/ Romansa / Kontrak Sang Pengantin / Bab 80. Keputusan Jennie

공유

Bab 80. Keputusan Jennie

작가: Nyi Ratu
last update 최신 업데이트: 2025-09-08 15:45:38

"Aku nggak apa-apa, Mom, Nis," jawab Jennie, "cuma kurang istirahat aja." Senyum tipis terukir di bibirnya, berusaha keras menutupi badai yang berkecamuk di dalam hatinya.

Andin, ibu mertuanya, menatap Jennie dengan raut penuh kekhawatiran. Sementara Anisa terus mencecarnya dengan pertanyaan tentang keadaannya. Namun, Gara, suaminya, tetap bungkam, seolah Jennie tak pernah ada di sana. Sikap dinginnya menusuk hati Jennie jauh lebih dalam dari apa pun.

"Bang, Kakak ipar kenapa?" Bara memecah keheningan, "kalian nggak kenapa-kenapa 'kan?"

Gara hanya berdeham pelan, pandangannya tetap lurus ke depan. "Dia lelah," jawabnya singkat, tanpa menoleh sedikit pun.

Jawaban itu terasa menghina bagi Jennie. Seolah Gara meremehkan perasaannya, mereduksi luka batinnya menjadi sekadar kelelahan fisik. Perih semalam kembali menguasai hatinya. Ia meraih gelas air, menenggaknya hingga tandas, berusaha menenangkan diri.

"Gara, lihat istrimu!" tegur Andin, "kamu ini kenapa? Baru pulang bukannya peluk cium
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 81. Selamat Tinggal

    "Gara akan pergi ke luar kota besok pagi untuk urusan pekerjaan," kata Riko pada Jennie.Jennie menoleh, keningnya berkerut. "Berapa hari dia di sana? Kok dia nggak bilang apa-apa soal ini?""Aku tidak tahu pasti," jawab Riko, "tapi kata Luna, Gara kemungkinan hanya satu hari saja.""Kalau begitu, aku harus pergi besok," ucap Jennie, seolah sedang mengambil keputusan penting.Riko mengangguk, sorot matanya serius. "Aku sudah minta cuti dua hari pada Gara.""Nanti Mas Gara curiga nggak?" tanya Anisa, matanya menatap Riko dan Jennie bergantian. "Mas Riko cuti barengan sama kepergian Kak Jen?""Tidak aka." Riko meyakinkan. "Aku minta cuti pulang kampung untuk menjemput keluargaku. Seminggu lagi aku mau melamar Luna."Wajah Jennie mendadak murung. "Kak, maafin aku. Di hari bahagia kamu, aku nggak bisa nemenin.""Tidak apa-apa." Riko tersenyum lembut. "Doakan saja supaya acaranya lancar."Jennie menatap Anisa, matanya dipenuhi kekhawatiran. "Aku titip Anisa ya, Kak. Aku takut dia kena masa

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 80. Keputusan Jennie

    "Aku nggak apa-apa, Mom, Nis," jawab Jennie, "cuma kurang istirahat aja." Senyum tipis terukir di bibirnya, berusaha keras menutupi badai yang berkecamuk di dalam hatinya.Andin, ibu mertuanya, menatap Jennie dengan raut penuh kekhawatiran. Sementara Anisa terus mencecarnya dengan pertanyaan tentang keadaannya. Namun, Gara, suaminya, tetap bungkam, seolah Jennie tak pernah ada di sana. Sikap dinginnya menusuk hati Jennie jauh lebih dalam dari apa pun."Bang, Kakak ipar kenapa?" Bara memecah keheningan, "kalian nggak kenapa-kenapa 'kan?"Gara hanya berdeham pelan, pandangannya tetap lurus ke depan. "Dia lelah," jawabnya singkat, tanpa menoleh sedikit pun.Jawaban itu terasa menghina bagi Jennie. Seolah Gara meremehkan perasaannya, mereduksi luka batinnya menjadi sekadar kelelahan fisik. Perih semalam kembali menguasai hatinya. Ia meraih gelas air, menenggaknya hingga tandas, berusaha menenangkan diri."Gara, lihat istrimu!" tegur Andin, "kamu ini kenapa? Baru pulang bukannya peluk cium

