Berlanjut, Nanda segera masuk ke dapur lagi. Dia menemukan masker mulut yang tersimpan di lemari atas dapur. Ia menutup mulut dan hidungnya dengan itu karena berpikir aroma masakan lah yang membuatnya mual dari tadi.Dia memasak puding buah dan cheese cake ukuran sedang untuk sajian Feni, Bianca dan Laura. Minuman jelly segar juga di buat Nanda tetapi nyawa Nanda seperti sudah di ujung di kepala. Penglihatannya mulai menggelap, ketika dia susah meletakan masakannya di atas meja ruang keluarga.Dia tidak bisa merasakan lagi tubuhnya sendiri, kedua kakinya saja lemas tidak mampu berpijak. Dia sungguh tidak tahu apa-apa lagi, hanya lelah dan rasa lemas mengambil alih tubuhnya.Di balik Nanda tidak sadarkan diri. Lantas Feni, Bianca dan Laura ketar-ketir melihat Nanda tergeletak di lantai. Laura menelepon dokter keluarganya untuk datang ke rumah Papanya Dion."Tante jangan bawak dia ke rumah sakit, nanti Dion tahu, mungkin dia hanya kecapekan." Ucap Laura, sontak Feni melihat Laura sepert
Sepulangnya mengantar dress Bianca ke tempat Laundry, Feni menyuruh Nanda memasak lagi buat makan malam. Saat Nanda mendengarkan Feni bicara, dia begitu kaget karena Dion lagi bersama Laura di ruang keluarga."Gak usah kaget dan cemburu, Laura sengaja ke rumah khusus mau bertemu Dion. Mereka berdua bahas urusan kerjaan Dion. Laura memang wanita sukses, wajah ku tambah cantik di rawat Laura," puji Feni menatap Laura.Nanda masuk ke dalam arah dapur, ada Hanif duduk di meja dapur menghirup secangkir kopi instan."Pak Hanif kok bisa Dion ngomong serius dengan Laura, ada urusan apa mereka?" tanya Nanda penasaran."Oh itu Buk, perbaruan MOU (Memorandum of Understanding) semacam nota kerja sama dengan produk Mbak Laura. Kebetulan dari pihak tokoh produk Glowra untuk perusahaan Pak Dion, harus bertemu dulu dengan Owner aslinya yaitu Mbak Laura. dia sepertinya tidak di belakang layar lagi. Biasanya kami bertemu Dokter kulit di klinik Mbak Laura," jelas Hanif.Ya pasti Laura ingin sesering mun
Hari minggu pagi, sebelum ke rumah Mamanya. Dion menyempatkan dirilari pagi. Dia membangunkan Nanda yang kala itu belum bangun. Ketukan pintu berkali-kali di lakukan Dion, dia pun masuk untuk membangunkan Nanda secara langsung."Ayo kita joging," ajak Dion."Aku mau tidur, badan aku lemas banget," jawab Nanda menutup diri dengan selimut."Tubuh jangan di manjakan, kamu perlu olahraga agar tubuh kamu kuat menghadapi masalah. Ini perintah dari suami kamu, bergegas lah. Aku tunggu kamu di luar." Omelan Dion membuyarkan mimpi indah Nanda keliling dunia.Akhirnya Nanda bangkit dari tempat tidur dan melangkah mandi. Dia memakai setelan joger dan atasan sweater berwarna nude. Tidak lupa rambutnya di bentuk kriting gantung dan hiasan wajah. Serta memakai sepatu kets bewarna putih. "Kamu mau joging apa tamasya, cantik bener mau lari pagi," ungkap Dion tercengang."Terserah aku dong," balas Nanda.Ketika Nanda berjalan ke arah mobil Dion, dia kaget Dion tidak masuk ke mobil. Dion malah keluar g
Benar saja yang di katakan Nanda, Dion sudah akrab dengan ke empat sahabat Nanda. Bahkan Diah di beri ilmu oleh Dion tentang IT. Mereka sama-sama kuliah jurusan IT.Nanda bengong karena mereka membahan lingkungan kuliah. Tasya menyadari itu dan mengalihkan topik bertanya mengenai hubungan Dion dan Nanda.“Sekarang kalian ceritakan asal mula kalian kenal terus menikah,” “Banyak background wanita di atas rata-rata Nanda tapi tidak ada yang bisa melampaui kecantikan Nanda,” puji Dion.“Huuu,,,” sorak ke empat sahabatnya Nanda.“Sekali saja aku melihatnya pesona dia cocok jadi istri aku,” puji Dion lagi mencium pipi Nanda.Nanda membatin, “Pura-pura aja terus sampai benar-benar betah hidup dalam kepalsuan”.“Huuu,,,” sorak lagi ke empat sahabat Nanda.Rio tidak puas dengan omongan Dion, isinya pujian semata. Dia ingin mendengarkan detail kenapa Nanda bisa sampai mau menikah dengan Dion.“Setahu aku sih ya Kak Dion, Nanda ini susah banget jatuh cinta. Apalagi tahu sendiri Bang Leon sering
