SAYEMBARA yang diadakan Perguruan Kecapi Sakti sudah mendekati fase terakhir, dimana dari ratusan orang peserta kini hanya empat orang yang tersisa. Mereka adalah Bintang si Ksatria Pengembara, xiang wu hen penguasa jurus Halilintar Ungu yang dahsyat, Pendekar Long atau si Naga Kecil pewaris Tapak Budha sejati dan yang terakhir adalah Pangeran Kegelapan, penguasa Istana Dewa di negeri para dewa, Yunani.
Dan saat ini yang tengah berhadapan adalah Pendekar Long atau si Naga Kecil pewaris Tapak Budha sejati berhadapan dengan Pangeran Kegelapan, penguasa Istana Dewa di negeri para dewa, Yunani.
“Bagus, kita lihat apakah jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Sucimu mampu menghadapi jurus Cakrawala Berpedar-ku”.ucap Pangeran Kegelapan lagi dengan penuh semangat.
Kini kedua pendekar hebat itu sudah berdiri dengan jurus pamungkasnya masing-masing. Pangeran Kegelapan dengan jurus Cakrawala Berpedar yang me
“Aku sudah tahu seberapa hebat kekuatan jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Suci, jurus yang sama takkan bisa mengalahkanku”. ucap Pangeran Kegelapan lagi dengan angkuhnya. Pendekar Long seakan tak memperdulikan hal itu. Baginya pertarungan bukan soal kalah dan menang.“Jagat Cakrawala, heaaa..wuush..wuusshh..”. segelombang awan hitam tebal disertai kilat menyambar mengiringi serangan Pangeran Kegelapan.“Para Buddha Menghadap yang Maha Suci... wusshh...”. kembali Pendekar Long melepaskan jurus terakhir dari Tapak Budha miliknya dan cahaya putihpun ikut menyambar kedepan, menyongsong gumpalan awan hitam yang dilepaskan oleh Pangeran Kegelapan.Hasilnya ; “Deebbb...debbb”. apa yang terjadi berikutnya sangat mengejutkan sekali, cahaya yang keluar dari jurus Para Buddha Menghadap yang Maha Suci lenyap tertelan gulungan awan hitam pekat tersebut. Hal ini tentu saja sangat
Suasana mendadak sepi saat kedua sosok itu sudah saling berhadapan, semua menatap dengan pandangan mata berdebar. Mereka semua tahu bagaimana kehabatan Xiang Wu Hen dengan kungfu Halilintar Ungunya, tapi mereka juga tidak menyangsikan kehabatan Ksatria Pengembara. Apalagi selama beberapa hari terakhir ini kabar tentang kehebatan Ksatria Pengembara di dataran tengah mulai tersebar dari mulut ke mulut penonton.Telah tersiar kabar kalau sebelum menghadiri sayembara di tibet, Ksatria Pengembara adalah orang yang menentukan kemenangan dalam menghakhiri rezim Khan didataran tengah, bahkan 4 Jenderal Mongol yang hebat, 3 diantaranya telah tewas ditangan Ksatria Pengembara. Berita inilah yang membuat nama Bintang sebagai Ksatria Pengembara kini menjadi buah bibir pembicaraan di negeri tibet. Apalagi semenjak Dewa Iblis Awan Api yang merupakan peserta yang paling diunggulkan untuk memenangkan sayembara ini juga berhasil dikalahkannya dengan amat mud
“Zzzgghh... zzzgghh...”. dan kini terlihatlah bagaimaan Bintang menahan serangan Halilintar Membelah Angin dengan Cakra Petir gandannya. Serangan Xiang Wu Hen tertahan dengan kedua tangannya. Melihat hal itu Xiang Wu Hen berusaha untuk menambah tenaga serangannya, dan “Zzzgghh...duarrrrr...”. sebuah ledakan besar terjadi, akibatnya tubuh Bintang terseret beberapa langkah kebelakang. “Huakkk...” Bintang langsung memuntahkan darah segar dari mulutnya. Sepertinya Bintang telah menderita luka dalam akibat menahan serangan Halilintar Membelah Angin yang dahsyat. Melihat hasil yang diharapkannya berhasil, Xiang Wu Hen tersenyum penuh kemenangan.Xiang Wu Hen tak ingin berlama-lama meneruskan pertarungan ini, maka dengan cepat jurus barunya dipersiapkannya, dan ;“Hyattt...”. sosok Xiang Wu Hen melompat tinggi keudara, dan ; “Halilintar Membelah Bumi heaa zzzgghh...”. di udara, Xia
“Tapi kau jangan senang dulu, aku masih punya jurus terakhir, Kutukan Halilintar Langit”. Ucap Xiang Wu Hen seraya mengangkat Golok Halilintar kearah langit. “Cleetarr...clleeetarrrr”. dua halilintar menggelegar dan menyambar Golok Halilintar. Seketika Golok Halilintar langsung dialiri oleh halilintar yang bergejolak hebat. Perlahan tapi pasti arus halilintar yang ada di Golok Halilintar mulai menjalar ke ujung Golok Halilintar dan membentuk satu cahaya hitam yang berbentuk bola. Semakin lama cahaya hitam berbentuk bola ini semakin besar dan terus membesar. Di tempatnya Bintang terkejut melihat hal itu, tapi tidak ada waktu bagi Bintang untuk terkesima. Seketika Bintang membuka kuda-kudanya dan langsung mengarahkan kedua telapak tangannya kearah langit. “Cleetarrr...zzzgghh...”. tiba-tiba saja sebuah petir menyambar turun dari langit, menyambar tempat ke telapak tangan Bintang yang mengadah keatas. Seketika ditelapak tangan Bintang terbentuk cahaya p
