Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / BAB XXXVI MASA LALU KELUARGA BAGIAN 4

Share

BAB XXXVI MASA LALU KELUARGA BAGIAN 4

Author: Ilastriasanim
last update Last Updated: 2025-04-03 22:00:19

"Pa-papa?! Ya ampun, kok Papa tiba-tiba ada di sini?" tanya Cleo, jantungnya mencelos dan suaranya tercekat.

"Iya, Papa baru naik, mau lihat kamu dan Naira. Tapi... Papa tidak sengaja mendengarmu bicara dengan pria dan bilang hamil. Siapa yang hamil, Nak? Siapa pria itu?!" tanya William, nada suaranya sedikit meninggi dengan raut wajah tegang yang belum pernah Cleo lihat sebelumnya.

Papa, yang belakangan ini sering mengurung diri dan berteriak-teriak tak jelas, malam ini tampak begitu fokus dan "normal". Ucapan Cleo yang samar itu jelas membuatnya curiga. Namun, baru saja Cleo membuka mulutnya, ragu dan sedikit takut untuk menjelaskan, tiba-tiba teriakan histeris seorang pelayan memecah keheningan dari lantai bawah.

"Tuan! Tuan, tolong! Ibu Mala ... Ibu Mala pingsan!"

"HAH?! Mama?!" Cleo langsung tersentak, kesadarannya kembali pada mamanya. Tanpa menjawab pertanyaan papanya, ia berlari panik menuruni tangga. William pun ikut menyusul dengan langkah tergesa menghampiri istriny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXXIV TIKET BULAN MADU?

    "Um ...maaf Nai, aku belum beritahumu. Tapi besok sore kau akan segera tahu," ujar Ken, tersenyum paksa. "Maaf ...aku melibatkanmu demi meminta bantuannya," bisiknya di telinga Naira. Naira memicingkan matanya. "Kalian membuat kesepakatan berdua, tapi setelahnya melibatkanku?!" protes Naira mencurigai keduanya. Ken dan Andrew saling bertukar pandang, mengangkat alisnya untuk siapa yang akan menjelaskannya duluan. Naira melipat tangannya di dada. "Kalau begitu, aku tak perlu ikut menepati. Karena aku tak terlibat sebelum—" "Um, bukan gitu, Nai ..." potong Ken cepat meraih tangannya. Matanya menunjukkan keraguan yang tertahan. Ken menelan salivanya yang sempat tercekat. Ia kembali melirik Andrew yang mengangkat tangan mengartikan, 'tak mau tahu! Itu urusan kalian'. Dan Ken akhirnya terpaksa memberitahunya hari itu. "Nai ...sebenarnya ...aku meminta tolong padanya, untuk mengetahui keberadaan tuan John. Andrew menyanggupinya asal ...permintaan pertamanya disanggupi begitu kau juga

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXXIII SEMUA BUTUH PENJELASAN

    Garis senyum Andrew terukir, meskipun sedikit perih akibat luka sayatan di lengannya. "Aku hanya sedikit membantu masalah Ken saja. Sekarang, Aku tidak apa-apa. Hanya ...luka sedikit saja. Hehe ..." "Kau serius?!" Suara Irene sedikit cemas. "Ya ...kau tak perlu khawatir, masalah ini sudah teratasi," sahutnya menenangkan. "Bisakah aku ke sana?" "Tak perlu, satu jam lagi aku kembali ke kota, kok. Kau baik-baik di sana, ya." "Ta-tapi—" "Kau sedang teleponan dengan siapa?" Ken tiba-tiba menepuk bahu Andrew dan duduk di sampingnya setelah dokter polisi pergi. Ia melirik sekilas wajah Andrew yang seperti tertangkap basah dan panggilan itu pun berakhir begitu saja ketika Irene ikut mendengar suara Ken datang menyapa Andrew. "Ba-bagaimana kondisi tuan John?" tanya Andrew sedikit gugup mengalihkan pembicaraan. Ken mengangkat alisnyanya sambil menghela napas. "Sudah di bawa paramedis ke rumah sakit kota. Hanya saja traumanya cukup terlihat." Andrew mengangguk-angguk kecil. "Sy

