Share

131. Menginang

last update Last Updated: 2025-05-07 21:00:48

Yin Long berkata, "Makanannya sudah dingin. Kalian cepat makanlah selagi masih hangat."

"Oh!" Mahesa Serani segera menarik tangannya dan mengambil mangkuk bubur dengan gugup. Wajah gadis itu bahkan merona.

Begitu juga Pangeran Hei Xian yang langsung menyenduk buburnya, menyuap dengan sedikit terburu-buru.

Baik Pangeran Hei Xian maupun Mahesa Serani, keduanya sama-sama terlihat gugup, bingung dan canggung.

Di tengah para remaja ini, Yin Long hanya bisa terdiam sambil merasakan keanehan dalam hati. Sekarang, ia seperti seekor nyamuk yang jadi pengganggu kedua anak muda di hadapannya.

Namun, Yin Long tentu saja tidak melupakan sesuatu. Ia berkata kepada Pangeran Hei Xian. "Ah Xian, jangan lupa minum obatmu."

'Ya, Dewa! Mengapa aku harus minum obat lagi?' keluh Pangeran Hei Xian dalam hati.

Dengan sangat terpaksa ia mengangguk. "Baik, Paman Yin."

"Ayo, silakan semuany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kristal Jiwa Raja Naga   132. Semua Tentang Jamu

    Yin Long memuntahkan daun sirih dari mulutnya secara sembarangan ke atas lantai. Rona kulit wajahnya langsung memerah akibat terkejut. "Mengapa rasanya sangat tidak enak?" Mau tak mau, Mahesa Serani menjadi tertawa. "Tuan, saya belum selesai menjelaskan tapi Anda sudah penasaran dan tidak sabar untuk mencobanya." "Itu Karena Anda mengatakan dongeng bisa dimakan makanya saya merasa penasaran tapi ternyata sangat tidak enak Saya bahkan merasa bingung Mengapa orang-orang itu makanya dan Apa manfaat dari memakan daun ini?" Mahesa Serani menahan senyumnya sambil menatap Yin Long yang masih mengerutkan dahi sambil mengibas-ngibaskan tangan di depan mulutnya, seolah ingin mengusir rasa getir yang tertinggal. "Maafkan saya, Tuan Yin," ucap Mahesa Serani sambil mengambil secawan air dari pinggir meja dan menyerahkannya kepada Yin Long. "Seharusnya saya menjelaskan lebih dahulu kalau daun sirih itu tidak enak jika dimakan begitu saja, tetapi dicampur dengan bahan lain agar rasanya leb

    Last Updated : 2025-05-07
  • Kristal Jiwa Raja Naga   01. Sosok-sosok Misterius di Hujan Senja

    Cahaya lembayung senja merambat pelan, menembus masuk ke dalam gua batu, mewarnai dindingnya yang kasar dan sedikit basah dengan semburat jingga nan samar. Di tengah keheningan, seorang pria berambut lurus dan panjang keperakan tengah duduk bersila dengan mata terpejam. "Dia datang!" Seruan samar namun tegas terlepas dari bibirnya. "Akhirnya aku menemukan jejak keberadaan jiwanya!" Kelopak matanya terbuka perlahan, menampilkan sepasang iris abu-abu kebiruan berkilau dalam temaram, seperti pecahan es yang memantulkan cahaya bulan. Ia memiliki bentuk wajah bulat telur, berkulit halus seputih porselen, memancarkan pesona yang begitu menawan. Orang ini adalah Yin Long, seorang jenderal perang yang juga memiliki keahlian di bidang medis dari Alam Naga Langit yang sengaja turun ke bumi untuk mencari keberadaan pecahan jiwa junjungannya. "Ini benar-benar orang itu!" Sosok itu melesat terbang keluar gua, lalu hinggap dan berdiri di atas tempat tertinggi dengan sikap anggun berwib

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   02. Diselamatkan Ular

    Di sisi lain, masih di dalam Hutan Sawo Alas. Serumpun semak belukar bergerak-gerak akibat baru saja disusupi seseorang yang berlarian menerobos gerimis deras dan masuk begitu saja ke Hutan Sawo Alas yang terkenal angker. "Ternyata mereka semua memang mengejarku!" seru pemuda yang bersembunyi di balik rimbun semak belukar. Ketakutan dan kedinginan akibat siraman air hujan telah membuat tubuh basah kuyupnya gemetaran, seakan membeku di tempat. "Mengapa mereka semua mengejarku?" Pemuda itu berbisik dengan suara lemah dan bergetar. Ketakutan benar-benar telah mencengkeram perasaan anak muda tersebut, hingga wajah tampan dan manis miliknya semakin tampak pucat pasi dengan badan menggigil. "Pa--paman, to--tolong A--aku! Aku takut!" Anak muda lelaki itu merintih dalam ketakutan sambil memeluk lututnya. "Paman! Ampuni aku yang sudah melanggar larangan Paman An Se!" Pemuda belia itu terus bergumam dalam ketakutan. "Di mana dia?" Suara seorang pria bernada kasar dan dingin yang s

