Share

Menuju Hari H

Penulis: ermawati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-08 00:06:57

Berhubung weekend Dion janjian lagi dengan Nanda  mengajaknya pergi mengurus dekorasi kamarnya kelak, jika mereka sudah menikah. Dion bergegas meluncur rumah Nanda.

Setelah sampai rumah Nanda, ia disambut Leon dengan wajah penuh prasangka.

"Orang kaya beneran lu?" tanya Leon yang duduk tepat di depan Dion.

Dion mengacuhkan ajakan Leon bicara lantaran ia menganggap bicara dengan Leon buang-buang waktu. Dia memilih fokus pada handphone miliknya tapi ekor matanya tetap waspada terhadap Leon.

"Lu gak dengar gue ajak bicara, belum jadi laki Nanda aja gak hormat sama gue. Gimana nanti jadi ipar, ngelunjak lu." Oceh Leon sedari tadi mendaratkan matanya yang melotot besar pada Dion.

"Woi, budek lu ya," teriak Leon kesal karena dicuekin.

"Gue hanya bicara sama orang normal. Gue anti sama orang pemalas, pembuat onar, beban keluarga apalagi orang itu laki-laki." Sembur Dion jujur.

"Beneran kurang ajar mulut lu ya, percuma banyak uang tapi kagak di ajari adab sama orang tua lu," oceh Leon ngamuk.

"Percuma lu di ajarin adab sama Ayah kalau lu masih ngeluarin bau sampah dari badan, hidup itu pakai otak buat hasilin uang. Bukan buat hasilin masalah," tegas Dion mendelik lebar beri nasihat pada Leon.

Ayah Nanda yang saat itu habis mandi buru-buru keluar kamar dan langsung menggeret Leon masuk ke dalam kamarnya. Sementara Nanda lagi bersiap untuk pergi bersama Dion. Tidak lama setelah keributan antara Dion dan Leon, Nanda keluar menghampiri Dion.

Lagi-lagi Dion terkesima dengan penampilan simpel Nanda yang casual tapi cantik. Tatapannya tidak lepas melekat di wajah Nanda. Melihat kedua mata Dion sedari tadi mengawasinya bikin Nanda risih. Spontan Nanda mengambil kaca dalam tasnya untuk  memeriksa kembali wajahnya.

“Tidak ada yang aneh,” gumam Nanda sambil berkaca.

Dion terkekeh melihat gelagat Nanda sambil melangkah keluar rumah, diikuti juga langkah nanda keluar dari rumahnya. Mereka berjalan di sepanjang gang rumah Nanda sampai tempat di mana Dion memarkirkan mobilnya. Lantaran Dion ada panggilan masuk dari Hanif masalah kerjaan, posisi dia berjalan di belakang Nanda.

Tiba-tiba Dion melihat lemparan bola kaki mengarah pada Nanda, Dion pun melongo ternyata Nanda bisa menghindari bola kaki itu tapi tidak motor listrik yang saat itu sedang melaju kencang dari arah depan Nanda.

Reflek Dion menarik tubuh Nanda lalu mendekapnya dengan kuat. Tubuh Nanda nyaris saja terserempet motor listrik yang dikendarai anak SMP.

“Maaf...” teriak dua anak SMP itu mengebut.

Dion ingin sekali membentak anak SMP itu tapi mereka keburu pergi menjauh sedangkan Nanda bermain dengan imajinasinya meraba dada bidang milik Dion. Kedua tangan Nanda pun merayap di lengan Dion yang berotot.

Deg!

Jantung Nanda berdetak cepat kaget bercampur gugup karena seluruh tubuh mungilnya berada di dekapan tubuh kekar milik Dion. Wajahnya menempek tepat di tubuh Dion

“Tubuh Dion betul-betul seperti  aktor difilm-film action,” gumam Nanda sibuk membayangkan tubuh Dion yang berotot dan kuat.

