Share

BAB 12 — JANGAN MEMBANTAH!

"Sshh!"

Yura meremas selimut yang menutupi tubuh polosnya. Wanita itu meringkuk di pinggir ranjang dengan kedua tangan gemetaran. Sekujur tubuhnya nyeri bagai terlempar dari ketinggian. Remuk redam akibat tamparan keras yang sampai saat ini masih terasa panas.

Entah sudah berapa lama ia menangis. Kain hitam yang membelit kepala telah basah, terguyur derasnya air mata, tetapi wanita itu belum berani melepasnya. Tidak ingin melakukan kesalahan. Yura tidak mendengar bunyi bel dan kemungkinan besar Tuan Gin belum meninggalkan apartemen. Setelah melampiaskan amarah, Gin langsung beranjak meninggalkan kamar, membiarkan Yura menangis sendirian.

"Pria tak punya perasaan!"

Kalimat itu terucap dalam hati. Ingin marah tetapi tidak bisa. Hendak membalas semua perbuatannya tetapi ia sadar, dia tak bisa melakukannya. Pada akhirnya hanya berujung menyumpahi diri sendiri.

"Bodoh!"

"Apakah semua pria sebrengsek ini? Bertindak sesuka hati, tidak punya empati!"

Sebelumnya, tidak pernah membayangkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status