Share

Bab 117

last update Last Updated: 2025-10-13 09:49:19

Hujan deras menampar kaca jendela ruang kerja di lantai atas vila Dirgantara. Langit malam tampak muram, seolah ikut menyimpan amarah yang sama dengan dada Arkana. Ia berdiri di depan jendela besar itu, menatap pantulan dirinya sendiri—lelaki dengan wajah lelah, mata sembab, dan tangan bergetar.

Di meja belakangnya, puluhan berkas proyek berserakan, beberapa sobek karena amarah yang tak terbendung. Laporan-laporan tentang “D7: Operation Rebirth” berserakan di lantai, sebagian masih basah oleh tetesan air dari gelas kopi yang terbalik.

“Kenapa semuanya selalu berakhir seperti ini?” desahnya lirih, menatap layar laptop yang berkedip pelan. “Nadira… apa yang sebenarnya kau sembunyikan dariku?”

Ia mengusap wajahnya kasar. Tubuhnya nyaris rubuh karena terlalu lama menahan perasaan bersalah. Sudah berhari-hari ia tak tidur, hanya hidup dari kopi dan kecemasan. Tapi malam ini, ia menemukan sesuatu—sesuatu yang bisa menghancurkan seluruh hidupnya.

Di laya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 143

    POV ARKANAMalam itu, Arkana tak bisa tidur.Suara dari telepon itu terus terngiang di kepalanya.Nada lirih, serak, dan kalimat yang seolah menjadi beban baru di dadanya:> “Jangan kasih tahu Nadira dulu… aku cuma butuh waktu.”Ia duduk di ruang kerjanya, lampu meja menyala redup.Ponselnya diletakkan di atas meja, dan tiap kali layar itu berkedip, jantungnya langsung berdebar, berharap panggilan itu muncul lagi. Tapi nihil.Tak ada kabar. Tak ada pesan. Hanya sunyi.---Keesokan paginya, Nadira datang dengan wajah cerah, membawa roti bakar dan kopi.“Mas, sarapan dulu. Kamu belum tidur lagi, ya?”Suara Nadira begitu lembut, tapi justru membuat hati Arkana makin kacau.“Cuma… nggak bisa tenang,” jawab Arkana pelan, menatap istrinya.“Banyak pikiran.”Nadira duduk di sebelahnya, menyentuh tangannya.“Kalau ini tentang Rafindra, kamu nggak perlu terus nyalahin diri sendiri. Dia pergi waktu mendaki, bukan karena kamu.”Arkana diam.Ia ingin berkata bahwa Rafindra tidak benar-benar pergi

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 142

    (POV Arkana)Tiga minggu berlalu sejak kabar hilangnya Rafindra.Kantor, rumah, bahkan waktu tidur Arkana tak pernah lagi benar-benar tenang.Ada ruang kosong di tengah keluarga yang tak bisa diisi oleh siapa pun.Rafindra mungkin hanya ipar, tapi bagi Arkana, pria itu seperti cermin dari masa mudanya — keras kepala, tapi punya hati besar untuk melindungi orang yang ia sayang.Dan meski mereka sering beradu argumen kecil, Arkana tahu, di balik tatapan sensinya Rafindra pada iparnya ini, ada bentuk kasih sayang yang tidak pernah diucapkan.---Pagi itu, matahari Jakarta masih lembut ketika Nadira datang ke ruang kerja dengan secangkir kopi.Ia memakai baju berwarna pastel, rambutnya diikat asal, tapi di mata Arkana, ia selalu tampak menenangkan.“Masih belum bisa fokus kerja?” tanyanya lembut, meletakkan kopi di meja.Arkana menatap layar laptop yang masih kosong. “Susah. Aku kebayang terus wajahnya… waktu terakhir kali kita ribut kecil di rumah makan itu.”Nadira duduk di kursi sebera

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 141

    (POV Arkana)Hujan turun sejak sore, membasahi jendela besar ruang kerja Arkana di lantai 20 gedung Dirgantara Corp.Lampu kota memantul di kaca, menciptakan bayangan samar dirinya sendiri — wajah seorang pria yang tampak tegar, tapi lelah menahan kehilangan.Sudah seminggu sejak kabar itu datang.Kecelakaan di gunung. Tim pencari hanya menemukan serpihan tas dan bekas longsor. Nama Rafindra tertulis dalam daftar korban yang hilang tanpa jejak.Namun anehnya, Arkana tak pernah benar-benar percaya Rafindra sudah tiada.Ada sesuatu dalam caranya “menghilang” yang terlalu… teratur.Arkana menatap layar laptop yang menampilkan laporan polisi, matanya tajam seperti sedang mencari celah.“Koordinat lokasi jatuhnya sinyal… sama persis dengan area proyek lama keluarga Dirgantara,” gumamnya lirih.Ia mengepalkan tangan.“Dan tak ada satu pun yang menyinggung soal itu di laporan resmi.”Suaranya pelan, tapi penuh tekanan.Sudah terlalu banyak hal aneh yang terjadi sejak kasus D-9 berakhir. Seol

