Share

Kepulangan Celine dan Jonathan

"Yakin tidak ada yang ketinggalan?" Celine berdecak kesal dalam hati saat pertanyaan itu kembali dia dapat dari Jonatan.

Saat ini keduanya sudah berada di mobil untuk melakukan perjalanan pulang.

“Bawel banget sih. Kamu sudah lebih dari lima kali bertanya itu padaku, Jo,” Celine menutup pintu mobil dengan kencang.

Jonathan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia harus belajar sabar menghadapi mood wanita yang saat ini sudah menjadi istrinya itu. Bukan hanya untuk sekarang atau beberapa bulan kedepan. Namun, bagi Jonathan itu semua akan menjadi selamanya.

Mobil Mercedes Maybach s-class melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan pedesaan menuju ke kota. Sepanjang perjalanan Celine dan Jonathan hanya diam tidak ada yang berbicara.

Dari arah belakang mobil yang sama dengan warna berbeda mengikuti mobil yang ditumpangi Celine dan Jonathan. Celine sekolah melirik ke arah kaca spion, dia kaget kalah tau ternyata Alister juga pulang saat itu dan kini dia mengikutinya.

“Jo, kamu pulang ke rumahku dan Alister saja,” cletuk Celine yang membuat Jonathan mengangkat sebelah alisnya.

“Aku ada satu permintaan lagi,” sambung Celine yang masih menatap lurus ke arah spion sambil mengeluarkan ponselnya.

“Katakanlah,” jawab Jonathan singkat.

“Selama aku belum hamil kamu tinggal di rumahku, dan aku mau kamu bisa membantuku membuat Alister cemburu dengan kedekatan kita,” Celine berkata dengan nada dingin dan menggeser layar ponselnya lalu mencari nama Eva– kepala pelayan yang mengurus rumah Celine dan juga Alister.

Jonathan tertarik dengan apa yang dilontarkan oleh Celine, dia hanya menganggukkan kepalanya saja. Karena, bagi Jonathan ini kesempatan baik dan dengan begitu semakin mudah bagi Jonathan meluluhkan hati Celine.

Satu jam perjalanan yang mereka tempuh, hingga mobil mewah tersebut berbelok ke sebuah jalan yang dimana tempat itu hanya dihuni oleh para konglomerat kelas atas.

“Kenapa mereka masuk kesana?” tanya Alister yang merasa aneh, seharusnya Celine dan Jonathan pergi ke arah rumah yang telah dia sediakan.

Tidak lama kemudian, mobil Mercedes itu berhenti tepat di sebuah rumah mewah dan megah dengan gerbang tinggi menjulang berwarna keemasan. Dua orang lelaki berseragam hitam membukakan pintu dan menundukkan kepalanya penuh dengan hormat. Disusul dengan mobil Alister yang juga ikut masuk kedalam.

“Tolong bawakan barang-barang kami ke dalam!” pinta Celine yang baru saja keluar dari mobil.

Jonathan menatap dengan penuh kagum mansion tersebut, dia menaikkan sudut bibirnya seakan memikirkan sesuatu.

“Ayo!” ajak Celine sambil menggandeng lengan Jonathan masuk kedalam.

Emma merasa aneh melihat kedatangan Celine dengan lelaki lain apalagi di belakang saat ini juga ada Alister yang saat ini berjalan mendekat dengan wajah tidak bersahabat.

“Kamarnya sudah siap, bi?” Celine masih menggandeng tangan Jonathan dengan mesra.

Wanita paruh baya itu hanya bisa mengangguk kepalanya dengan perasaan penuh tanda tanya. Celine dan Jonathan masuk kedalam kamar tamu.

“Apa-apaan, Celine. Kenapa dia membawa Jonathan kerumah ini?” Alister menatap tajam dengan penuh amarah. Entah mengapa rasanya dia sangat kesal melihat sang istri bermesraan dengan suami barunya.

Setelah menutup pintu, Celine segera melepaskan tangannya dan berjalan menuju sofa lalu duduk sambil bersedekap dengan senyum penuh kemenangan.

“Kamu lihat tidak tadi ekspresi, Alister? Pasti dia sekarang cemburu melihat kita tinggal satu kamar,” Celine tersenyum bahagia. Namun, tidak dengan Jonathan, sudut hatinya nyeri saat dia tahu bahwa Celine hanya berpura-pura saja demi membuat Alister cemburu.

“Aku sangat senang, semoga saja Alister bisa sa … ” ucapan Celine terhenti kala benda kenyal mendarat sempurna di bibir ranumnya dan membuat tubuh Celine mematung.

Celine memejamkan matanya, kali ini dia tidak menolak lagi. Celine lebih memilih untuk menikmati.

Alister membuka pintu kamar ruang tamu tersebut, matanya membulat sempurna saat melihat Celine dan Jonathan berciuman dengan sangat panas.

Celine mendorong tubuh Jonathan dan langsung saja berdiri menatap dengan penuh rasa bersalah kepada Alister.

“Ka–kamu ngapain masuk kesini, Alister?” tanya Celine terbata.

Jonathan mengusap bibirnya dan tersenyum penuh dengan arti.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status