Apa yang sebenarnya terjadi ? siapakah sosok yang mengeluarkan cahaya petir disekujur tubuhnya tersebut, Ksatria Pengembarakah ?Dugaan kita memang tidak salah, sosok yang kini berdiri dengan sekujur tubuh dialiri aliran petir itu memang tak lain adalah Bintang adanya, secara tak langsung diantara ambang kehidupan dan kematiannya, energi besar dari bola cahaya hitam halilintar yang dilancarkan oleh jurus Kutukan Halilintar Langit, justru membuat Bintang mendapatkan energi petir yang tak terbatas, dan ini membuat jurus ketujuh dari Cakra Petir yang dimilikinya keluar. Inilah jurus dahsyat tingkat ketujuh dari jurus Cakra Petir. DEWA PETIR.Sosok Bintang yang kini mengeluarkan petir dari sekujur tubuhnya membuat Xiang Wu Hen terkejut bukan kepalang, Xiang Wu Hen sendiri bingung dengan apa yang terjadi ?“Aku tidak boleh berlama-lama, aku harus segera mengalahkannya” ucap Xiang Wu Hen membatin. Berfik
MALAM menyambut datangnya sang bulan yang bersinar indah malam itu dinegeri tibet. Ribuan Bintang-Bintangpun tampak bertaburan dicakrawala langit, menemani sang bulan. Suasana malam terasa begitu sunyi dan dingin. Debu padang pasir berterbangan kemana-mana. Beberapa orang terlihat sudah tenggelam dialam tidurnya. Sesekali terdengar suara binatang malam menghiasi malam.Di sebuah kamar yang tepatnya ditempati oleh rombongan partai Butong. Terlihat beberapa orang murid partai Butong tengah beristirahat, sebagian lagi tampak tenggelam di alam tapa bratanya, sedangkan yang lain terlihat tengah membantu pendeta Thio yang tengah mengobati luka dalam dan luar yang diderita oleh Bintang. Tak seberapa lama, Bintang kini sudah tampak terbaring lemah tak sadarkan diri diatas pembaringan, tubuhnya tampak terbalut oleh perban.“Bagaimana keadaan Bintang kakek guru?”. tanya Tio buki lagi terlihat khawatir.“Tidak apa-apa, mudah-mudahan dalam beberapa hari in
Satu minggu kemudian, keadaan Bintang sudah kembali seperti semula. Luka dalam yang dideritanyapun sudah sembuh. Cepatnya sembuh luka dalam Bintang, hal ini dikarenakan selain ramuan obat yang diberikan oleh Putri Liu-xue tapi juga penyaluran tenaga dalam yang dilakukan oleh pendeta Thio dan pendekar Tio.Pagi itu, Bintang dan rombongan partai Butong baru saja selesai menyantap sarapan mereka, dimana tiba-tiba saja sebuah ketukan terdengar dipintu kamar mereka. Saat pintu kamar dibuka, ternyata yang datang berkunjung adalah Nenek Yun Si-u, ketua Perguruan Kecapi Sakti. Kedatangan Nenek Yun Si-u beserta beberapa orang murid Perguruan Kecapi Sakti termasuk Bae Jeon, Putri Kim dan Putri Liu-xue sendiri tentu saja sangat mengejutkan pendeta Thio dan yang lainnya. Pendeta Thio segera mempersilahkan tamu-tamu kehormatannya untuk masuk. Merekapun duduk melingkar disebuah meja besar. Bintang dan Putri Liu-xue terlihat saling mencuri-curi pandang satu sama lain. Dan hal ini tak luput
SEBUAH goa yang terdapat didataran tinggi negeri tibet. Tampak 2 sosok tubuh tengah memasukinya. Begitu sempitnya lorong goa tersebut hingga keduanya terpaksa harus berjalan menyamping. Yang berjalan paling depan adalah sosok seorang gadis dengan fostur tubuh tinggi semampai, mengenakan pakaian berwarna Putih beralur hitam yang membalut tubuh indahnya, wajahnya tampak tertutup oleh sebuah cadar putih, yang terlihat hanya sepasang matanya yang indah dan sebuah berlian merah terlihat diantara kedua alis matanya yang indah. Sementara itu dibelakangnya, terlihat pula berjalan sesosok seorang pemuda berparas tampan, mengenakan jubah biru dengan rambut terkuncir bak ekor kuda. Sementara itu sebilah pedang bergagang seekor naga tersampir dipunggungnya. Melihat raut wajah dan penampilannya, pemuda tampan ini tak lain adalah Bintang adanya.Setelah cukup lama berjalan menyamping, akhirnya keduanya tiba juga ujung lorong goa batu tersebut. “Huupp...”. tiba-tiba saja sang ga