Soreh hari menjelang malam, Nanda pulang ke rumah, dia masuk ke kamar berniat untuk mandi. Dion datang bicara padanya."Dari mana kamu?" tanya Dion."Aku dari rumah Arya," jawab Nanda singkat.Dion memandang wajah Nanda, dia tidak habis pikir. Nanda masih saja bertemu Arya padahal dia masih berstatus istrinya, "Kamu susah banget di omongin." Kemudian Dion memalingkan wajahnya masuk ke ruang kerja.Nanda bingung melihat reaksi Dion dan tidak mengerti ucapan Dion, dia hanya meminta maaf pada Arya tidak lebih.Dia membanting pintu dengan rasa dongkol yang menumpuk. Sepertinya hidup dia serba salah di mata Dion."Aku hanya ingin keadilan, aku juga ingin di mengerti bukan dia saja mau di mengerti," pikir Nanda gondok sekali pada Dion.Tepat jam tujuh malam, Dion mengajak Nanda makan malam bersama di rumah Papanya. Nanda menurut, mereka berdua melangkah masuk ke rumah Papanya Dion.Di ruang keluarga tak di sangka ada Laura lagi di tengah keluarga Dion, Nanda cepat kilat menoleh ke wajah Dion
Jam setengah delapan pagi, Nanda mengintip kamar Dion ternyata Dion sudah tidak ada dalam ruangan kerjanya.Dia bersiap, rencananya jam sembilanan akan ke supermarket fresh untuk beli kebutuhan dapur. Ketika dia akan melangkah keluar pagar, Feni mencegatnya."Mau kemana kamu," tanya Feni. Dagunya mencungak di depan Nanda. Sama sekali tidak ada ramah-ramahnya dengan Nanda.Nanda sebenarnya sangat malas menjawab pertanyaan Feni, Nanda merasa dalam dekat ini, Feni lebih intens menganggu dirinya. "Aku mau ke supermarket fresh Tante," jawabnya pendek san meneruskan langkah nya.Terlintas ide jahat di kepala Feni, waktunya pun mendukungnya untuk menyiksa Nanda."Tunggu kamu, aku titip sesuatu," Feni ngibrit ke dapur mencari catatan kebutuhan dapur untuk bulan ini. "Sa~sari~," jerit Feni bervolume tinggi. Feni bak konser pagi-pagi dengan teknik suara sariyosa.Sari terperanjat, dia berlari ke dapursegera mengetahui ada panggilan dari Feni. "I-ya Nyonya besar," wajah Sari ketakutan sebab F
Bersambung, malam itu sebelum tidur, Dion mengirim chat pada Nanda berisi, Dion,[Besok, ada event di klinik kecantikan Laura. Launching produknya. Kamu ikut aku ya, jangan gak datang]Nanda,[Ya]Besok paginya, Nanda acuh menonton tv pura-pura tidak melihat Dion sudah rapi dan wangi."Ayo kita pergi," ujar Dion."Hem," sahut Nanda tidak menoleh Dion.Lantas Dion mematikan tv nya, Nanda pun melihat galak ke wajah Dion."Sekarang juga kita berangkat," gertak Dion."Iya," tanggap Nanda.***Dion dan Nanda sampai di klinik kecantikan Laura, warna pastel menghiasi seluruh sudut ruangan. Tahu-tahu datang suara Feni menegurnya."Nanda, kamu ngapain di sini?" tanya Feni."Aku datang bersama Dion," jawab Nanda."Iya Mami, kemarin aku meeting sama Dion. Aku yang suruh dia ajak Nanda," jelas Laura merangkul tangan Feni.Nanda langsung membatin, "Apa..! sejak kapan Laura memanggil Tante Feni dengan sebutan Mami".Sorot mata Nanda begitu kentara tidak suka dengan Laura. Tindakan Laura sudah tida
Keesokan harinya, Dion tidak pergi bekerja. Dia istirahat di rumah. Dia keluar dari ruang kerjanya sembari menghirup bau sedap. Dia mendapati Nanda sedang masak Nasi goreng."Aku boleh minta?" tanya Dion."Kamu gak kerja?" tanya Nanda."Gak, aku pengen di rumah aja hari ini, aku minta ya nasi goreng aku lapar." ujar Dion yang duduk di sofa ruang tv.Nanda buru-buru mengoseng nasinya jadi dua porsi. Setelah menambahkan racikan bumbunya, dia sajikan pada Dion. Nanda inisiatif pegang kepala Dion mengukur suhu tubuhnya Dion."Aku sehat gak sakit," ucap Dion mengunyah nasi goreng buatan Nanda."Terus kenapa kamu malas-malasan?" tanya Nanda ingin tahu."Lesu aja lah, aku juga manusia bukan robot," jawab Dion.Mereka pun sarapan bareng sambil menonton berita. Mendadak ponsel Dion berbunyi tanda telpon masuk."Papa, kenapa dia menghubungi aku," gumam Dion heran."Iya Pa kenapa," kata Dion."Kamu bisa ke perusahaan Papa sekarang? ini penting," Papanya menunggu kepastian dari Dion"Bisa Pa, Dion