Wajah Panglima Ho berubah pucat melihat sesosok yang berdiri perkasa diujung geladak dikapal berbendera kuning berlambang tengkorak tersebut.
“Iblis Badai” ucap Panglima Ho dengan wajah berubah. Ucapan Panglima Ho cukup didengar oleh para prajurit, hingga kontan seketika terjadi kehebohan dikapal tersebut.
“Maju dengan kecepatan penuh!” ucap Putri Lan Yan tegas.
“Maju dengan kecepatan penuh!” ulang Panglima Ho
Tapi keanehan terjadi, tiba-tiba saja angin bertiup berubah arah, mengarahkan layar kapal justru menuju ke kapal Perompak Laut Kuning. Apa yang terjadi tentu sangat mengejutkan orang-orang yang ada dikapal, termasuk Panglima Ho, hanya Putri Lan Yan yang masih terlihat tenang.
Kedua kapal kini sudah saling berhadapan, keadaan Langit sangat berbeda dari keadaan dibawahnya, langit tampak sangat gelap, petir dan guntur silih berganti seakan ingin memecahkan cakrawala. Laut tampak bergelombang dengan dahsyat.
“Aaahhh.” seorang gadis jelita tapi dengan wajah yang sedikit pucat tampak baru saja tersadar dari keadaannya, untuk sesaat ada rasa pusing dikepalanya, perlahan kedua matanya terbuka tapi kembali tertutup karna silau akan sinar mentari yang menyeruak masuk dikedua pelupuk matanya. Setelah cukup lama, akhirnya kedua mata gadis jelita ini terbuka setelah membiasakan diri. Melihat raut wajahnya kita mengenali gadis ini sebagai putri Im Ji Hye.“Ukkhhh” Im Ji Hye terlihat mencoba untuk bangkit, tapi kembali berbaring saat merasakan tubuhnya yang pegal disekujur tubuhnya. Im Ji Hye mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.<kilas balik> Sebagian kapal hancur berantakan, terbang dibawa angin puting beliung yang dahsyat, Im Ji Hye yang saat itu berada didalam kapal ikut terbang tinggi terbawa angin puting beliung. Im Ji Hye berusaha berteriak sekeras mungkin agar ada yang mendengar teriakannya untuk menolongnya, tapi apa daya, dibawah suasa
“Oh iya, maaf... Hamba lupa memperkenalkan diri, nama hamba Bobou” ucap pemuda itu dengan wajah tersenyum lucu.“Bo..Bobou” ucap Im Ji Hye menahan tawa, karena nama itu disebutkan dengan wajah lucu, jadi terdengar dan terlihat lucu bagi Im Ji Hye, sebisanya Im Ji Hye menahan tawanya sendiri.“Nona sendiri siapa namanya?”“Hamba Im Ji Hye, terima kasih tuan Bobou sudah banyak menolong hamba” ucap Im Ji Hye dengan ramahnya“Ah, jangan terlalu dipikirkan nona Im Ji Hye, sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia saling tolong menolong” ucap Bobou lagi lagi-lagi tersenyum dengan wajah lucu, Im Ji Hye ikut tersenyum melihat hal itu.Di hatinya Im Ji Hye cukup kagum dengan sikap rendah hati yang dimiliki oleh penolongnya, disamping ramah juga terkadang lucu sehingga menghibur hatinya yang sedang gundah.“Nona Im Ji Hye belum menjawab pertanyaan hamba tadi?”&ldqu
Malam akhirnya datang.Api unggun menyala besar didepan gubuk yang ada dipantai tersebut, didekatnya tampak Im Ji Hye tengah mencoba menghangatkan tubuhnya, tak jauh darinya tampak Bobou tengah melakukan gerakan-gerakan yang menurut Im Ji Hye aneh, tapi Im Ji Hye hanya diam seraya terus memperhatikan Bobou yang tengah tenggelam dengan dirinya sendiri.Setelah bosan memperhatikan Bobou, Im Ji Hye tampak menatap kearah api unggun yang ada dihadapannya.“Setelah kejadian ini, bersungguh-sungguhlah mempelajari Ilmu Semesta Im, agar bila ini terjadi adik bisa membela diri adik sendiri” Im Ji Hye kembali teringat ucapan Putri Lan Yan padanya.“Kak Lan Yan benar, kalau saja aku bisa menguasai Ilmu Semesta, tentu aku takkan merepotkan banyak orang lagi” batin Im Ji Hye lagi, berfikir kesitu, Im Ji Hye segera memperbaiki sikapnya, dengan mengambil sikap meditasi, Im Ji Hye mulai mengatur nafasnya dan memejamkan kedua matan
“Zzzgghh” setelah sekian lama berusaha, akhirnya Im Ji Hye berhasil memunculkan energi listrik dikedua tangannya, tapi itupun kecil dan sebentar, dicoba berkali-kali selalu seperti itu hasilnya, hingga akhir Im Ji Hye menyerah sendiri kehabisan nafas.“Lagi ngapain sih adik Im?” tiba-tiba saja sebuah suara terdengar begitu dekat dengannya, hingga kontan saja membuat Im Ji Hye terkejut dan hampir saja melompat dari tempat duduknya sekarang. Saat menyadari kalau yang ada didekatnya adalah Bobou.“Ih kak Bobou, mengejutkan Im saja, hampir saja jantung Im putus” ucap Im Ji Hye cemberut.“Kakak minta maaf, apa yang adik Im lakukan?” ucap Bobou seraya duduk didekat api unggun.“Im sedang berlatih Ilmu Semesta kak”“Ilmu Semesta?” ulang Bobou dengan wajah terkejut.“Iya Ilmu Semesta, ayah Im yang mengajarkannya”“Untuk apa adi
