Share

Penyambutan Model Baru

Lyra masih berkeras hati. Sejak kembali dari restoran, ia tak lagi banyak bicara. Apalagi ketika berduaan di kamar, mereka terlihat seperti pasangan yang dipaksa menikah, padahal tak saling kenal. Melihat hal ini, Vindra tentu merasa khawatir. Akan tetapi tak banyak yang bisa diperbuat.

Keesokan harinya, mereka bertolak pulang ke kediaman pribadi. Sudah cukup menghabiskan hari di rumah mertua, putri Burhan kini merasa bebas. Kalimat pertama yang diucapkan adalah seruan untuk membeli ranjang baru. Oleh karena itu, siangnya kamar pengantin langsung terisi dua kasur yang bersebelahan, tetapi tersekat jarak tiga langkah.

"Kau masih marah, Ra?" tanya Vindra sembari memakai kaos kaki.

"Tidak, kenapa juga harus marah?"

"Baguslah kalau begitu, kupikir kau marah karena aku tak membatalkan kerja sama."

Lyra yang berkutat dengan maskara pun memilih untuk fokus dalam menghias diri, lalu menjawab dengan ogah-ogahan, "Itu urusanmu. Aku tak akan ikut campur lagi."

"Tepat sekali, kuharap kau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status