Jurus puncak pembasmi dewa milik Jenderal Sasaki Mushahi bertemu dengan jurus puncak Memusnahkan Dunia Dewa milik Bintang.
“Hhiyyattttt..! wuussshhh..!” sosok Jenderal Sasaki Mushahi melesat kebawah dengan dahsyatnya.
“Hyyatttt..! wessshhh..!”
Sosok Bintang melesat keatas tak kalah dahsyat.
“Cleetarr....!”
“Gleegarrrr..!”
Petir dan guntur tiba-tiba saling menyambar dahsyat memecah telinga. Langit seakan terbelah.
“Plasshhhh..!”
Pertemuan kedua jurus dahsyat milik Jenderal Sasaki Mushahi dan Bintang bertemu hingga menimbulkan ledakan dan kilauan cahaya putih yang langsung membungkus tubuh Bintang dan Jenderal Sasaki Mushahi hingga tubuhnya keduanya hilang didalam kilauan cahaya tersebut. Untuk sesaat kilauan cahaya putih menyilaukan itu membuat pertempuran hebat yang terjadi diantara pasukan utara dan selatan terhenti, semuanya mengalihkan pandangan ke
Malam itu, wilayah utara diliputi kesedihan yang mendalam, walaupun kemenangan berhasil diraih, tapi ribuan prajurit utara juga tewas dalam pertempuran. Dan kini para prajurit sedang mengumpulkan mayat-mayat yang bergelimpangan diberbagai tempat dipenjuru kotaraja. Atas perintah Bintang, bukan saja mayat-mayat para prajurit utara, tapi juga mayat-mayat prajurit selatanpun harus dihormati dan disemayamkan.Sementara itu, para pendekar tampak berkumpul di aula pertemuan yang masih utuh. Semua terlihat tengah menunggu sesuatu. Bintang tampak sendiri tampak duduk bersebelahan dengan Gwang yang sesekali saling pandang dan melempar senyum. Tak jauh dari Bintang tampak sosok Putri Zhang yang menatap dengan pandangan penuh arti kearah Bintang dan Gwang. Suasana terlihat hening karena semua yang ada diruangan itu memang tengah menantikan sesuatu / seseorang.Dan suasana hening itu berakhir dengan kemunculan Hyuga-sama dan Yuki.“Bagaimana keadaan jenderal, Hyuga-sa
Malam itu keadaan di utara terlihat sepi, semua terlihat terlelap karena begitu capeknya dengan peperangan dan persemanyaman mayat-mayat yang telah dilakukan siang tadi. Hanya beberapa prajurit yang terlihat tengah berjaga-jaga dipintu gerbang. Sebagian lagi terlihat sudah terlelap ditenda-tenda yang didirikan secara darurat di dalam benteng. Di tambah lagi cuaca yang sangat dingin malam itu, anginpun sedikit berhembus dengan kencang, membuat banyak orang-orang terlelap malam itu. Sementara itu Bintang sendiri dikamarnya tampak tengah melakukan tapa brata untuk memulihkan hawa sakti 9 dewa miliknya. Sekujur tubuh Bintang tampak mengeluarkan aura keemasan yang berasal dari Segel dewa kehidupan miliknya. Entah sudah berapa lama Bintang melakukan hal itu. “Tok...tok...tok..” sebuah suara ketukan pelan terdengar dari depan pintu kamar Bintang, hal ini membuat Bintang yang tengah memejamkan mata terlihat mulai membuka matanya. Bintang menatap kearah pintu kamarnya. “Tok..tok...tok...”
Malam terus berlalu.“Gwang...” terdengar suara lembut Bintang menyapa Gwang yang masih terbaring dengan memeluk dada Bintang, selimut tampak sudah menutupi tubuh keduanya. Gwang terlihat mengangkat wajahnya melihat kearah Bintang dengan senyum indahnya.“Iya kak”“Setelah kakak meninggalkan kapal dan ikut bersama Perompak Lima Samudra, apa yang sebenarnya terjadi pada Gwang? tau-tau Gwang muncul dengan kemampuan hebat seperti kemarin?” tanya Bintang lagi.Gwang tersenyum dan menarik nafas panjang.“Gwang juga tak tau kak, saat Gwang sadar, tiba-tiba saja Gwang sudah berada didalam sebuah goa bawah laut. Di dalam goa bawah laut itu Gwang bertemu dengan seorang wanita cantik yang bergelar Ratu Neraka Es..” ucap Gwang berhenti sejenak.“Ratu Neraka Es..” ulang Bintang dengan wajah berubah. Ratu Neraka Es adalah orang yang telah mengurung putri Athena dan Venus dengan penjara Es Ab
