Share

BAB 15 — SAYA BUTUH INISIATIF!

“Bapak ingin makan siang di kantor atau di luar?”

Sebenarnya rasa malu dan canggung setelah peristiwa peluk-memeluk yang tidak diprediksi pagi tadi belum hilang.

Namun, harapan itu musnah ketika Bu Rika mengingatkan untuk bertanya makan siang.

Berkas dan pulpen yang dipegang diturunkan. Sesaat kemudian pria berkulit sawo matang itu mengambil ponsel dan memeriksanya. “Nanti saja, saya tanya rumah dulu mau kirim makanan atau tidak,” jawabnya tanpa mendongak sedikitpun ke arah Yura.

“Baik, Pak. Mohon beritahu saya jika ada kiriman makanan dari rumah, terima kasih,” pamitnya. Wanita itu berbalik badan, hendak kembali ke meja kerja, tetapi baru tiga kali kakinya menapak lantai, Arya membalas kalimatnya.

“Saya belum mengijinkan kamu pergi!”

Seketika langkahnya terhenti. Dua tangan yang masing-masing memegang pulpen dan catatan kecil kini mengepal lebih erat dari sebelumnya. Apa lagi? Jika belum mengijinkan pergi kenapa tidak memintanya untuk menunggu? Dengan berat hati Yura memutar tubuh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status