Dion dan Nanda pun saling bertukar pandangan, rasa malu mereka memuncakkan. Akhirnya Dion juga melepaskan dekapannya dan mengasingkan diri masing-masing. Mereka melanjutkan berjalan menyusuri gang daerah rumah Nanda sampai tempat parkiran dan masuk ke dalam mobil. Di perjalanan menuju tokoh interior, Nanda sudah memilih desain yang dia impikan. Dion mulai mengajak Nanda bicara mengenai dekorasi kamar tidur mereka nanti.

"Kamar jangan full warna pink," ketus Dion sedang menyetir.

"Iya," sahut Nanda.

“Campuran warna pink boleh tapi jangan mendominasi,” ketus Dion lagi menengok ke Nanda.

Kening Nanda mengerut ucapan Dion menghancurkan bayangannya. Kemudian dia mencoba menata ulang kembali pikirannya tentang kombinasi warna lembut, kalem, bisa menyejukkan suasana.

“Jangan milih warna terlalu girly walaupun aku beri kamu kebebasan buat dekorasi kamar kita tapi jangan semena-mena. Pemilik sah kamar itu adalah aku,” sewot Dion.

“Aku dari tadi pengen nanya, buat apa kamu ajak aku milih dekorasi. Kita tidur satu ranjang ya? bukannya pernikahan kita kontrak?” tanya Nanda.

Uhuk...

Mendadak tenggorokan Dion tersedak gatal mendengar pertanyaan Nanda. Dia sampai tersenyum miring melihat wajah Nanda begitu khawatir memikirkan tidur bersama.

“Aku tidur di ruang kerja sedangkan kamu di kamar kita. Aku suruh kamu dekor ulang kamar supaya kamu nyaman tidur di situ. Satu lagi buat jaga-jaga kali aja ada yang berkunjung ke kamar kita, biar orang yakin di situ banyak barang-barang pilihan kamu jadi pernikahan kita terlihat serius. Terang Dion.

Nanda mengangguk bertanda dia paham dengan omongan Dion. meskipun pernikahan mereka terikat kontrak setidaknya menjalankan pernikahan kontrak harus bermain rapi jangan kentara palsu.

Nanda berulang kali memandangi wajah Dion, detak jantungnya amat kencang. Angannya terus bicara tentang sosok Dion yang sedang menyetir disampingnya.

Nanda bicara dari lubuk hatinya paling dalam, "Maafkan Nanda Ayah, andai Dion calon suamiku sungguhan tanpa terikat kontrak, aku pun pasti bahagia membuat Ayah bahagia melepasku menikah"

***

Tepat di tokoh interior mewah Nanda tidak menyangka dia bisa mendesain sendiri tempat tidur impiannya.

Nanda bergeming lagi, "Andai ini nyata untuk selamanya, aku adalah wanita paling bahagia di muka bumi ini"

Dion menyenggol tubuh Nanda untuk kembali sadar dari lamunannya. Mereka memilih dan bertukar pilihan layaknya bak calon pengantin pada umumnya.

Ketika Nanda melihat kerlipan lampu hias dari atas tokoh interior, langkah kakinya tidak seimbang dan hampir mengenai perabotan pecah belah. Dion langsung merangkul pinggang rampingnya untuk menggeser tubuhnya terhindar dari tatakan perabotan pecah belah itu.

Jantung Nanda berdebar kencang, wajahnya kali ini benar-benar bersandar di bagian dada Dion yang bidang. Masih dalam posisi Dion masih merangkul pinggang Nanda masih belum terlepas.

“Kamu kalau jalan itu bisa gak lurus, hampir aja kamu mecahin semua perabotan yang terbuat dari kaca.” Oceh Dion melotot.

“Maaf aku tadi lihat lampu hias yang besar itu mewah banget terus ada yang kecil itu lucu cantik,” kicau Nanda sembari jari telunjuknya menunjuk ke atas.

Dion menggelengkan kepala merespons omongan Nanda. Kemudian ia melepaskan rangkulan tangannya lalu bergerak jalan menuju kasir sementara Nanda mengikutinya dari belakang.