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 140

    (POV Nadira)Udara dingin Lembah Rinjani masih menempel di kulitku bahkan setelah kami kembali ke penginapan malam itu.Suara ombak di kejauhan seperti berbisik-bisik—pelan, tapi tak memberi ketenangan.Arkana sedang duduk di tepi balkon, matanya menatap jauh ke arah gunung yang samar tertutup kabut.Aku tahu pikirannya tidak di sini. Ia masih memikirkan adiknya, Rafindra.Aku diam di ambang pintu, memandangi sosoknya yang terlihat lelah tapi tetap tenang seperti biasa.Sosok pria yang dulu dingin, kini lembut dalam caranya sendiri.Dan sekarang, ada bayangan dari masa lalunya yang kembali begitu saja, membawa badai yang tak kukenal.> “Mas…”Ia menoleh, tersenyum kecil. “Kamu belum tidur?”Aku menggeleng. “Aku nggak bisa tidur. Masih kebayang tatapan Rafindra.”Arkana terdiam sesaat, lalu menarik napas panjang.> “Dia pasti banyak berubah. Sepuluh tahun sendirian di alam terbuka, Nadira. Aku bahkan nggak tahu dia bisa bertahan.”> “Aku tahu, Mas. Aku cuma…” aku menunduk. “Entah kenap

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 139

    Kabut tipis menutupi langit pagi ketika sebuah pesan masuk ke ponsel Arkana.Ia baru saja turun ke ruang kerja ketika Nadira menyusul sambil membawa dua cangkir kopi.> “Mas, ini kopinya—”Nadira berhenti.Tatapannya langsung tertuju pada layar ponsel Arkana yang terbuka.Di sana tertulis nama pengirim yang membuat jantung mereka berdua seolah berhenti berdetak.> Rafindra Dirgantara.Nadira menatap Arkana pelan.> “Mas… itu…?”Arkana masih terpaku, jemarinya nyaris tak percaya menyentuh layar.“Nggak mungkin,” bisiknya. “Nama itu… aku sendiri yang masukkan dalam daftar mendiang.”---Isi pesannya singkat.> “Aku kembali. Kita harus bicara. Ada hal yang belum selesai.”Lokasi yang disertakan: Lembah Rinjani — Base Camp Lama.Arkana terdiam lama, pikirannya melayang ke masa sepuluh tahun lalu.Hari ketika ia menerima kabar adiknya, Rafindra, hilang di pendakian Rinjani.Tim SAR hanya menemukan serpihan tenda, kamera rusak, dan catatan perjalanan terakhir — “puncak tinggal satu jam lagi

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 138

    Jakarta, pukul delapan pagi.Langit belum terlalu cerah, tapi di rumah megah milik keluarga Dirgantara, aroma roti panggang dan kopi hitam sudah memenuhi udara.Arkana duduk di meja makan, masih dengan setelan kerja yang rapi, sementara Nadira sibuk di dapur menyiapkan sarapan cepat.Ia mengenakan kemeja putih longgar milik Arkana — kebiasaan kecil yang selalu membuat pria itu tersenyum.> “Kamu nggak bosan ya pakai bajuku terus?”Nadira menoleh cepat, tersenyum. “Kalau bajunya wangi kamu, kenapa harus bosan?”“Wangi parfum, bukan aku.”“Wangi kamu juga.”“Itu karena kamu suka rebut bantal aku pas tidur.”Nadira meletakkan piring roti bakar di meja sambil tertawa kecil.Namun senyum itu perlahan hilang begitu ponselnya bergetar — panggilan dari Evelyn, klien besar yang sedang bernegosiasi dengan Dirgantara Corp untuk proyek baru.---> “Halo, Mbak Evelyn. Iya, saya masih di rumah. Oh… sore ini? Tapi—”Nadira menatap Arkana sejenak, wajahnya mulai berubah tegang.“Baik, saya datang. Te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status