati mereka."Detektif Bee, kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa," Inspektur Renji berkata dengan suara yang tinggi. "Kamu telah menyelamatkan banyak nyawa dan menghentikan kejahatan yang besar."Detektif Bee memandang ke arah Inspektur Renji dengan mata yang taja

  • Kode Kematian Sidney   Pertemuan Kembali

    Detektif Bee memandang ke arah kunci yang terlihat seperti kunci besar dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kunci tersebut. Ia melihat bahwa kunci tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol rahasia.Saat Detektif Bee memandang ke arah simbol-simbol tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat Rin yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu temukan?" Rin bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik mata yang tajam tersebut."Aku menemukan kunci!" Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri.Saat Detektif Bee dan Rin berbicara, mereka mendengar suara-suara yang terd

  • Kode Kematian Sidney   Terjebak

    Detektif Bee memandang ke arah meja-meja yang terlihat seperti meja laboratorium dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di atas meja-meja tersebut. Ia melihat bahwa meja-meja tersebut memiliki beberapa benda yang terlihat seperti benda-benda laboratorium.Saat Detektif Bee mencari kunci, Rin tiba-tiba berseru dengan suara yang tinggi. "Detektif Bee, kita harus pergi dari sini sekarang!" Rin berkata dengan suara yang tergesa-gesa.Detektif Bee memandang ke arah Rin dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang terjadi. Ia melihat bahwa Rin menunjuk ke arah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia."Apa yang terjadi?" Detektif Bee bertanya dengan suara yang stabil. Rin memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sedang menunggu Detektif Bee untuk menemukan jawabannya sendiri."Pintu tersebut telah terkunci," Rin menjawab dengan suara yang rendah. Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yan

  • Kode Kematian Sidney   Menemukan Rin

    Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik lampu-lampu tersebut. Ia melihat bahwa lampu-lampu tersebut memiliki beberapa simbol yang terlihat seperti simbol peringatan. Ia tahu bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk memberikan peringatan bahwa mesin-mesin tersebut sedang berjalan dengan tidak normal.Saat Detektif Bee memandang ke arah lampu-lampu tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara pintu yang terbuka. Ia berpaling dan melihat sebuah pintu yang terlihat seperti pintu rahasia yang terbuka lebar. Ia tahu bahwa pintu tersebut digunakan untuk memasuki sebuah ruangan yang tersembunyi.Detektif Bee memandang ke arah pintu tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik pintu tersebut. Ia melihat bahwa pintu tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa kunci tersebut digunakan untuk membuka pintu

  • Kode Kematian Sidney   Mendekati Rin (4)

    Detektif Bee memandang ke arah peti tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di dalamnya. Ia melihat bahwa peti tersebut memiliki sebuah kunci yang terlihat seperti kunci besar. Ia tahu bahwa ia harus membuka peti tersebut untuk menemukan apa yang tersembunyi di dalamnya.Saat Detektif Bee mencoba membuka peti tersebut, ia mendengar suara-suara yang terdengar seperti suara-suara langkah kaki yang datang dari belakangnya. Ia berpaling dan melihat beberapa orang yang terlihat seperti ilmuwan yang berjalan dengan cepat menuju ke arahnya."Apa yang kamu lakukan di sini?" salah satu ilmuwan tersebut bertanya dengan suara yang tinggi. Detektif Bee memandang ke arah ilmuwan tersebut dengan mata yang tajam, mencari tahu apa yang tersembunyi di balik kata-kata yang tercantum di dalamnya."Aku mencari Rin," Detektif Bee menjawab dengan suara yang stabil. Ilmuwan tersebut memandang ke arah Detektif Bee dengan mata yang tajam, seolah-olah sed

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status