Share

6| Rencana Kaivan.

"Tidur dengan saya."

Kimberly menegakkan kepalanya yang sejak tadi merunduk. Menatap geram lelaki didepanya saat mendengar syarat agar Kaivan tidak melaporkanya.

"Bapak bercanda? jangan pikir harga diri saya bisa dibeli dengan uang!" jawab Kim penuh amarah, "Maaf saya bukan jalang yang harus Bapak tiduri hanya untuk mendapatkan uang,"

Kaivan menyunggingkan senyum mendengar jawaban dari Kimberly. Seketika merasa tertantang dengan wanita didepanya.

"Oke jika itu mau kamu, besok siap-siap jika ada polisi yang akan mendatangi kamu dan Diska si penipu itu," ucapnya mengancam.

"Pak, jangan. jangan tangkap saya Pak! saya mohon, Ayah saya sedang sakit keras, apa jadinya jika dia tahu saya masuk penjara karena telah menipu bos saya sendiri," Kimberly serasa sesak, ingin menolak tetapi bingung dengan biaya rumah sakit Ayahnya jika iya sampai masuk penjara.

"Kalau gitu saya tunggu nanti malam Di Hotel Zeus kamar nomor. 13," putusnya sepihak tanpa bantahan apapun dari Kimberly.

***

"What? lo ketahuan sama dia? elo engga bohong kan sama gue?" tanya Diska dengan raut wajah terkejut.

Kimberly menggeleng dengan tatapan menyedihkan, "Memang ada untungnya kalo gue bohong sama lo?,"

Diska ikut menggeleng, " Ya engga ada sih," jawabnya ragu, "Maksud gue tuh, kok bisa lo ketahuan. Terus sikap dia gimana setelah dia tahu kalo lo itu bukan gue?"

"Ya lo pikir gimana Dis? ya marah lah! gue kalo jadi dia juga sama kali akan marah besar kalau tau dibohongin gitu," jawab Kimberly dengan wajah muramnya.

Ting!

Tiba-tiba ponsel milik Diska berbunyi, membuatnya merunduk meraih ponselnya dan membuka pesan tersebut.

Diska melebarkan matanya dengan satu tanganya membekap mulut, lalu menatap Kimberly dengan gembira.

"Aaaaaa Kim thank you," ucapnya begitu senang, sambil berdiri dan memeluk Kimberly yang masih duduk di kursinya.

Mendapat serangan dadakan Kimberly sedikit risih, apalagi mereka berdua ditempat umum.

"Apaansi Dis malu anjir meluk-meluk segala," jawabnya ketus.

"Lo harus baca ini Kim, gila! gue seneng banget." ungkap Diska gembira sambil menunjukkan layar ponselnya.

"Demi apa?" Kimberly ikut syok dan menutup mulutnya dengan telapak tangan, "Jadi perjodohan lo udah dibatalin? kok bisa?"

"Gue juga engga tau, tapi kayanya gue harus pulang deh buat tanyain ini sama Bokap Nyokap gue," seru Diska dan langsung meraih tas mahalnya, kemudian cipika-cipika kepada Kimberly.

"Nanti gue kabarin lo ya Kim gimana-gimananya, bye!" tambah Diska berpamitan dan diangguki oleh Kimberly.

selepas kepergian Diska, Kimberly menyandarkan punggungnya kekursi dengan kasar dan disertai helaan nafas kasar. Ada kelegaan karena setelah ini dia tidak harus ber pura-pura menjadi orang lain, tapi kembali frustasi saat mengingat ucapan Kaivan.

***

Kaivan terlihat gusar, melirik jam ditangan kirinya. berkali-kali mengirim pesan kepada Kimberly, bawahanya Di Kantor.

"Dia engga mungkin engga dateng kan? bisa abis nanti kalau papa dateng dan engga sesuai dengan rencana yang udah gue susun," gumamnya bermonolog seorang diri.

Ting tong!

Sedetik kemudian bel kamar Hotelnya berbunyi. buru-buru Kaivan melihat sosok siapa yang datang dari layar monitor Kamar miliknya. menarik garis bibirnya keatas, saat tau orang tersebut adalah Kimberly.

ceklek!

"Masuk!"

