Share

Ciuman Pertama dari Alister

Melihat kemesraan Celine dan Jo membuat darah Alister mendidih. Dia tidak tahu, apa yang sebenarnya saat ini tengah dia rasakan. Melihat istrinya begitu mesra dengan laki-laki lain membuat Alister merasa kesal. Namun, Alister berusaha untuk tenang dan tidak terbawa emosi.

"Memangnya kenapa, Cel? Ini rumahku. Jadi, terserah aku melakukan apa di rumah ini!" Alister berkata penuh penekanan. Seakan menegaskan pada lelaki yang baru saja dibawa sang istri untuk tidak bertindak sesuka hati.

Tugasnya hanya membuat Celine hamil, tapi ini mengapa Jonathan malah mencium Celine sembarangan?

"Ini rumah kita, Alister! Apakah aku perlu menekankan lagi? Rumah ini hadiah pernikahan dari papaku, jadi tolong kamu camkan itu!"

"Akan menjadi rumahku seutuhnya jika kamu tak kunjung hamil oleh lelaki—” Ucapan Alister terhenti ketika tiba-tiba Celine melayangkan tamparan di pipinya.

“Berani kamu menamparku, Celine?” tanya Alister dengan tatapan tidak suka.

Selama bersama dua tahun terakhir, Celine tak pernah bertingkah kurang ajar seperti ini. Lalu, mengapa cepat sekali dia berubah? Mungkinkah diam-diam Jonathan telah mempengaruhi wanita ini?

Celine berkacak pinggang, nafasnya memburu dia menatap tajam ke arah Alister, seakan mengatakan bahwa dia tidak suka dengan apa yang di lakukan oleh suaminya itu.

“Iya, kenapa? Apakah kamu tidak suka, tuan Alister Edbert Sackler!” Celine menekankan ucapannya mengenaskan bahwa dia sangat kecewa kepada Alister

Jo mengangkat sudut bibirnya, dia senang melihat sepasang suami istri yang sedang bertengkar. Jo tidak ada niat untuk melerai, dia akan maju jika Alister berbuat kasar. Karena, mulai saat ini Jo tidak akan membiarkan siapapun menyentuh atau menyakiti istrinya itu.

Melihat ekspresi Jo yang seakan senang membuat Alister semakin kesal. Alister mendekati Celine dan menarik pinggang sang istri hingga wajah mereka bertemu dan tak berjarak. Alister mendaratkan bibirnya dan mencium Celine dengan begitu kasar sehingga membuat Celine meringis kesakitan akibat gigitan dari Alister.

Entah mengapa Celine justru merasa hambar dan kesal. Bukankah seharusnya dia bahagia? Ini yang dia tunggu selama dua tahun. Namun, mengapa rasanya seperti sangat menyakitkan bagi Celine.

Jo mengepalkan tangannya, pemandangan ini berhasil membuat darah Jonathan mendidih. Cemburu, kesal dan marah yang saat ini tengah Jo rasakan. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, biar bagaimanapun Alister juga suami sah Celine.

Celine berusaha memberontak, dia sekuat tenaga mendorong tubuh Alister hingga panggutan Alister di bibirnya terlepas.

Plak …

“Kurang ajar kau, Alister!” Celine keluar dari kamar tersebut dengan air mata yang mengalir antara menahan sakit di bibirnya dan juga di hati.

Celine tanpa sadar juga menabrak seorang yang berdiri mematung di depan pintu menyaksikan ciuman panas antara Celine dan Alister.

“Cel, tunggu!” Jo mengejar Celine yang berlari sambil menangis.

Alister membersihkan bibirnya, dan menjilati sisa-sisa yang berada di pinggirnya. Jantung Alister berdegup kencang, dia juga merasa aneh mengapa bisa melakukan itu kepada Celine. Bukankah selama ini Alister menghindari Celine, lalu mengapa sekarang justru dia mencium paksa istrinya itu?

“Apa yang kamu lakukan, Jo? Kenapa kamu tega mencium Celine seperti itu? Apakah kamu sudah mulai mencintai istrimu itu?” suara Morgan berhasil membuat lamunan Alister buyar.

Alister langsung saja membalikkan badannya, dia semakin merasa bersalah. Kini kekasihnya itu berlalu pergi meninggalkan Alister yang masih berdiri dengan perasaan kacau.

“Arg … ! Kenapa jadi seperti ini?” Alister menjambak rambutnya secara kasar sambil berkacak pinggang dan berjalan ke kanan dan kiri.

Morgan berlari keluar rumah Aliste dan Celine dengan perasaan hancur, bahkan dia sudah tidak peduli menabrak seorang wanita yang saat ini berjalan masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

“Siapa dia, Emma?” tanya wanita tersebut kepada Emma–kepala pelayan rumah itu.

Emma terdiam, dia juga bingung harus menjelaskan kepada wanita tersebut.

“Alister dan Celine kemana? Apakah mereka ada di rumah?” tanya wanita itu lagi.

“A– ada, di–dalam, Nyonya,” jawab Emma terbata.

Tidak lama kemudian, Alister keluar dari kamar tamu dan dia berdiri mematung menyaksikan siapa yang saat ini sedang berada di hadapannya. Alister bingung harus bagaimana.

“Mama, kenapa datang tidak memberi tahu dulu?” sapa Alister resah, dia takut jika mamanya bisa tahu dengan keberadaan Jo.

“Memangnya kenapa? Salah jika mama datang kerumah anak sendiri? Mana istrimu?” Emy– ibu Alister mengerucutkan bibirnya kesal.

Alister memeluk tubuh wanita yang sudah melahirkannya itu dan berpikir bagaimana cara dia memberitahu Celine jika ibunya datang.

Emy mengerutkan keningnya, dia merasa aneh dengan sikap Alister. Karena, selama ini putranya itu jarang sekali mememeluk dia, lalu kenapa kini Alister melakukan itu semua.

“Al, siapa laki-laki tadi yang keluar itu? Kenapa dia seperti menangis?” tanya Emmy yang mampu membuat Alister membulatkan matanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status