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXXII PENYERANGAN

    Dua pria keluar ke arah ruangan depan, mengintip di balik tirai yang menghalangi jendela. Dan satu temannya menjaga John. Naira tengah berdiri sendiri di depan bangunan rumah kosong, menenteng koper berisikan uang sebagai pancingan dari rencana Ken sebelumnya. Di balik pohon besar dan tumpukan limbah tak jauh di sana, polisi sudah berjaga dengan senpi di tangannya. Sementara Ken dan andrew mulai menyelinap masuk ke dalam ruangan John di sekap, mengacungkan senpi ke hadapan pria yang berjaga di sana. "Angkat tanganmu!" serang Andrew melangkah hati-hati berkeliling mendekat ke arah John. Ken berganti posisi berdiri di balik punggung Andrew. Pria itu pun hendak menyeru memanggil teman-temannya, akan tetapi Andrew menggertaknya untuk diam jika ingin selamat. Namun, satu orang dari arah lain rupanya mengetahui keberadaan mereka yang menyelinap. Saat penjagaan Ken lemah, pria itu masuk dengan cepat mengalungkan pisau lipat ke arah leher Ken dan mengancam Andrew untuk melepaskan kawannya. A

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXXI MEMULAI STRATEGI

    Sekitar setengah sepuluh, matahari mulai bergerak melaju menuju atas kepala. Ken berangkat bersama Andrew menuju lokasi para penyandera. Sesuai janji, Ken akan mengirimkan sejumlah uang itu ke rekening mereka. Akan tetapi, Ken memiliki rencana lain agar para penyandera itu dapat tertangkap tangan para polisi yang sudah dihubungi sebelumnya. Sementara, Naira berada ikut dalam satu mobil polisi. Mengikuti arahan Ken dan Andrew, polisi akan datang setelah mereka mulai memastikan keberadaan John sesuai dengan titik yang Andrew dapatkan. Setibanya di sana, Ken dan Andrew bergerak pelan dan hati-hati. Di belakang saku Andrew, sebuah senpi jenis Glock-17 sudah tersangkut rapi sebagai jaga-jaga jika terjadi sesuatu. Mereka berdua menyelinap masuk ke sebuah bangunan tua yang sudah tak berpenghuni. Ruangan kumuh, kotor dan debu menempel di setiap sekat dinding. Beruntung sekat tersebut memuluskan keduanya melangkah mendekat ke arah target. Sekitar lima meter ke arah utara, terdengar sayup-sa

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXX MEMBONGKAR MOTIF JOHN

    Ken segera melajukan mobilnya setelah mendapat file salinan dari Andrew setengah jam yang lalu. Tubuhnya bergerak cepat menuju apartemennya untuk segera menjemput Naira yang sudah menunggunya di sana. Matanya melirik tajam ke arah berkas itu. Satu sudut bibir naik begitu ingatannya kembali saat Andrew mengatakan, "Yes! Ketemu!", kedua kaki Ken langsung melompat dari sofa dan menyeret tubuhnya mendekat di belakang Andrew yang fokus menatap layar monitor berbentuk salinan cctv tempat titik sinyal nomor penyandera tersebut. Dalam sebuah rekaman itu, mereka menyaksikan bagaimana John di keluarkan paksa dari taksi yang membawanya semalam oleh dua orang bertopi hitam di pinggir jalan. Namun yang lebih mengejutkan, begitu sopir taksi itu meminta ampun, tangan John terlihat memberi lambaian yang membuat kepala sopir itu langsung manggut-manggut. Entah apa yang mereka lakukan, namun sikap aneh itu justru mencurigakan. Di tempat lain, Naira mondar-mandir di ruang tamu. Ponsel di tangannya te

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXXIX MELAKUKAN SEBUAH MISI

    Esok paginya, Ken datang menemui Andrew di ruang kerjanya. Andrew yang sedang teleponan dari semalam, terkesiap begitu Ken datang tiba-tiba. Ia mengucek matanya sekali lagi memastikan yang datang adalah sosok Ken. "Ndrew! Saya butuh bantuanmu!" ucap Ken terburu-buru duduk menghadapnya. "Hei, tunggu! Kenapa kau main terobos ke ruang kerjaku, hah?! Apa kau tak punya waktu bersama istrimu di pagi hari?!" sungut Andrew merasa ditodong tiba-tiba. "Sorry, ini mendesak! Kau harus bantu saya kali ini!" Dahi Andrew mengernyit. "Tidak mau! Baru saja minggu lalu kau menyuruhku. Lalu sekarang, pagi-pagi buta sekali kau mengganggu privasiku!" tampiknya memutar kursinya, membelakangi Ken. "Tolonglah ...saya masih ingat kok, hutang permintaanmu minggu lalu. Kali ini, tambah jadi dua ya?" Ken mengatupkan kedua tangannya di dada begitu Andrew spontan mencebik. "Hm, kalau begitu, saya minta kau pulang kembali untuk menepati hutang minggu lalumu itu!" usir Andrew menutup diri. "Tidak bisa,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status