Malam menjadi saksi bisu, dua anak manusia yang tidur bersebelahan diatas sebuah gubuk kecil yang tanpa dinding depan. Keduanya tak lain adalah Bobou dan Im Ji Hye.Bobou terlihat dengan tenang menikmati tidurnya, sementara Im Ji Hye sepanjang malam sulit untuk memejamkan kedua matanya, menentramkan hatinya yang gundah gulana, bayangan saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Bobou selalu membayang dipelopak matanya, berkali-kali jari jemarinya mengusap bibirnya seraya membayangkan apa yang baru saja dialaminya, entah kenapa kini ada senyum diwajah Im Ji Hye. Ditatapnya sosok Bobou yang ada dihadapannya.“Kalau diperhatikan, kakak Bobou tampan juga” batin Im Ji Hye dengan bibir tersenyum. Perlahan akhirnya Im Ji Hyepun akhirnya tertidur.Keesokan harinya, Bobou memenuhi janjinya untuk membantu Im Ji Hye dalam mempelajari Ilmu Semesta milikinya, tidak ada lagi rasa canggung bagi Im Ji Hye, keduanya terlihat begitu dekat dan akrab.Hari b
MALAM berjalan dengan hening, seluruh mahluk sudah terlelap dalam mimpinya malam itu. Demikian pula yang terjadi pada Im Ji Hye dan Bobou yang sudah sama-sama terlelap setelah bicara panjang lebar kesana kemari.“Im Ji Hye” tiba-tiba sebuah suara membuat Im Ji Hye terbangun dari tidurnya, Im Ji Hye membuka kedua matanya dan ; “Im Ji Hye...” kembali terdengar suara lembut itu dari hadapannya, Im Ji Hye segera bangkit dari tempatnya berbaring, dan ;“Kauu...” betapa terkejutnya Im Ji Hye saat melihat sosok yang selama ini selalu datang kedalam mimpinya kini berada tepat dihadapannya, berdiri dan menatapnya. Seketika Im Ji Hye langsung merasakan bulu kuduknya merinding.“Jangan takut, ikutlah denganku” terdengar sosok berupa cahaya putih bayang-bayang tersebut tampak berbalik dan berjalan menjauh kearah pantai yang ada dihadapan mereka. Walaupun takut, anehnya Im Ji Hye tak mampu menolak ajakan sosok berupa cahaya put
“Kak Bintang...” ucap Im Ji Hye pelan dihadapan Bobou yang tengah tertidur. “Liu-xue... Jangan pergi! Jangan pergi!” ucap Bobou dalam mimpinya. Dan Im Ji Hye semakin dibuat terkejut saat melihat Bobou yang menangis sambil terus mengucapkan kerinduannya pada Liu-xue. Im Ji Hye yang melihat hal itu sampai tersentuh hatinya. “Kak Bobou sangat mencintainya...” Lama kelamaan Im Ji Hye iba melihat Bobou yang sepertinya sangat menderita dalam mimpinya dalam tangisan. “Kak..” Im Ji Hye memberanikan diri untuk membangunkan Bobou dengan cara memegang tangannya. “Kak Bobou!” Im Ji Hye berucap lebih keras agar Bobou terbangun. Tapi Bobou masih juga belum bangun dari mimpinya. “Kak Bobou..!” Im Ji Hye mengguncang tangan Bobou lebih keras hingga langsung membuat Bobou terbangun. Dan orang yang dilihat pertama oleh Bobou adalah Im Ji Hye. “Liu-xue..” terdengar Bobou berucap pelan seraya menatap sosok Im Ji Hye yang saat itu berada tepat didepannya. Tangan Bobou terangkat dan dengan lembut membe
“Maafkan kakak adik Im, kakak lepas kendali” ucap Bobou dengan wajah menyesal, terlihat jelas penyesalan diwajah Bobou, sementara itu Im Ji Hye sendiri terlihat wajahnya langsung bersemu merah dengan nafas yang memburu. Saat Bobou mohon pamit untuk membersihkan dirinya, Im Ji Hye masih terdiam ditempatnya, entah apa yang ada dipikiran Im Ji Hye saat ini.Pagi itu, Im Ji Hye membersihkan seluruh tubuhnya dengan dinginnya air laut, sambil membersihkan sekujur tubuhnya, dapat dilihatnya bekas-bekas cupangan merah di gunung kembarnya, entah kenapa Im Ji Hye terlihat justru tersenyum, sambil membersihkan gunung kembarnya, Im Ji Hye terlihat memejamkan kedua matanya, membayangkan lagi saat-saat indah Bobou mencumbu dirinya.“Jangan lama-lama mandi air lautnya adik Im, nanti adik masuk angin!” tiba-tiba saja terdengar sebuah suara menggema hingga menyadarkan Im Ji Hye akan keadaannya, dengan tersenyum akhirnya Im Ji Hyepun segera naik ke daratan dan ke