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   03. Kakak Tampan, Si Dewa Penolong

    Pemuda itu berlari sambil memegangi perutnya yang tiba-tiba saja mengalami nyeri luar biasa. Meskipun hal ini sering ia alami sedari kecil, tapi bisakah penyakit sialan itu tidak datang sekarang? "Itu dia! Kejaaaar!" seru salah seorang sosok berjubah hitam sambil menunjuk ke arah bayangan kecil yang berlarian menyeruak hutan. Meskipun kaki-kakinya sesekali terpeleset dan hampir terjatuh, tetapi pemuda yang mengenakan pakaian hanfu biru muda itu tetap berusaha untuk bangkit dan kembali berlari meski tubuhnya sempoyongan. "Kepung dia! Ingat, jangan sampai bocah sialan itu lolos lagi!" seru pimpinan pemburu yang harus membawa anak tersebut untuk dihadapkan kepada sang pimpinan. Para pengejar segera melesat dengan gesit bagaikan terbang dan berhasil mengejar serta mengepung bocah lelaki buruan mereka. "Jangan!" Pemuda itu mengangkat kedua tangannya ke atas dengan sikap memohon, sedangkan dia sendiri melangkah mundur dan memutar tubuhnya untuk melihat seberapa banyak para pengepun

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   04. Langit dan Jatayu

    "Te--terima kasih, Kakak Tampan, Dewa Penolongku!" ucap bocah lelaki sambil menggenggam ujung jubah putih dari penolongnya."Pergilah kalian semua!" Pria berjubah putih memerintah dengan tegas dan dingin kepada orang-orang berjubah hitam yang berusaha bangkit dari jatuhnya dan berdiri dengan tertatih-tatih.Para pria berjubah hitam tidak ada yang bersuara barang sepatah kata pun. Mereka saling berpandangan, dan memberi isyarat satu sama lain, untuk kemudian secara serentak melangkah mundur tanpa perlawanan.Sepertinya, mereka bersiap-siap untuk meninggalkan tempat tersebut dengan tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Hal itu membuat anak muda berpenampilan berantakan di balik punggung pria berjubah putih pun menjadi sangat heran sekaligus merasa takjub akan wibawa penolongnya."Kakak ini sungguh sangat hebat!" Anak lelaki itu memuji dalam hati.Dia sungguh mengira, jikalau penolongnya ini adalah orang yang sangat hebat dan tentunya pandai dalam olah seni bela diri.Hutan Sawo Alas sem

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   05. Di Mana Kamu, An Zi?

    Jatayu mengerutkan alis. "Mengapa Adik Langit terkejut, apakah namaku terdengar aneh?" "Tidak! Tidak ada yang aneh dengan nama Kakak." Langit sedikit tergagap. "Itu nama yang bagus dan terdengar sangat gagah." "Ba--baiklah, Kak Jatayu." Langit menganggukkan kepala. "Baguslah. Sekarang kita bisa saling berteman." Pria berjubah putih bangkit dan mengawasi keadaan sekitarnya. "Oh ya, Adik Langit. Sebaiknya kita segera mencari tempat yang nyaman untuk berlindung. Hari sudah sangat gelap. Aku juga khawatir jika mereka akan mengejarmu lagi." Jatayu kemudian melihat sebatang pohon besar berdaun rindang yang dirasa bisa dijadikan tempat berteduh untuk sementara waktu. Pria itu pun segera mengajak Langit untuk berteduh. "Kamu tunggulah sebentar di bawah pohon ini!" "Kakak Jatayu hendak pergi ke mana?" bertanya Langit sambil duduk bersandar pada pokok batang pohon besar. Tubuhnya terasa kian melemah akibat dari kelelahan dan ketakutan yang baru saja menyerangnya. Terlebih lagi, sak

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   06. Berhenti Mencari An Zi

