Share

5| Pilihan yang sulit

"Maaf ini siapa? sepertinya anda salah sambung," jawab Kim, lalu memajukan ponsel miliknya sebentar. Dan melihat layar panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Kimberly Adelia, itukan nama kamu?" lelaki itu memberi jeda, "Atau Diska Arlego?"

Bagai disambar petir, ucapan itu membuat Kimberly seolah mati kutu. Lalu kembali fokus, mendengarkan ucapan seseorang itu dengan secara jelas

"Besok temuin saya Di Kantor, jika tidak datang nyawamu yang akan jadi taruhanya." ancam seseorang itu dengan sarkas, lalu detik itu juga mematikan panggilanya dengan sepihak.

Keesokan paginya, Kimberly sudah tiba Di Kantor. Akan tetapi, pikiranya saat ini serasa berkecamuk ketika mengingat penelepon kemarin. Kakinya bahkan sampai bergetar hebat saat duduk di kursi kerjanya.

"Arrrrghhh! bodoh-bodoh," racau Kim sambil mengigit-gigit kuku jarinya.

"Lo kenapa si Kim? gue perhatiin lo gemetaran gitu sejak tadi. belum makan?" tanya Dimas, karena memang duduk tepat disebelah kanan Kimberly.

"Gue ngga papa Dim," ujarnya berbohong.

"Kim, lo disuruh keruangan Pak Bos, sekarang." ucap Vivi yang baru tiba selesai meeting.

Kim menoleh kearah vivi, "Pak Bos? gue disuruh ngapain emang, perasaan ngga ada keperluan apa-apa gue sama dia?" jawab Kim ketar-ketir.

Sementara Vivi hanya menaikkan bahu seraya memberi jawaban tidak tahu.

"Lo mau naik gaji kali," celetuk Dimas terkekeh.

"Mata lo naik gaji," sarkas Vivi menabok lengan Dimas.

"Gue rasa sih lo mau naik pangkat Kim," tebak Vivi sumringah.

"Hadeh, lo semua ada-ada aja sih," cetus Kim terheran.

Kemudian Kimberly memasuki lift menuju lantai 11, ada perasaan was-was dan gelisah yang menghantui Kimberly. detik itu juga kakinya melangkah keluar saat pintu lift terbuka lebar.

"Pagi Mbak Alin, Pak Kaivanya ada didalam?" sapa Kim kepada Alin, sekretaris Kaivan.

"Masuk saja Kim, dia sudah di dalam," jawabnya, lalu diangguki Kimberly pelan.

Sebelum mengetuk, Kimberly menarik nafasnya sedalam mungkin.

Tok tok!

"Masuk!"

Kimberly membuka pintu, begitu masuk hawa panas tiba-tiba saja menyelimuti seisi ruangan itu. Kaivan berdiri membelakanginya, menghadap dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan Ibu Kota.

"Ba.. Bapak panggil saya?" tutur Kim begitu gugup.

Kaivan berbalik badan dengan seringai senyuman jahat.

Brukkkk!

Lembaran beberapa foto dihamburkan Kaivan kedepan wajah Kimberly dengan keras. Membuatnya terkejut bukan main.

"Pak! Ada ap-" kalimat Kim tergantung saat sorot matanya melihat salah satu foto, dimana Diska dan dirinya saat diresto beberapa hari lalu sebelum menemui Kaivan.

"Penipu!"

"Jelaskan, sebelum saya seret kamu ke Kantor polisi!" ucapnya lagi dengan sorot mata yang menajam.

"Pak Kaivan maafkan saya Pak, saya mohon ampun. Jangan laporkan saya," mohon Kim sangat memelas, dengan posisi kedua kakinya yang kini sudah bersipu dan menyatukan kedua tangan didepan dada.

"Saya bisa jelaskan Pak. Saya terpaksa menggantikan Diska untuk bertemu Bapak." entah sejak kapan, bulir air mata Kimberly mulai berjatuhan Karena rasa takutnya.

"Diska menolak untuk dijodohkan dengan Bapak, jadi Diska menyuruh saya untuk menggantikannya bertemu dengan Bapak kemarin dan membatalkan perjodohan kalian." jelas Kimberly sambil terisak.

Kaivan merubah posisi dirinya menjadi bersandar di meja kerjanya, memasukkan kedua tanganya kesaku. Lalu tersenyum licik.

"Itu namanya kalian menipu saya! bahkan mempermainkan saya seolah anak kecil."

"Demi Tuhan Pak, saya... saya tidak ada niatan seperti itu. Saya dibutakan oleh uang saat itu, karena saya sedang membutuhkanya,"

"Berapa nominal uang yang dia kasih sama kamu?" kaivan menatap dengan aura yang sulit ditebak.

"500 juta." jawab Kim merunduk pasrah.

Entah sehabis ini nasibnya seperti apa? Kimberly sungguh pasrah. Rupanya takdir memang benar-benar tidak berpihak padanya.

"Saya kembalikan uang yang pernah dia kasih terhadap kamu, dan saya tidak akan melaporkan perbuatan kamu ini. Asalkan ada syaratnya," ucap Kaivan dengan sorot mata menajam, seolah merencanakan sesuatu.

"Syaratnya apa, Pak?" Kata Kim dengan parau.

"Tidur dengan saya."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status