Share

7| Jadi pacar pura-pura

Plak!

Radiv menampar wajah putra sulungnya dengan kasar, hingga membuat wajah Kaivan menoleh karena tamparan tersebut.

"Dasar Anak kurang ajar! apa susahnya menerima perjodohan dengan Diska. Toh dia wanita baik-baik bahkan dari keluarga terhormat," tutur Radiv penuh emosi.

"Tapi aku engga suka ataupun cinta sama dia Pah. Jadi aku mohon, berhenti untuk maksa aku nerima perjodohan itu," jelas Kaivan lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan.

Kimberly meremas kuat seprei yang iya tiduri, Diam-diam Kimberly mendengarkan percakapan kedua lelaki dengan beda usia tersebut.

seperti perintah Kaivan. Kimberly hanya perlu ber pura-pura tidur, saat ada seseorang yang masuk Ke Kamar itu. Walau akhirnya Kimberly tidur beneran, lalu terbangun saat Ayahnya Kaivan memaksa masuk.

"Alah persetan dengan cinta! Papah dan Mamah mu saja awalnya tidak saling cinta. Tapi seiring berjalanya waktu cinta itu juga muncul, dan lahir lah kamu. paham?"

"Dan wanita murahan mana lagi itu yang kamu tiduri? engga capek gonta-ganti teman tidur terus" ucap Radiv menyindir kelakuan putranya.

"Papah engga perlu tau, yang jelas dia beda dengan perempuan lain maupun wanita pilihan Papah," sahut Kaivan dengan sorot mata menajam.

detik itu juga Radiv meninggalkan kamar hotel tersebut dengan emosi yang masih melekat didadanya.

Merasa sudah aman, Kimberly membuka matanya yang sejak tadi memejam. Lalu menatap Kaivan dengan raut wajah yang penuh dengan pertanyaan.

"Jadi maksud Bapak tidur itu... tidur yang seperti tadi?" tanya Kim memberanikan diri.

Kaivan menoleh kebelakang, "Hmm, memang tidur seperti apa yang kamu pikir?" Kaivan malah balik bertanya membuat Kimberly meneguk ludah karena sepertinya iya sudah salah paham.

Lalu Kaivan menarik laci nakas disamping tempat tidur, mengeluarkan secarik kertas putih dan juga pulpen. dan menaruhnya diatas nakas.

Tuk tuk!

"Tanda tangan!" katanya datar, mengetuk nakas dengan jari yang ditekuk, "Kamu bisa baca dulu surat perjanjian kontrak kita. Setelah itu tanda tangan diatas materai,"

Kimberly beranjak mendekati Nakas, walau waspada sambil menutupi bagian dadanya yang begitu terekspos.

"Jadi pacar pura-pura Bapak? selama 6 bulan?" tanya Kim dengan dahi mengkerut.

"iya, mulai hari ini kamu dan saya akan terlibat perjanjian kontrak selama 6 bulan untuk menjadi pacar pura-pura saya. didepan orang tua maupun siapa saja yang mengetahui hubungan kita." jelasnya sambil duduk dikursi dan menghidupkan sebatang rokok miliknya.

"Tapi kenapa harus saya Pak? kenapa Bapak tidak cari wanita lain saja diluar sana. Atau mungkin beberapa teman tidur Bapak seperti yang tadi.. maaf disebutkan oleh Ayah Bapak," protes Kim tak setuju.

Kaivan menarik garis bibirnya miring, menatap Kimberly dengan tatapan licik.

"Kamu pikir setelah kamu menipu saya, kamu bisa bebas begitu saja? tidak semudah itu, setelah kamu-" Kaivan menjeda kata-katanya sambil menunjuk Kimberly sesaat, "Setelah kamu dan teman mu yang brengsek itu menipu saya!" ungkapnya seolah naik pitam mengingat dirinya yang telah ditipu mentah-mentah.

Mau tidak mau Kimberly menanda tangani surat perjanjian tersebut secara terpaksa. walau sebenarnya hatinya menangis karena setiap hari pasti hari-harinya akan sial karena berurusan dengan pria dingin tersebut.

"Bagus, ini cek 500 juta untuk mu sesuai janji saya," katanya meraih surat perjanjian tersebut dan memberikan selembar cek dengan nominal uang yang dijanjikan.

Lalu Kaivan pergi begitu saja meninggalkan Kimberly seorang diri Di dalam kamar dengan perasaan dongkol. tapi sebelum benar-benar keluar, Kaivan sempat bergumam kecil dengan senyuman tipis dibibir.

