Share

Geri bertindak

Penulis: ermawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 08:37:45

Ketika maka malam dirumah keluarga Dion, Papanya bertanya tentang malam pertama mereka sebagai suami istri.

“Kapan kalian bulan madu?” tanya Papa Dion.

“Belum ada rencana aku lagi sibuk,” jawab Dion singkat.

“Gimana Nanda rasanya sudah menjadi istri sah Dion, ada perubahan gak dari sikap Dion ke kamu?” tanya Papanya Dion.

“Banyak berunah Pa. Dia semakin terbuka dan jauh lebih baik memperlakukan aku sebagai istri,” jawab Nanda yakin.

“Sebelum menikah Kak Nanda diperlakukan buruk ya sama Dion seperti wanita sewaan gitu,” sindir Geri melirik pada Nanda.

Sontak Dion dan Nanda kaget atas ucapan Geri seperti mengarah pernikahan kontrak mereka.

Dion menghentakan sendoknya karena ulah Geri berusaha mengorek urusan pribadinya.

Nanda dengan cepat mencegah tindakan buruk Dion didepan Papanya.

“Sebelum menikah dia agak kaku tapi setelah menikah dengannya, aku yakin dia sangat menghargai seorang wanita seperti dia menyayangi Mamanya.” Omongan Nanda membuat semua keluarga Dion berpusat padanya.

Nanda juga terkejut dengan omongannya sendiri membahas Mamanya Dion.

“Jadi kamu sudah mengenal Mamanya Dion?” tanya Papanya Dion.

Dion menoleh pada Nanda dengan tatapan Dion gelisah kalau sampai mereka salah langkah mengungkit Mamanya.

“Iya Papa aku sudah bertemu dengan Mamanya Dion,” jawab Nanda.

“Berarti kamu sudah tahu semua tentang Mamanya Dion?” tanya Papanya lagi.

“Aku tahu semua Pa tentang Mamanya Dion tapi beda orang beda cerita hidup tidak perlu untuk dibahas.” Kata Nanda berusaha menyudahi omongan tentang Mamanya Dion.

“Di rawat rumah sakit mana Mama kamu?” tanya Papanya Dion.

“Papa tidak perlu tahu, kalau ada kaitannya dengan saham Mama. Papa bisa berurusan dengan ku jangan mencari Mama, kalian tahu akibatnya,” tegas Dion.

Alhasil Atmosfer mencekam pikiran masing-masing anggota keluarga Dion selama melanjutkan maka malam bersama.

***

Usai makan malam, tepat di ruang keluarga sudah ada Bianca, Feni dan Nanda sedang minum teh di ruang keluarga.

“Besok kita belanja yuk mom, entah kenapa hawa rumah ini jadi suram gak betah. Aku kangen rumah ku istana ku yang dulu sebelum ada orang asing datang,” kata kiasan dari Bianca meresap langsung ke Nanda.

“Benar kata kamu besok kita belanja saja, mata Mami nyeri melihat penampakan asing di rumah ini berkedok keluarga.” Sahut Feni menancapkan sindiran pada Nanda.

Nanda tidak peduli obrolan Feni dan Bianca, dia fokus menghirup wangi aroma teh hangat

di cangkir.

Tidak lama Bianca pergi kembali ke kamarnya, tinggal Feni dan Nanda seorang diruang keluarga.

“Ruang keluarga ini tempat besejarah sekaligus awal dari aku dan Papa Dion menikah secara sah,” ujar Feni dengan wajah angkuh.

“Tempat di mana awal mulainya penderitaan Mamanya Dion sampai duduk di atas kursi roda,” sengit Feni menjelit.

Nanda meneguk ludahnya menatap paras wajah Feni yang menakutkan.

“Jangan sampai ruang keluarga ini jadi awal penderitaan kamu bernasib sama dengan mertua kamu,” ancam Feni sadis.

Batin Nanda, “Aku harus atut emosi jangan tersulut omongannya, bisa makin tertantang dia mengajak ku ribut}

Hati dan pikiran Nanda tidak gentar, dia tidak terpancing emosi. Dia memilih tidak menggubris omongan Feni dan kedua matanya mengedar tidak ingin bertatapan dengan Feni.

