Antara Iba dan Curiga

Antara Iba dan Curiga

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Oleh:  Nisa FitriOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
210Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Selena difitnah sebagai pembunuh yang menyebabkan tewasnya istri Tuan Kael. "Tangkap wanita itu! Seret dia ke ruang bawah tanah." "Baik Tuan." Selena tetap menyangkal dan memohon hingga membuat Tuan Kael sedikit percaya namun tetap mencurigainya.Hingga suatu waktu Selena berhasil mengumpulkan beberapa petunjuk mencurigakan yang bisa membersihkan namanya. Seperti apakah petunjuk itu? Dan siapakah pembunuh sebenarnya? Ikuti terus kisahnya.. #Selamat membaca 🙂

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Hujan deras mengguyur malam itu, menciptakan genangan air yang memantulkan kilatan petir. Di sebuah ruang tamu megah, tubuh seorang wanita tergeletak tak bernyawa di atas lantai marmer putih yang kini ternoda darah. Suara jerit tangis pelayan menggema, namun yang paling menghancurkan adalah tatapan Kael—tatapan seorang suami yang baru saja kehilangan cinta sejatinya.

Di sudut ruangan, Selena berdiri terpaku. Tangannya gemetar, matanya nanar memandang pisau berlumuran darah yang entah bagaimana bisa tergeletak di dekat kakinya. Dia tidak tahu apa yang terjadi, hanya ingatan samar-samar saat dirinya datang untuk menyampaikan laporan kerja kepada istri Tuan Kael beberapa jam lalu.

"Ini pasti mimpi buruk,"gumamnya, napasnya terengah.

Namun, jeritan pelayan tiba-tiba menghentikan lamunannya.

"Itu dia pelakunya! Selena! Aku melihatnya masuk tadi, dan sekarang... Nyonya sudah mati!"

Kata-kata itu menggema seperti lonceng kematian di telinga Selena. Pandangannya mengabur saat para pelayan dan penjaga mulai memandangnya dengan curiga. Kael, yang semula memeluk tubuh istrinya dengan tatapan kosong, kini perlahan menoleh. Amarah dan kesedihan bercampur di wajahnya, mengubah pria yang biasanya tenang menjadi sosok yang mengerikan.

"Selena... Kamu..." Kael tak mampu menyelesaikan kalimatnya. Suaranya bergetar, penuh kekecewaan dan dendam.

"Bukan aku! Aku tidak melakukannya, Tuan Kael! Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi!" teriak Selena, suaranya pecah.

Namun, ucapan Selena seakan tak sampai ke telinga Kael. Amarahnya memuncak. Dia berdiri, tubuhnya gemetar, lalu menunjuk ke arah Selena dengan mata yang berkilat penuh kebencian.

"Tangkap wanita itu!" suaranya menggema di seluruh ruangan."Seret dia ke ruang bawah tanah!"

"Baik Tuan."

Pengawal-pengawal Kael langsung bergerak. Selena, yang masih kebingungan dan terguncang, perlahan mundur, tangannya berusaha mencari pegangan.

"Tuan, mohon dengarkan aku! Aku tidak pernah menyentuh Nyonya! Aku bahkan..."

"Cukup, Selena! Jangan membela diri! Aku mempercayaimu, tapi kamu menghancurkannya!" Kael memotong ucapannya dengan kemarahan yang membuat seluruh ruangan terasa menyesakkan.

Sebelum dia sempat melarikan diri, salah satu pengawal sudah menangkap lengannya dengan kasar. Selena meronta, air mata bercucuran, tetapi kekuatannya tak cukup untuk melawan.

"Tuan Kael, tolong percaya padaku!" jeritnya di antara tangis."Aku tidak bersalah!"

Namun, yang dia lihat hanyalah punggung Kael yang berbalik, enggan menatap wajah wanita yang dulu dia anggap sebagai pegawai terpercaya. Ruangan itu kini dipenuhi isak tangis dan suara hujan yang makin deras.

Malam itu, kehidupan Selena berubah selamanya. Dari seorang asisten yang berdedikasi, dia kini menjadi buronan—tersangka pembunuhan istri Tuan Kael. Tanpa bukti, tanpa kesempatan untuk menjelaskan, dia tahu hanya ada dua pilihan: melarikan diri untuk membuktikan kebenaran, atau menyerah pada nasib yang akan menghancurkannya.

Di luar rumah mewah itu, petir menyambar lagi, seolah ikut meratapi takdir tragis yang baru saja menimpa Selena.Selena diseret perlahan ke ruang bawah tanah,ruangan tersebut terlihat sangat mengerikan dengan udara dingin menusuk hingga ke tulang,sangat lembab dan tampak kosong seolah memberi kesan horor bahkan tidak layak ditempati oleh manusia.Selena meronta dan berusaha melepaskan cengkraman dari dua pengawal yang menyeretnya namun tetap sia-sia karena kalah tenaga.