Cantik juga.

***

Kimberly beraktifitas seperti biasa Di Kantor, mengerjakan beberapa pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya setiap hari.

"Eh kalian udah tau belum? denger-denger Pak Bos mau dijodohin tau," bisik Vivi menyeret kursi kerjanya agar lebih dekat dengan Kim dan Dimas.

Dimas menoleh sambil menatap waspada sekeliling, "Yang sama putri pengusaha periklanan bukan sih? kemarin anak-anak divisi lain juga pada gosipin tuh," sahut Dimas menanggapi.

"A-ah? kalian denger gosip darimana sih heran gue," Kimberly menggaruk pelipisnya yang tak gatal karena gerogi.

"Ck, lo mah kudet Kim, diotak lo kerja terus sih! gosip hot news gini lo engga tau," Vivi berdecak menatap Kimberly yang seperti ketinggalan gosip.

"Gue pernah tuh liat berita keluarga pengusaha itu di sosial media, beuhhhhh cantik banget sumpah putrinya," tutur Dimas bercerita dengan semangat.

"Wah cocok dong berarti sama Pak Bos. ganteng dan cantik," puji Vivi cekikikan.

Kimberly memutar bola matanya malas, enggan sekali menggosip kan Ceo perusahaan yang nyatanya berhati dingin.

ganteng?

tentu pujian itu sama sekali tidak terbayangkan dipikiran Kimberly, mengingat sifat dan sikap Kaivan terhadapnya.

"AYO PADA NGAPAIN ITU? KERJA! KERJA! MALAH PADA NGERUMPI!" tegur Pak Handoko saat masuk keruangan divisi editor, dan malah melihat editornya pada ngerumpi.

Sontak membuat mereka bertiga jadi gelagapan seketika, dan kembali ke posisi mereka masing-masing.

Jam istirahat kantor tiba, semua karyawan termasuk Bos besar pun turut beristirahat.

Entah setan apa yang merasuki Kaivan, Tiba-tiba saja dia mengajak Arvelio untuk makan siang dikantin berdua.

"Tumben banget lo makan siang dikantin, biasanya diluar," ujar Arvelio heran.

"Mau nyari suasana baru aja, sekalian liat gimana kondisi kantin karyawan. melihat layak atau tidak layaknya," jawabnya datar.

Tatapan Kaivan tiba-tiba teralih kearah tempat prasmanan menu makanan yang memang disediakan untuk para karyawan secara gratis.

Dan engga sengaja juga Kimberly menoleh kearah Kaivan berada dan manik mata keduanya pun bertemu.

"Lo liatin apaansi," Arvelio menatap kearah Kaivan menatap.

"Menunya enak ngga?" jawab Kaivan mencoba mengalihkan perhatian Arvelio.

Arvelio menggaruk kepala belakangnya, "Eum, lumayan sih. gue udah lama juga engga makan siang dikantin soalnya," jawabnya ragu lalu melangkah bersamaan dengan Kaivan menuju tempat prasmanan tersebut.

Melihat Kaivan mendekat, reflek banget Kimberly buru-buru mau pergi, tapi tiba-tiba kakinya kesandung sama sebelah kakinya sendiri.

Brukkk!

"Aws," rintih Kim karena tanganya tersiram kuah sup yang masih panas.

Seisi kantin dibuat tercengang dengan insiden tersebut, menatap iba kearah Kimberly.

"Tanganya sakit ya? merah gini," jangan berharap itu suara Kaivan, karena barusan Arvelio yang reflek mendekat kearah Kimberly hendak membantunya.

"Engga apa Pak," jawab Kim meringis, "Biar saya kasih salep, nanti juga sembuh." tambahnya mencoba berdiri kembali.

"Mending dikompres air dingin Kim, takutnya kulit kamu melepuh kena kuah sup yang panas," Arvelio terlihat begitu peduli membuat Kaivan tiba-tiba jadi menekan pipi dalamnya dengan lidah.

"Lio ayo kita makan diluar aja," ajak Kaivan menarik lengan sahabatnya dan membiarkan Kimberly dengan luka di tanganya.

Kimberly menatap kepergian keduanya datar, walau pikiranya sedikit kesal karena Kaivan tidak ada reaksi apapun saat melihat dirinya terluka seperti ini. seperti tidak kenal sama sekali, padahal beberapa hari inikan mereka berdua sering bertemu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status