    Namun pria itu tidak memedulikan keadaannya saat ini, karena pikirannya sedang dibuat sangat tidak menentu atas hilangnya seseorang yang sangat penting baginya. Walau keluh kecil sekalipun tidak terlontar, tetapi nyala api obor berhasil menampilkan sirat wajah penuh kekhawatiran dan kesedihan.Dia adalah An Se, seorang pria keturunan keluarga bangsawan dari daratan Tiongkok yang tak sengaja terdampar di Pulau Jawa bersama dengan beberapa kerabat dan para pengikutnya dua belas tahun yang lalu. Hal itu dikarenakan adanya suatu tragedi yang terjadi pada keluarganya, dan mengharuskan mereka semua melarikan diri sejauh mungkin dari negerinya.Seluruh Keluarga An dibantai secara keji oleh sekelompok orang suruhan yang menjalankan tugas dari orang yang menginginkan Keluarga An binasa hanya demi suatu persaingan bisnis perdagangan.Beruntungnya, An Se dan kakaknya, An Mei, berhasil diselamatkan. Mereka pergi hanya dengan sekelompok kecil pengikut setia hingga sampai di Tanah Jawa ini, tepatny

    Last Updated : 2025-01-25
  • Kristal Jiwa Raja Naga   07. Diam Mematikan!

    "Jika melihat keadaan kita sekarang ini, memang sudah tidak mungkin untuk mencarinya lebih jauh lagi. Akan sangat berbahaya sekali jika keberadaan kita tercium oleh para penduduk desa itu, Tuan." Paman Lan berucap sambil mengikuti arah pandangan tuannya. "Maafkan paman, Tuan Besar! Bukannya paman tidak mencemaskan keadaan tuan muda, tetapi kita semua juga mengetahuinya." Paman Lan takut jika ucapannya tadi akan menyinggung sang majikan. An Se hanya bisa menarik napas sesaat, untuk kemudian mengembuskannya secara perlahan guna melepaskan keresahan hatinya. "Paman memang benar. Kalau begitu, mintalah mereka semua untuk pulang kembali ke lembah. Biar kita lanjutkan pencarian esok hari." "Siap, laksanakan perintah!" Paman An Lan yang merupakan salah seorang tetua dari Keluarga An segera memanggil salah seorang dari para pengikut An Se agar memberitahukan kepada semua orang, bahwa pencarian dihentikan untuk sementara waktu. An Se mendesahkan napas berat sambil berbalik badan dan ber

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   132. Semua Tentang Jamu

    Yin Long memuntahkan daun sirih dari mulutnya secara sembarangan ke atas lantai. Rona kulit wajahnya langsung memerah akibat terkejut. "Mengapa rasanya sangat tidak enak?" Mau tak mau, Mahesa Serani menjadi tertawa. "Tuan, saya belum selesai menjelaskan tapi Anda sudah penasaran dan tidak sabar untuk mencobanya." "Itu Karena Anda mengatakan dongeng bisa dimakan makanya saya merasa penasaran tapi ternyata sangat tidak enak Saya bahkan merasa bingung Mengapa orang-orang itu makanya dan Apa manfaat dari memakan daun ini?" Mahesa Serani menahan senyumnya sambil menatap Yin Long yang masih mengerutkan dahi sambil mengibas-ngibaskan tangan di depan mulutnya, seolah ingin mengusir rasa getir yang tertinggal. "Maafkan saya, Tuan Yin," ucap Mahesa Serani sambil mengambil secawan air dari pinggir meja dan menyerahkannya kepada Yin Long. "Seharusnya saya menjelaskan lebih dahulu kalau daun sirih itu tidak enak jika dimakan begitu saja, tetapi dicampur dengan bahan lain agar rasanya leb

  • Kristal Jiwa Raja Naga   131. Menginang

    Yin Long berkata, "Makanannya sudah dingin. Kalian cepat makanlah selagi masih hangat." "Oh!" Mahesa Serani segera menarik tangannya dan mengambil mangkuk bubur dengan gugup. Wajah gadis itu bahkan merona. Begitu juga Pangeran Hei Xian yang langsung menyenduk buburnya, menyuap dengan sedikit terburu-buru. Baik Pangeran Hei Xian maupun Mahesa Serani, keduanya sama-sama terlihat gugup, bingung dan canggung. Di tengah para remaja ini, Yin Long hanya bisa terdiam sambil merasakan keanehan dalam hati. Sekarang, ia seperti seekor nyamuk yang jadi pengganggu kedua anak muda di hadapannya. Namun, Yin Long tentu saja tidak melupakan sesuatu. Ia berkata kepada Pangeran Hei Xian. "Ah Xian, jangan lupa minum obatmu." 'Ya, Dewa! Mengapa aku harus minum obat lagi?' keluh Pangeran Hei Xian dalam hati. Dengan sangat terpaksa ia mengangguk. "Baik, Paman Yin." "Ayo, silakan semuany