Selesai dari tokoh interior, Dion mengantar Nanda pulang ke rumah dan Dion melanjutkan aktivitasnya main tenis di sore hari.

***

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Nanda Di Culik

    Aksi ke tiga wanita jahat itu berlanjut, Nanda di Bawak ke sebuah gudang gelap. Lalu Nanda di sekap di dalamnya. Mereka mengawasi sekeliling gudang tersebut, menjaga Nanda supaya tidak kabur. "Rasakan penyiksaan kamu Nanda, siapa suruh punya suami sombong asal pecat orang." Oceh salah satu wanita dari ketiga orang jahat itu. "Berapa jam ke depan aku pastikan dia tidak mungkin terbangun, efek obat tidur itu sangat kuat dosisnya," sahut wanita jahat yang lain. "Kasihan sama janinnya, kata orang kantor dia lagi hamil," ucap salah satu orang jahat yang iba pada Nanda. Dari ketiga wanita jahat itu, dua di antara mereka. Menancapkan tatapan kejam pada Nanda. Namun, salah satu wanita di antara mereka. Ada yang simpati pada Nanda. Tiba di tempat tujuan dalam gudang, bekas usaha keluarga salah satu wanita jahat tersebut.. Nanda belum sadarkan diri. Matanya masih terpejam dan di saat itulah, mereke bertiga menyeret tubuh Nanda masuk ke dalam gudang. Mereka juga mengirim video pada Dion,

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Memaksakan Diri

    Nanda dan Dion sudah berada di rumah mereka. Hari di mana Nanda sudah bertekad untuk tidak takut dengan apapun. Ancaman, bahaya dari seseorang tidak mematahkan semangat hidupnya. Dia akan memaksakan diri, pergi keluar rumah untuk memancing orang yang kemarin hampir mencelakainya. Misalkan, orang itu keluar dan berani berhadapan langsung dengan Nanda. Ia pasti mengerahkan tenaganya untuk melawan orang tersebut.Nanda dalam hatinya,"Keluarlah kamu orang jahat, aku tidak takut. Kamu akan aku hajar sampai mati ketakutan."Dia berpikir seperti itu sambil menyisir rambut panjangnya yang indah dan tebal. Tidak lupa dia memakai make up agak terang dan baju hamil gamis berdasar Kanit, dengan warna cream sampai ke bawah betis.Sekejap terlintas di pikirannya, tentang kejadian dia jatuh tempo hari."Apa Laura yang mendorong aku kemarin," gumam Nanda pelan sekali. Nanda terdiam karena Dion keluar dari kamar mandi. Dion mencium aroma parfum vanila. Spontan dia samperin istrinya dan memeluknya dar

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Nanda Masih Was-Was

    Berlanjut Nanda belum pulang dari rumah Ayahnya. Pagi-pagi sekali, dia maju mundur untuk bercerita dengan Dion. Dia termangu menatapi muka Dion yang masih terlelap tidur.Nanda bergumam sendiri, "Apa aku cerita saja pas pulang ke rumah Dion." Keraguan Nanda terus mengitari pikirannya, kepalanya menggeleng berkali-kali. Dia beranjak dari tempat tidur untuk menyenangkan dirinya. Dia memanjakan diri dengan mandi di baluri lulur dan pakai masker wajah. Selesai mandi dia membuat jus buah anti stress, strawberry, apel, daun mint, blueberry dan pisang. Setiap tegukan jus buah, jleb.. bikin pikirannya adem. Dia juga membuat sandwich isi daging yang tampak lezat."Wah...wah...wah...! sejak lu menikah Nanda, gue perhatiin selera lu jadi kebarat-baratan. Beruntung muka lu mirip Ibu kalau mirip Ayah kayak gue, pasti lu di bilang udik, Ha-ha." guyon Leon tertawa.Nanda reflek melempar buah apel ke perut Leon agar Leon berhenti tertawa. Dia melanjutkan meminum teh sembari sesekali, melihat jam din