Kimberly menatap Kaivan dengan takut, bisa iya bayangkan nasibnya malam ini akan berakhir dikamar Hotel tersebut.

"ganti pakaian mu dikamar mandi, lalu ikuti perintah saya selanjutnya." Kaivan menunjuk satu helai gaun tanpa lengan dengan dagu yang berada di atas kasur.

"i.. ini maksudnya apa Pak? Bapak serius mau tidur dengan saya?" tanya Kim membulatkan matanya, "Pak tolong pikirkan cara lain supaya saya bisa menebus kesalahan saya, tolong jangan ambil kesucian saya Pak! saya mohon." Kimberly seketika kembali terisak saat tahu jika Kaivan ternyata tidak main-main dengan ucapanya kemarin.

Kaivan menaikkan alisnya sebelah, merasa heran dengan ucapan gadis didepanya.

"Cepet ganti dulu pakaianmu, saya tidak ada waktu lagi," jawabnya kemudian membuka kaos polos yang sejak tadi iya kenakan.

walau ingin menolak, Kimberly tetap menurut untuk mengganti pakaiannya.

"Pak," ucap Kim begitu keluar dari kamar mandi dengan gaun yang terlihat tipis berwarna pink.

Kaivan menoleh, sempat terdiam menatap penampilan Kimberly yang begitu cantik bahkan terlihat seksi dengan balutan gaun yang iya berikan.

kemudian meneguk salivanya susah payah karena ternyata Kaivan terpana kepada Kimberly malam ini. lalu membuang muka agar iya bisa menetralisir rasa aneh yang menggelayutinya.

"sini, kamu cukup pura-pura tidur disamping saya," ucap Kaivan menepuk kasur, agar Kimberly mendekat kearahnya.

Kimberly mengerutkan kedua alisnya saat mendengar perkataan lelaki itu, tapi tetap berjalan menurutinya.

"ck, deketan lagi. Bokap saya bisa curiga nanti," Kaivan berdecak kala Kimberly malah duduk begitu jauh dari Kaivan.

"Hah? maksudnya gimana Pak?" jawab Kim sedikit bingung.

"Tidur aja sekarang, pokonya jangan gerak atau pun membuka mata kamu kalo denger ada suara orang lain selain saya," titahnya datar kemudian ikut memejamkan mata tepat disamping Kimberly.

apakah Kimberly tidur? tentu saja tidak! siapa coba yang akan tenang jika satu kamar dan kasur dengan lelaki yang bahkan dia akrab saja tidak. Namun, selang beberapa menit rasa ngantuk mulai menyerang Kimberly dan membuatnya seketika tertidur tanpa sadar.

Saat itu juga Kaivan membuka matanya dan meraih ponsel miliknya yang sejak tadi ada pesan masuk.

[Tuan Radiv sudah naik keatas Pak!] Dimar

Satu pesan masuk dari Dimar ; Asisten pribadinya. Baru saja Kaivan baca, membuatnya kini memulai rencananya dengan cepat.

Ting tong!

Ting tong!

Suara Bel berbunyi berkali-kali, tanpa ada sahutan seorang pun dari dalam.

Tak kunjung mendapat jawaban, Radiv ; ayahnya Kaivan. Menerobos masuk ke pintu hotel tersebut dengan sendiri karena sebelumnya iya telah meminta kunci cadangan dari pihak Hotel.

Begitu sampai diambang pintu Radiv melebarkan matanya, saat mendapati pakaian laki-laki dan seorang wanita yang berserakan dilantai. kemudian melangkah makin dekat kearah tempat tidur, lalu melebarkan matanya saat melihat Kaivan putra sulungnya tengah asyik tidur dengan seorang wanita sambil memeluk wanita tersebut dengan mesra.

"Kaivan! apa-apaan kamu!" teriak Radiv dengan keras, membuat Kaivan membuka matanya pelan seolah baru bangun tidur.

"Papah? kok bisa disini?" tanyanya pura-pura terkejut.

"jadi ini alasan kamu membatalkan perjodohan dengan Diska? hanya demi perempuan murahan ini?" maki Radiv menunjuk ke arah wanita tersebut.

Kaivan bangkit dari kasur, dan berdiri tepat dihadapan Ayahnya walau hanya mengenakan celana boxer saja.

Plak!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status