  • Kristal Jiwa Raja Naga   130. Gejala Drama Cinta

    "Ya, kita bertiga. Masih ada seseorang di dalam sana," ujar Yin Long.Yin Long kemudian memanggil seseorang. "Ah Xian, keluarlah! Bukankah kamu sudah merasa lapar? Cepatlah ke mari. Kita makan pagi bersama-sama!""Ya, Paman. Aku datang!" seru Pangeran Hei Xian dari dalam kamar.'Ah Xian ... jadi itu namanya?' Mahesa Serani tersenyum, merasa harus menyimpan nama ini dalam ingatannya."Ya, Paman. Aku datang!" Dari balik dinding bambu, Pangeran Hei Xian muncul dengan kursi rodanya.Yin Long dan Mahesa Serani melihat ke arah Pangeran Hei Xian dengan ekspresi gembira, sedangkan orang yang mereka tatap menjadi salah tingkah.Yin Long lantas menghampiri Pangeran Hei Xian dan mendorong kursi roda hingga sampai ke dekat meja berisi hidangan. "Ah Xian, kebetulan sekali paman sedang menerima tamu, jadi kita bisa sekalian makan pagi bersama.""Baik, Paman." Pangeran Hei Xian mengangguk dan berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya saat beradu pandang dengan gadis cantik yang sudah menolongnya in

  • Kristal Jiwa Raja Naga   129. Jangan Coba Menjebakku

    'Apakah orang ini sedang mengujiku dan sengaja memancingku dengan kata terbang?' bisik Pangeran Hei Xian, dalam hati. ' Senyum tipis tersungging di bibir Pangeran Hei Xian. "Paman ini ada-ada saja. Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku dapat terbang. Paman Yin sepertinya suka sekali bercanda." "Ya ya ya, paman memang hanya bercanda saja. Tapi sekarang paman akan serius demi kesembuhan pasien paman ini," ujar Yin Long sambil tersenyum hangat. "Soal terbang ...." Seraya menggeser kursi roda kayu, Yin Long berkata, "Yah, siapa tahu saja suatu saat nanti kamu bisa terbang di angkasa seperti burung. Bukankah manusia juga dapat melakukannya dengan menggunakan teknik ilmu meringankan tubuh?" "Benarkah ada ilmu seperti itu, Paman?" Pangeran Hei Xian berpura-pura sangat polos. "Jika memang benar ada, aku juga ingin berguru kepada orang yang dapat melakukannya." "Mungkin saja ada. Ayo, sekarang kamu duduk di sini dan cobalah untuk menjalankannya. Paman akan membantumu." Yin Long tak i

  • Kristal Jiwa Raja Naga   128. Hadiah Kursi Roda

    'Gadis ini sangat ramah dan terlihat menyenangkan,' pikir Pangeran Hei Xian yang sedang mengintip dari balik dinding bambu. Yin Long tersenyum ramah. "Kalau begitu, sebaiknya kita bicara di dalam." Yin Long mempersilakan tamunya. "Mari, silakan masuk!" "Terima kasih, Tuan Yin." Mahesa Serani pantas mengikuti Yin Long yang masuk sembari mendorong kursi kayu berodanya. Wajahnya terlihat berseri-seri dan bahagia, seakan dia baru saja mendapat harta berharga."Silakan duduk dan tunggu sebentar, Nona," ujar Yin Long dengan tanpa menoleh lagi.Mahesa Serani terlihat senang. "Terima kasih, Tuan Yin."Yin Long sendiri langsung mendorong masuk kursi kayu berodanya ke dalam ruang kamar Pangeran Hei Xian. Ia berseru dengan gembira. "Ah Xian, paman punya sesuatu untukmu!"Mendengar seruan ini, Pangeran Hei Xian lantas menoleh ke arah pintu."Paman Yin," sapa Pangeran Hei Xian sambil meletakkan cawan yang masih digenggamnya ke atas tempat tidur."Ah Xian, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Yin

  • Kristal Jiwa Raja Naga   127. Sakit Asmara

    "Mungkin saja. Kalau begitu, saya akan menunggunya di luar." Mahesa Serani berdiri dari duduknya karena ia merasa tidak pantas jika terus berada di dalam kamar bersama seorang pemuda yang tak dikenalnya. "Permisi, Tuan." Pangeran Hei Xian hanya bisa mengangguk kecil dengan pandangan tak berdaya. Sebenarnya, ia merasa senang jika ada seseorang yang menemaninya untuk sekedar mengobrol daripada dia hanya berbicara dengan dinding bambu yang bisu. Mahesa Serani sendiri memilih untuk duduk di emperan pondokan sembari memeriksa keranjang bambu berisi berbagai macam tanaman obat yang akan ditawarkan kepada Yin Long. Hal itu dia lakukan karena gadis itu sempat mendengar kabar bahwa ada seorang tabib baru yang sedang mencari bahan-bahan obat. Sambil menunggu Yin Long pulang, Mahesa Serani dan Pangeran Hei Xian secara diam-diam saling melihat satu sama lain disertai perasaan kagum dalam hati. Terkadang ada desiran aneh dalam hati masing-masing dan kedua remaja itu sama-sama tidak mengetahu