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 79. Api Cemburu

    Bara dan Anisa keluar dari mobil, datang menjemput Jennie atas suruhan Mommy."Kakak ipar!" panggil Bara ceria saat melihat Jennie. Ia keluar dari mobil, disusul Anisa."Kalian dari mana?" tanya Jennie heran melihat kedua adik iparnya tiba-tiba muncul."Mommy nyuruh kami jemput Kakak," jawab Bara.Anisa mengangguk setuju. "Iya, Kak. Kami udah nunggu di sini sejak satu jam yang lalu.""Satu jam? Kenapa nggak nyamperin?" kata Jennie."Takut ganggu acara Kak Jennie." Anisa tersenyum kecil. "Bahagia banget ya jadi Lastri, dilamar romantis sama laki-laki yang begitu mencintainya.""Iya," jawab Jennie, suaranya terdengar sendu. "Kita berdua ini kurang beruntung, pernikahan seharusnya diawali kebahagiaan kayak mereka tadi, malah diawali sebuah kebohongan.""Iya ya, Kak," ucap Anisa setuju.Bara hanya terdiam. Awal pernikahannya dengan Anisa juga tidak jauh berbeda, penuh dengan konflik. Ia tidak bisa membela diri ketika mendengar kekecewaan dua wanita di depannya ini."Andai waktu bisa diula

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 78. Lamaran

    Setelah Gara pergi ke luar kota, Jennie selalu pergi ke luar rumah untuk menjadi tukang parkir."Jen, suami lo orang kaya. Lo minta pulau juga pasti dibeliin. Ngapain lo malah ikutan markir lagi sih?" tanya Jo, sahabat Jennie yang juga tukang parkir."Gue mau beliin sesuatu buat laki gue, pakai uang hasil keringat sendiri," jawab Jennie.Setelah beberapa hari, uang hasil markir akhirnya terkumpul."Gue mau beli apaan, ya?" tanya Jennie pada Jo."Lah, mana gue tahu. Gue kan bukan orang kaya," jawab Jo."Mending temenin gue ke toko perhiasan yuk!" ajak Jo."Wuih, banyak duit!" kata Jennie. "Mau beliin gue?""Ngapain beliin lo? Gue mau ngelamar Lastri," bisik Jo sambil melirik ke arah pintu minimarket."Oke deh," kata Jennie. "Ntar kalau si Jali datang, kita langsung cabut.""Ntar malam bantu gue, ya," kata Jo. "Gue gugup, takut ditolak.""Yaelah, Jo. Kalau enggak yakin, jangan dilamar dulu," kata Jennie."Gue pacaran udah lama banget, Jen. Masa gue harus nunggu punya rumah dulu? Kapan n

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 77. Kehancuran Delina

    Lalu datanglah beberapa pria berbadan besar. Raut wajah Delina berubah panik. Ia mundur beberapa langkah.“Siapa mereka?” tanya Delina dengan suara bergetar.“Mereka bukan siapa-siapa,” jawab Jennie, senyumnya semakin lebar. “Hanya orang yang akan mengantarkanmu ke tempat yang seharusnya.”Salah satu pria itu maju dan menyerahkan sebuah surat. Delina mengambilnya dengan tangan gemetar. Setelah membaca isinya, matanya melotot. Surat itu adalah panggilan dari kepolisian, atas laporan pencemaran nama baik dan pemalsuan dokumen yang dibuat oleh Gara dan Jennie.“Gara… Gara sudah tahu?” Delina tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.“Tentu saja,” jawab Jennie. “Suamiku adalah orang paling protektif di dunia. Siapa pun yang menyentuhku, dia akan menghancurkan mereka. Dia bilang, aku adalah dunianya. Jadi, berani-beraninya kamu merusak dunia Maung Mannaf Group.”Delina tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menatap nanar Jennie yang kini tampak begitu kuat dan berkuasa. Gaun putih yang dike

  • Kontrak Sang Pengantin    Bab 76. Perlawanan

    Jennie tak gentar. Justru dadanya terasa terbakar amarah. Ia melipat dokumen itu, memasukkannya kembali ke amplop, dan menggenggamnya erat-erat. Jennie mendongak, menatap punggung Delina yang menjauh, lalu berteriak lantang, “Tunggu!”Langkah Delina terhenti. Ia menoleh dengan terkejut, tak menyangka Jennie akan bereaksi seperti itu. Jennie memang bukan tipe yang bisa berpura-pura atau menyusun rencana licik. Jika ia disakiti, ia akan langsung melawan.“Kamu pikir dengan dokumen dan foto murahan ini aku akan lari?” tanya Jennie, suaranya tajam. “Kamu salah besar.”Delina memutar tubuh sepenuhnya, wajahnya menunjukkan senyum meremehkan. “Apa yang membuatmu begitu yakin?” tanyanya, suaranya tenang. “Itu bukan dokumen murahan, Nona Jennie. Itu bukti bahwa Gara dan aku pernah punya janji suci sebelum kamu datang.”Jennie tertawa, tawa yang kering dan mengejek. “Janji suci yang mana? Kenapa baru kamu tunjukkan sekarang, setelah bertahun-tahun? Kenapa tidak saat Gara menikah denganku?”Delin

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status