Share

Bab 42 Obsesi Davin

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2025-06-24 20:06:05

Pertanyaan sang ibu membuat Dave membeku, bagaimana mungkin dia bisa memikirkan usulan itu untuk mencintai seorang gadis yang sama sekali tidak membuat dirinya tertarik.

"Dave! Apakah kamu masih dengarkan ibu?" Panggil Nyonya Marina Untuk memastikan.

Dave hanya berdehem, lalu memutuskan panggilan teleponnya, karena dia sudah tidak ingin membahas lagi tentang Laura.

Nyonya Marina yang masih berbicara terlihat tampak kecewa, saat melihat sikap putra sulungnya yang sangat keras kepala.

"Astaga! Dave memang sangat keras kepala," Gumamnya seraya menggelengkan kepala.

Melihat istrinya yang tampak menggerutu sendiri, tuan Handoko yang baru turu tangga segera menghampiri lalu mencecar beberapa pertanyaan.

"Ibu, ada apa malam-malam seperti ini telepon siapa?" Handoko penasaran.

"Ayah, bikin ibu kaget saja. Tadi ibu habis hubungi Dave. Besok akan ada tamu penting jadi mereka harus menyambut-nya," Jelas nyonya Marina.

Tuan Handoko terdiam, dia setuju dengan cara istri dan ibunya mem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 113. Sebuah Kesepakatan

    Larisa menatap nyalang ke arah Laura, saat ibu mertuanya begitu menyayangi dan memanjakan nya dengan penuh perhatian. "Laura! makan yang banyak, tapi jangan yang pedas-pedas." Nyonya Marina sengaja mengambilkan beberapa makanan seafood yang saat ini ingin Laura makan. Bibir Larisa mengerucut, saat melihat begitu istimewanya Laura di keluarga Farmosa. Tak suka dengan pemandangan yang ada di depan mata. Kedua tangannya mengepal kuat menahan amarah yang rasanya ingin meledak seperti bom atom. Seketika Larisa mempunyai ide untuk bisa pergi bersama dengan Laura. "Adik! aku ingin ke kamar mandi wajah ku gerah, bisakah kamu antar," Permintaan Larisa memecah keheningan di tenda taman itu. Semua orang mengalihkan tatapannya ke arah Larisa, terutama nyonya Marina yang cukup kesal karena mengingat dia sangat menyia-nyiakan Dave. Laura tidak bisa menolak, dia segera beranjak dari tempat duduk dan pamit pada semua orang di sana. "ibu, Oma, aku antar ka Larisa dulu ya," ajak Laura.

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 112 Menghalalkan Segala Cara

    "Laura! Bagaimana apakah Dave sudah mengangkatnya?"Pertanyaan Oma Nena membuat Laura memutar badan, lalu terlihat membeku karena memang sampai saat ini belum ada jawaban dari suaminya. Kening Nyonya Marina pun berkerut, di saat dia masih sibuk menyiapkan beberapa bahan BBQ yang di sukai oleh menantunya itu. "Loh ko malah bengong Laura?" Timpal Nyonya Marina yang masih menatap heran. Laura memancarkan senyum, lalu duduk di sana tanpa ada rasa kecanggungan lagi. "Ibu, oma mas Dave tidak menjawab. Mungkin dia sibuk ya," kata Laura yang berusaha berpikir positif. Kedua wanita tua itu saling menatap, dan berusaha menenangkan. "Iya, pasti tapi nanti Dave pasti akan segera balas atau segera pulang lebih awal.""Iya, Oma benar. Ayo makan dulu. Sudah lama aku tidak makan bersama-bersama." Laura berusaha tetap tenang, walaupun dia masih tidak tenang hatinya. Ketika para pelayan sudah menyajikan beberapa menu makanan di depan taman, tiba-tiba saja ketika Laura duduk bersama dan baru saja

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 111 Ikatan Batin

    Laura sangat terkejut, saat ibu mertua dan sang Oma tiba-tiba datang secara mendadak tanpa memberitahukan lebih dulu. "ibu, Oma kenapa tidak bilang mau ke sini?" Kedua wanita tua itu pun mulai duduk dan memastikan luka di jemari Laura. "Kami sengaja ingin melihat mu nak, lihat buah-buahan ini sangat segar semoga kamu suka," Nyonya Marina memberikan parcel buah. Kedua bola mata Laura berbinar-binar saat melihat begitu banyak jenis buah-buahan yang membuatnya begitu ngiler. "Wah, makasih mah. Ini sangat enak sekali sepertinya," Laura meraih dan menerima itu di iringi senyuman yang mengembang di wajah manisnya. Terlihat seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, apa lagi buah anggur adalah favorit Laura. "Dimakan yang banyak, jika suka." Imbuh Oma Nena sembari mengedarkan pandangannya di rumah baru Dave dan Laura. Terlihat beberapa ruangan yang masih kosong, bahkan di dinding pun masih belum ada foto pernikahan mereka yang terpajang membuat dia menggelengkan kepala.