BUG!

Dua pengawal itu mendorong Selena hingga jatuh ke lantai lalu menutup pintu dan menguncinya.Selena menatap tembok sekitar yang tampak suram,kamar yang berukuran kecil dan polos tidak ada fasilitas layak untuknya,hanya ada ember dan karpet tipis sebagai alas untuk tidur.Selena kembali menangis dan meratapi hidupnya,ini merupakan hari terburuk baginya.

Selena terduduk di lantai dingin sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan lembap.Tubuhnya penuh memar akibat perlakuan kasar para penjaga. Malam yang kelam terasa semakin menghimpit, seolah tak ada lagi celah bagi harapan. Sesekali, suara tetesan air yang jatuh dari langit-langit menambah suasana suram di tempat itu.

----------

Pintu besar berderit, memecah keheningan. Kael masuk dengan langkah berat, diikuti oleh dua pengawalnya. Wajahnya masih terlihat kelam, penuh kebencian yang tak terlukiskan. Di tangannya, selembar surat berisi laporan forensik yang menguatkan dugaannya bahwa istri tercintanya telah dibunuh.

"Kamu tahu kenapa aku di sini, Selena?" tanyanya dingin.

Selena mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata. Matanya memohon, bibirnya bergetar, namun tak ada suara yang keluar.

"Bicara!" Kael membentak, membuat tubuh Selena gemetar.

"Tuan... Aku... Aku bersumpah, aku tidak melakukannya," isaknya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Tolong percayalah padaku!"

Kael tertawa sinis, tapi suaranya terdengar seperti jeritan hati yang terluka. "Percaya? Setelah aku melihat istriku tergeletak di lantai, dengan pisau yang hampir saja menyentuh tanganmu? Setelah semua saksi mengatakan kamu adalah orang terakhir yang menemuinya? Percaya padamu, Selena? Itu adalah lelucon terbesar abad ini."

Air mata Selena mengalir makin deras. "Tuan, aku tidak punya alasan untuk menyakiti Nyonya. Aku menghormati beliau, aku..."

"Cukup!"Kael memotongnya. Dia menghentakkan surat itu ke lantai dan mendekati Selena, membuat gadis itu merapatkan tubuhnya ke dinding. "Aku tidak peduli apa alasanmu. Yang aku tahu, dia sekarang mati. Dia wanita yang kucintai, dan aku tidak bisa membiarkan kematiannya berlalu tanpa hukuman."

Selena merasakan jantungnya berdegup kencang. "Apa... apa yang akan Anda lakukan?"suaranya hampir tak terdengar.

Kael menatapnya dengan mata penuh amarah, namun di balik itu ada kesedihan yang begitu dalam. "Aku tidak akan membunuhmu, Selena. Tidak. Itu terlalu mudah. Tapi aku akan memastikan hidupmu berubah menjadi neraka."

Dia melambai kepada salah satu pengawalnya. "Mulai sekarang, kamu akan tinggal di tempat ini. Tidak ada kebebasan, tidak ada pengampunan. Setiap hari, kamu akan bekerja membersihkan istana ini, dari ruang tamu hingga dapur. Kamu akan makan sisa makanan, tidur di lantai dingin, dan tidak akan pernah melihat cahaya matahari lagi."

"Tuan Kael, tolong... Aku tidak bersalah! Aku akan membuktikannya!" Selena berteriak putus asa, namun hanya gema suaranya yang menjawab.

Kael menghela napas panjang, seolah mencoba menahan emosinya."Kamu tahu apa yang paling menyakitkan, Selena? Aku pernah mempercayaimu. Aku menganggapmu bagian dari keluarga ini. Tapi sekarang... Sekarang aku hanya melihat pengkhianat di hadapanku."

Dia berbalik, berjalan menuju pintu. Sebelum pergi, dia menoleh sekali lagi. "Aku tidak peduli berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mengakui kejahatanmu, Selena. Tapi sampai saat itu, ingat satu hal: aku akan selalu memandangmu sebagai pembunuh."

Pintu besar itu tertutup dengan suara keras, meninggalkan Selena sendirian di kegelapan. Gadis itu memeluk lututnya, membiarkan air matanya mengalir.

"Tuhan, apa dosa yang telah aku perbuat?" bisiknya dengan suara penuh kepedihan. Di tempat itu, Selena merasa seluruh dunianya runtuh—dihukum untuk dosa yang tak pernah dia lakukan, oleh pria yang dulu begitu dia hormati dan kagumi.

Hanya kesunyian yang menemaninya, sementara malam semakin larut. Hati Selena penuh ketakutan dan kesedihan, namun jauh di lubuk hatinya, ada nyala kecil yang tetap bertahan. Nyala untuk membuktikan kebenaran dan memulihkan namanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
20 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status