  • Kristal Jiwa Raja Naga   126. Alergi Aroma Bunga

    Gadis itu memerhatikannya, mengapa rasanya ini sedikit nyaman?"Saya tidak apa-apa. Hanya sedikit kecelakaan kecil tadi," ujar Pangeran Hei Xian sambil berusaha untuk bangun. "Tapi,sepertinya kaki Anda sedang terluka." Gadis itu menatap khawatir kaki pria muda yang sedang berusaha bergerak. "Mari saya bantu Tuan duduk di sana." "Tidak perlu. Saya bisa sendiri," tolak Pangeran Hei Xian demi menjaga harga diri di depan gadis ini. "Kalau begitu hati-hati, Tuan." Gadis cantik itu hanya bisa membiarkan Apa yang dilakukan oleh Pangeran Hei Xian.Namun berusaha apa pun ia mencoba bangkit, kakinya tetap saja sakit luar biasa dan tidak bisa digerakkan. Pemuda itu ia pun kembali jatuh terduduk. "Sebenarnya Anda ingin pergi ke mana, Tuan?" tanya si gadis. Dia merasa penasaran dengan apa yang hendak dilakukan orang ini."Tidak ke mana-mana. Saya hanya ingin mengambil air minum saja," jawab Pangeran Hei Xian dengan sedikit malu."Oh, ternyata Anda hanya ingin minum." Gadis itu terlihat lega. "

  • Kristal Jiwa Raja Naga   125. Hanya Perkara Haus

    Keesokan harinya, di pondokan milik Yin Long, Pangeran Hei Xian duduk bermeditasi di atas pembaringan. Rupanya, pemuda itu tengah berusaha meredakan rasa sakitnya dengan penyaluran tenaga dalam yang ia alirkan ke kaki kirinya. Saat ini, kulit wajah Pangeran Hei Xian terlihat berubah-ubah dari putih hingga merah akibat menahan rasa sakit yang terlalu menyiksanya. Terkadang dia meringis kesakitan dan sesekali pula pemuda itu menggigit bibir bawahnya guna menahan sakit. "Ah!" Pangeran Hei Xian menjerit kecil saat puncak rasa sakit kembali memaksanya untuk menghentikan penyaluran tenaga dalam. Keringat bercucuran membasahi sekujur tubuh hingga sebagian bajunya menjadi lembab. 'Mengapa rasanya sakit sekali?' Pemuda itu mengeluh dalam hati dan merasa sedikit menyesal karena sudah meminta untuk dipatahkan kakinya. 'Andai saja aku tahu rasanya akan begini, maka aku tidak akan melakukannya!' Pemuda itu menggerutu, menatap kaki kirinya yang tak bisa digerakkan. Pangeran Hei Xian

  • Kristal Jiwa Raja Naga   124. Tak Ada yang Merebut Milikmu

    Permaisuri An Mei bergegas pergi ke arah meja riasnya untuk mengambil sesuatu dan ia segera kembali dengan beberapa lembar kertas di tangannya "Ini. Kanda bacalah baik-baik." Raja Hangga Wijaya mulai membaca isi surat dengan suara lirih dan pelan. "Salam hormat An Se kepada Kakanda Raja Hangga Wijaya dan Mei Jie yang berbahagia.""Maafkan atas keterlambatan saya dalam mengirim surat ke istana untuk sekadar memberi kabar. Kanda dan Mei Jie tidak perlu merasa khawatir, keadaan kami di sini masih sangat baik. Dan terutama An Zi, dia semakin sehat dan bahagia ...." Raja Hangga Wijaya menghentikan membaca, seperti sedang memahami kalimat terakhir yang dibacanya." "Sehat dan bahagia?" gumam Raja Hangga Wijaya. "Apakah itu artinya ... dia sudah sembuh dari penyakitnya?" "Jika itu benar, maka alangkah baiknya!" Mata sang raja berbinar cerah."Mudah-mudahan demikian, Kanda. Dengan begitu, dia bisa secepatnya berkumpul kembali dengan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status