***

Di tempat berbeda, Papanya dan Dion bicara tentang kemajuan perusahaan mereka masing-masing. Geri hanya menjadi pendengar karena dia belum terjun ke perusahaan Papanya.

“Aku izin pergi balik ke kamar,” ucap Dion berpamitan pada Papanya.

Dion bangun dari tempat duduknya keluar dari ruang kerja Papanya. Dia merasa seperti ada yang kurang lalu ia meraba saku celana tidak ada ponsel miliknya. Dia pun kembali lagi ke ruang kerja Papanya untuk mengambil ponsel yang mungkin tertinggal di kursi.

Ketika dia membuka pelan pintu ruang kerja Papanya, terdengar jika pembicaraan Geri merujuk ke arah perusahaan milik Papanya.

“Pa, selesai wisuda aku mau kerja di perusahaan Papa. Sudah waktunya aku kerja perusahaan milik Papa, Dion sudah punya bisnisnya sendiri bahkan Papa sponsor terbesar perusahaannya. Aku juga ingin sukses seperti dia,” terang Geri berusaha membujuk Papanya.

“Kamu harus panggil Dion dengan sebuatan Abang hargai suaudara tua kamu,” bentak Papanya Dion.

“Aku sudah coba rukun dengannya. Waktu kecil aku panggil dia Abang tapi asal Papa tahu, dia tidak suka aku panggil Abang. Dion bilang kalau dia anak tunggal dari orang tuanya,” jelas Geri bikin Papanya Dion.

Geri tersenyum miring karena omongannya berhasil di tangkap Papanya. Dia akan terus mempengaruhi Papanya agar tidak berpihak pada Dion.

Dion meradang karena Geri menghasut Papanya, dia membuka pintu ruang kerja Papanya dan segera mengambil ponselnya yang tertinggal

di kursi.

Tatapan Papanya berubah kesal denganya. Dion pun berjalan memasang wajah acuh keluar dari ruang kerja Papanya.

Dion bergumam, “Kali ini aku biarkan dia menjelekkan aku, besok akan aku buat dia terperangah, tidak bisa menggeser posisi ku sebagai pewaris perusahaan Papa.”

Kemudian Dion dan Nanda kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

***

Paginya, Dion sarapan di ruang tv tengah kamarnya, dia sibuk membaca. Lalu Nanda mengintip-intip sambil mengolesi selai diatas roti tawar.

“Kenapa mata kamu lirik-lirik terus?” tanya Dion.

“Kamu baca Apa?” tanya Nanda Balik.

“Aku lagi baca ulang hasil proposal kerjasama dengan pemerintah kota bikin fitur buat lansia dan anak-anak.” Jawab Dion.

Sontak, terbesit ide di kepala Nanda. Dia mengutarakan ide itu pada Dion.

"Kalau mau kerja sama dengan pemerintah, misalnya ada subsidi dari pemerintah. Tokoh online dan tokoh offline bisa ngajuin tokoh mereka yang masuk kriteria pemerintah untuk kerja sama pakai fitur perusahaan kamu. Pasti membantu banget buat masyarakat menengah ke bawah. Dari dulu aku berharap banget loh ada yang bikin ginian." Nanda bertanya dengan wajah antusias

"Ide kamu bagus juga, nanti aku usulkan.” Respon Dion antusias memahami ide Nanda. Dia merasa aura positif Nanda makin keluar ditambah wajah cantiknya kian terawat. Dion makin merasa kagum melihat Nanda. Dia berniat untuk mengajak Nanda ke kantor agar tidak bosan dirumah.

“Mau ikut aku gak ke kantor?” tanya Dion.

“Mau, aku juga mau berkunjung lihat Pak de Ali.” Sahut Nanda.

“Ok bersiaplah,” kata Dion.

“Siap,” Nanda langsung buru-buru merapikan diri.

Tidak lama kemudian Hanif mengetuk pintu lalu masuk ke ruang tv kamar Dion.