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Waspada

    Setelah kemarin Nanda terguncang di ikuti orang, saat ini ia masih di rumah Ayahnya. Dia menunggu Dion pulang bekerja sambil jajan telur gulung di depan gang rumahnya. Tidak lupa dia di temani Ayahnya jajan karena dia agak takut keluar sendirian sekarang. Perasaan was-was selalu meliputi dirinya. Matanya terus memperhatikan orang-orang yang lewat di depannya. Nanda juga waspada agak berjarak dengan orang lain, ketika berpapasan.Dia lebih siaga dan siap melindungi dirinya. Dia tidak bisa terbelenggu oleh rasa takut berlebihan. Efeknya akan lari ke janin dalam kandungannya.Dia tetap menjaga sugestinya untuk tidak tegang menghadapi situasi. Menghibur dirinya dengan cara bercengkerama sesama orang sekelilingnya."Lebih baik Dion tidak usah tahu. Bisa-bisa kalau aku bahas peristiwa kemarin, kepala ku pasti pusing. Dedek dalam perut pasti ikut pusing, aku gak mau mengungkitnya lagi," gumam Nanda sendiri.Tak lama kemudian, Dion datang pulang dari kantor. Lantas buru-buru Nanda menyambut

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Laura Membuntuti Nanda

    Lusanya, ketika sarapan pagi bersama. Nanda hendak mengatakan niatnya menginap di rumah Ayahnya, pada Dion dan Mama mertuanya. Dia memulai omongan duluan untuk membuka obrolan bersama."Dion.. Mama..! Nanda boleh izin menginap di rumah Ayah. Nanda kangen rumah," ujar Nanda meminta izin."Tentu boleh sayang, gimana Dion?" tanya Mamanya."Iya boleh banget. Entar aku susul ikut menginap di sana selesai pulang kerja," balas Dion sambil mengunyah roti lapis. "Dion, Mama, makasih banyak," ucap Nanda tersenyum manis.Dion dan Mamanya mengangguk, mereka tersenyum lebar tertuju pada Nanda.Selesai sarapan, Nanda di kamar bersiap pergi, Dion sudah pergi bekerja dan Mamanya Dion control ke rumah sakit.Sementara di ruang makan rumah lagi, Feni pun memberi informasi ke Laura. Jika Nanda ingin keluar rumah menginap di rumah Ayahnya Nanda.Laura pun gesit merespon chat dari Feni, dia sepertinya mau menyamar untuk membuntuti Nanda. Laura memakai sepan jeans biru dan kemeja longgar serta memakai mas

  • Kontrak Dadakan untuk Office Girl Cantik   Piknik Keluarga

    Seperti yang di rencanakan Nanda, Dion dan Helena mereka mengajak semua keluarga pergi piknik bersama. Tidak lupa mereka menyewa tempat area terbuka dan mendirikan tenda, serta makanan lengkap, di kawasan camping pinggir kota. Tempatnya asri, banyak tumbuhan hijau dan pohon menjuntai tinggi, lahannya terbuka dan terdapat danau buatan, Kali ini Gerry dan istrinya di ajak untuk ikut piknik. Ada juga Arya di ajak Kakek Wisnu untuk mendampinginya sebagai sekertaris. Kakek Wisnu tidak ingin merepotkan cucu-cucunya yang sedang berbahagia.Feni dan Bianca bertugas memasak seafood bakar, BBQ daging sapi, dan jenis makanan lainnya. Nanda bahagia sekali keluarganya dan keluarga suaminya bersama menjalin hubungan.Tangannya terus berucap syukur berkat kandungannya, dia di beri semangat untuk melindungi dirinya sendiri dan calon anaknya. Dia berbisik pada calon anaknya,"Nak.. Mama gak sabar sekali mau gendong kamu dan ingin cerita sama kamu kalau sekarang Mama lagi bahagia." Bisikan Nanda sampa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status