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 110 Firasat Buruk

    Dave akhirnya sampai di sebuah gedung tua dan kumu, di dampingi beberapa pengawalnya. Karena sudah jengah dengan mantan sahabatnya Wiliam yang terus menerus menargetkan dirinya. "Rio! Apa kau yakin tempatnya ini?" Dave mendelik membidik tajam memastikan pada sang asisten. Rio terkesiap lalu dia mengiyakan semua pertanyaan sang bos dengan penuh keyakinan. "Kami sudah mengikuti mereka beberapa hari sebelumya. Dave sangat geram, dia berusaha menahan diri agar tidak merespon serangan Wiliam. Tapi mengingat dia sudah membahayakan Laura yang tidak bersalah. Membuat dia tidak bisa mentolerir lagi. "Wiliam! Keluar kamu, jangan jadi pengecut!" Teriak Dave yang begitu kesal dengan kedua bola mata yang berapi-api. Suasana di gedung kumu itu masih hening, belum ada tanda-tanda Wiliam muncul. "Sial! Kenapa dia belum keluar!" Rio mengedarkan pandangannya ke semua ruangan itu, lalu menyusun rencana agar musuh dari bosnya segera keluar. Wiliam yang berada di sebuah ruangan te

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 109 Aku Bukan Mainan

    "Tapi Bu, tunggu ayah pastikan dulu kondisi Rayden!" Langkah Bastian di hentikan oleh Widia malam itu, lalu di ingatkan jika saat ini mereka lebih baik menjauh. "Biarkan kondisinya seperti itu, jadi semua orang mengira benar-benar kecelakaan!" Ajak Widia menyuruh suaminya masuk ke dalam mobil lagi. Bastian sempat ragu, tapi dia juga tidak ingin mengambil resiko jika sang Kaka melihat dirinya di sana. "Cepat jalankan mobilnya, biarkan mereka begitu dulu," Bentak Widia kesal, Bastian pun hanya patuh dan segera melajukan mobilnya dengan sangat cepat tanpa peduli di sana Rayden dan Laura yang masih kecil sesuai dua tahun terkapar di pinggir jalan dalam keadaan pingsan. Seketika Bastian terbuyar dari lamunannya, dia tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang rahasia itu termasuk Laura. Pewaris satu-satunya Rayden Grup. "Ck, sudahlah. Semua sudah berlalu tidak mungkin ada orang yang tahu semua itu," Bastian menepis semua kecemasan dalam hati. Selama Laura tidak di ijinkan masuk ke

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 108 Rahasia Dimasa Lalu

    Hati Laura berdebar-debar saat merasakan pelukan hangat dari Dave, mengingat lelaki yang bergelar suaminya itu tidak suka padanya buru-buru ia segera melepas dan menjaga jarak. Karena lima menit baginya sudah cukup. "Ma-maafkan aku mas, karena sudah meminta hal yang membuat mas mungkin risih," Sesal Laura, wajahnya sampai memerah padam. Karena dia begitu canggung bahkan tidak berani menatap Dave. Dave masih terlihat datar, melihat wajah Laura yang semakin hari semakin cantik dalam pandanganya membuat jantungnya berdegup seolah ada perasaan yang aneh. Tanpa banyak bicara Dave perlahan menyapu rambut panjang Laura, hingga perlahan membelai pipi putihnya yang lembut seperti pantat baby. Laura sampai menelan saliva beberapa kali, dia sedikit terkejut saat melihat wajah suaminya yang perlahan maju dan semakin mendekat ke arahnya. "Ma-mas Dave mau apa ya?" Beberapa pertanyaan dalam hati Laura menyeruak sampai membuat dia salah tingkah. Sampai membuat seluruh bulu tubuhnya meremang, sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status