“Pagi pak Dion,” sapa Hanif.

“Pagi Hanif, Geri sudah mulai bertindak. Dia mau masuk ke perusahaan Papa, saya ingin memenangkan hati Papa. Atur jadwal ku buat bulan madu, saya harus mempertahankan harta keluarga ku. Jangan sampai jatuh pada Geri maupun Feni,” Ujar Dion.

“Baik Pak Dion.” Sahut Hanif.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Nanda Di Culik

    Aksi ke tiga wanita jahat itu berlanjut, Nanda di Bawak ke sebuah gudang gelap. Lalu Nanda di sekap di dalamnya. Mereka mengawasi sekeliling gudang tersebut, menjaga Nanda supaya tidak kabur. "Rasakan penyiksaan kamu Nanda, siapa suruh punya suami sombong asal pecat orang." Oceh salah satu wanita dari ketiga orang jahat itu. "Berapa jam ke depan aku pastikan dia tidak mungkin terbangun, efek obat tidur itu sangat kuat dosisnya," sahut wanita jahat yang lain. "Kasihan sama janinnya, kata orang kantor dia lagi hamil," ucap salah satu orang jahat yang iba pada Nanda. Dari ketiga wanita jahat itu, dua di antara mereka. Menancapkan tatapan kejam pada Nanda. Namun, salah satu wanita di antara mereka. Ada yang simpati pada Nanda. Tiba di tempat tujuan dalam gudang, bekas usaha keluarga salah satu wanita jahat tersebut.. Nanda belum sadarkan diri. Matanya masih terpejam dan di saat itulah, mereke bertiga menyeret tubuh Nanda masuk ke dalam gudang. Mereka juga mengirim video pada Dion,

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Memaksakan Diri

    Nanda dan Dion sudah berada di rumah mereka. Hari di mana Nanda sudah bertekad untuk tidak takut dengan apapun. Ancaman, bahaya dari seseorang tidak mematahkan semangat hidupnya. Dia akan memaksakan diri, pergi keluar rumah untuk memancing orang yang kemarin hampir mencelakainya. Misalkan, orang itu keluar dan berani berhadapan langsung dengan Nanda. Ia pasti mengerahkan tenaganya untuk melawan orang tersebut.Nanda dalam hatinya,"Keluarlah kamu orang jahat, aku tidak takut. Kamu akan aku hajar sampai mati ketakutan."Dia berpikir seperti itu sambil menyisir rambut panjangnya yang indah dan tebal. Tidak lupa dia memakai make up agak terang dan baju hamil gamis berdasar Kanit, dengan warna cream sampai ke bawah betis.Sekejap terlintas di pikirannya, tentang kejadian dia jatuh tempo hari."Apa Laura yang mendorong aku kemarin," gumam Nanda pelan sekali. Nanda terdiam karena Dion keluar dari kamar mandi. Dion mencium aroma parfum vanila. Spontan dia samperin istrinya dan memeluknya dar

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Nanda Masih Was-Was

    Berlanjut Nanda belum pulang dari rumah Ayahnya. Pagi-pagi sekali, dia maju mundur untuk bercerita dengan Dion. Dia termangu menatapi muka Dion yang masih terlelap tidur.Nanda bergumam sendiri, "Apa aku cerita saja pas pulang ke rumah Dion." Keraguan Nanda terus mengitari pikirannya, kepalanya menggeleng berkali-kali. Dia beranjak dari tempat tidur untuk menyenangkan dirinya. Dia memanjakan diri dengan mandi di baluri lulur dan pakai masker wajah. Selesai mandi dia membuat jus buah anti stress, strawberry, apel, daun mint, blueberry dan pisang. Setiap tegukan jus buah, jleb.. bikin pikirannya adem. Dia juga membuat sandwich isi daging yang tampak lezat."Wah...wah...wah...! sejak lu menikah Nanda, gue perhatiin selera lu jadi kebarat-baratan. Beruntung muka lu mirip Ibu kalau mirip Ayah kayak gue, pasti lu di bilang udik, Ha-ha." guyon Leon tertawa.Nanda reflek melempar buah apel ke perut Leon agar Leon berhenti tertawa. Dia melanjutkan meminum teh sembari sesekali, melihat jam din

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Waspada

    Setelah kemarin Nanda terguncang di ikuti orang, saat ini ia masih di rumah Ayahnya. Dia menunggu Dion pulang bekerja sambil jajan telur gulung di depan gang rumahnya. Tidak lupa dia di temani Ayahnya jajan karena dia agak takut keluar sendirian sekarang. Perasaan was-was selalu meliputi dirinya. Matanya terus memperhatikan orang-orang yang lewat di depannya. Nanda juga waspada agak berjarak dengan orang lain, ketika berpapasan.Dia lebih siaga dan siap melindungi dirinya. Dia tidak bisa terbelenggu oleh rasa takut berlebihan. Efeknya akan lari ke janin dalam kandungannya.Dia tetap menjaga sugestinya untuk tidak tegang menghadapi situasi. Menghibur dirinya dengan cara bercengkerama sesama orang sekelilingnya."Lebih baik Dion tidak usah tahu. Bisa-bisa kalau aku bahas peristiwa kemarin, kepala ku pasti pusing. Dedek dalam perut pasti ikut pusing, aku gak mau mengungkitnya lagi," gumam Nanda sendiri.Tak lama kemudian, Dion datang pulang dari kantor. Lantas buru-buru Nanda menyambut

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Laura Membuntuti Nanda

    Lusanya, ketika sarapan pagi bersama. Nanda hendak mengatakan niatnya menginap di rumah Ayahnya, pada Dion dan Mama mertuanya. Dia memulai omongan duluan untuk membuka obrolan bersama."Dion.. Mama..! Nanda boleh izin menginap di rumah Ayah. Nanda kangen rumah," ujar Nanda meminta izin."Tentu boleh sayang, gimana Dion?" tanya Mamanya."Iya boleh banget. Entar aku susul ikut menginap di sana selesai pulang kerja," balas Dion sambil mengunyah roti lapis. "Dion, Mama, makasih banyak," ucap Nanda tersenyum manis.Dion dan Mamanya mengangguk, mereka tersenyum lebar tertuju pada Nanda.Selesai sarapan, Nanda di kamar bersiap pergi, Dion sudah pergi bekerja dan Mamanya Dion control ke rumah sakit.Sementara di ruang makan rumah lagi, Feni pun memberi informasi ke Laura. Jika Nanda ingin keluar rumah menginap di rumah Ayahnya Nanda.Laura pun gesit merespon chat dari Feni, dia sepertinya mau menyamar untuk membuntuti Nanda. Laura memakai sepan jeans biru dan kemeja longgar serta memakai mas

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Piknik Keluarga

    Seperti yang di rencanakan Nanda, Dion dan Helena mereka mengajak semua keluarga pergi piknik bersama. Tidak lupa mereka menyewa tempat area terbuka dan mendirikan tenda, serta makanan lengkap, di kawasan camping pinggir kota. Tempatnya asri, banyak tumbuhan hijau dan pohon menjuntai tinggi, lahannya terbuka dan terdapat danau buatan, Kali ini Gerry dan istrinya di ajak untuk ikut piknik. Ada juga Arya di ajak Kakek Wisnu untuk mendampinginya sebagai sekertaris. Kakek Wisnu tidak ingin merepotkan cucu-cucunya yang sedang berbahagia.Feni dan Bianca bertugas memasak seafood bakar, BBQ daging sapi, dan jenis makanan lainnya. Nanda bahagia sekali keluarganya dan keluarga suaminya bersama menjalin hubungan.Tangannya terus berucap syukur berkat kandungannya, dia di beri semangat untuk melindungi dirinya sendiri dan calon anaknya. Dia berbisik pada calon anaknya,"Nak.. Mama gak sabar sekali mau gendong kamu dan ingin cerita sama kamu kalau sekarang Mama lagi bahagia." Bisikan Nanda sampa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status