BEBERAPA waktu berlalu, seperti biasanya, malam itu udarapun begitu terasa dingin, kilat tampak datang silih berganti dilangit kelam. Disebuah hutan yang berada diluar kotaraja utara, tampak sosok bercaping yang tengah berdiri disebuah dataran luar yang ada didalam hutan tersebut. Sosoknya yang ramping dan anggun menandakan kalau dia adalah seorang wanita. Dipunggungnya tampak sebuah pedang tersampir. Ternyata sosok wanita ini hanya memiliki satu tangan, ini terlihat dari lengan baju salah satu tangannya yang hanya melambai-lamba kosong diterpa angin. Melihat keadaannya, sepertinya wanita berlengan satu ini tengah menunggu sesuatu atau yang lebih tepatnya seseorang.“Serr..” sebuah bayangan putih muncul beberapa tombak dihadapannya. Sosok yang baru muncul inipun tampak mengenakan caping, hanya saja bedanya, sosok yang baru muncul ini mengenakan caping bertirai. Melihat sosoknya yang juga ramping dan anggun, dapat dipastikan kalau sosok yang baru saja datang inipun
Saat malam semakin larut, Bintang baru kembali ke kotaraja dan saat Bintang tiba dikamarnya, ternyata Gwang sudah menunggunya.“Kakak..” ucap Gwang langsung memeluk Bintang yang baru saja masuk kekamarnya. Bintang tersenyum dan membalas pelukan hangat itu.“Kita berangkat malam ini juga Gwang” ucap Bintang tiba-tiba hingga membuat wajah Gwang berubah terkejut, tapi sesaat kemudian wajah Gwang sudah kembali tersenyum.“Baik kak..” ucap Gwang mantap. Gwang tampak segera mempersiapkan segala sesuatunya, sementara Bintang sendiri tampak duduk dimeja lalu kemudian menulis sesuatu diatas sehelai kertas.Malam itu, dengan mengandalkan kecepatan dan ilmu peringan tubuh yang sudah mencapai taraf sempurna, Bintang dan Gwang meninggalkan kotaraja utara. Berkelebat cepat di kegelapan malam.Saat tiba disebuah padang rumput yang cukup luas, Bintang menghentikan larinya, Gwang yang ada disebelahnya ikut berhenti.&ldquo
ALIRAN LOUCHA. Pagi itu, Dewa Iblis tengah menikmati makan paginya bersama Roro Putri Srikandi dimeja panjangnya. Dewa Iblis duduk diujung kiri, sedangkan Roro diujung kanannya. Tak ada banyak hal yang keduanya bicarakan, masing-masing sibuk dengan kesibukannya masing-masing menyantap sarapan yang terhidang dihadapan mereka. Hanya sesekali Dewa Iblis tampak mencuri-curi pandang pada sosok jelita Roro yang ada duduk jauh dihadapannya.“Bleepp...!” sosok Fuma Kotaro tiba-tiba saja muncul dihadapan Dewa Iblis dan Roro. Fuma Kotaro terlihat langsung menjura hormat.“Hamba membawa berita yang sangat penting terkait perang utara dan selatan ketua” ucap Fuma Kotaro hingga membuat wajah Dewa Iblis berubah, sementara wajah Roro masih biasa-biasa saja.“Juga kabar mengenai Ksatria Pengembara..” ucap Fuma Kotaro, kali ini Roro tampak menghentikan makannya.Lalu Fuma Kotaropun menceritakan tentang peperangan yang terjadi, wajah Ror
Achhhh...!”. Tiba-tiba saja Bintang dikejutkan oleh keberadaannya dirinya yang tiba-tiba saja berada disebuah puncak bukit yang keadaannya sangat terang benderang. Kebingungan dan keterkejutan Bintang segera menjadi pemikiran dipikiran Bintang, karena seingat Bintang beberapa saat yang lalu dia masih berada bersama Gwang didalam goa tempat Asura Kaji dan keadaanpun sudah malam, sekarang tiba-tiba saja Bintang sudah berada disebuah tempat yang keadaannya begitu terang benderang, dan saat Bintang menatap kearah langit, tak terlihat matahari yang bersinar terang menerangi alam, hanya saja keadaan alam ditempat itu begitu terang bagaikan siang hari. “Dimana ini?” “Tempat apa ini?” Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang dibenak Bintang seraya memperhatikan keadaan alam disekitar tempat itu. “Graaauuuum..!” tiba-tiba saja sebuah auman dahsyat terdengardari bawah puncak bukit. “Graaauuuum..!” “Graaauuuum..!” “Graaauuuum..!” Kembali auman itu terdengar, kali ini terdengar semakin banyak
Mata tajam singa perkasa yang memang adalah King tampak menatap kearah Bintang dengan tatapan tajam, aura dahsyat terpancar dari sosok King. Bintangpun diam-diam mempersiapkan dirinya untuk menerima segala kemungkinan yang akan terjadi.Tapi tiba-tiba saja wajah Bintang berubah saat tiba-tiba saja King tampak merendahkan sosoknya, King tampak menjura hormat dihadapan Bintang. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Bintang.“Terimalah sembah hormatku dan para pengikutku tuan” lagi-lagi wajah Bintang berubah saat sosok King mengeluarkan suara.“Kau bisa bicara?” tanya Bintang“Hanya kepada tuanku” ucap King singkat“Angkat kepalamu!” ucap Bintang tegas. King singa perkasa tampak mengangkat kepalanya, demikian juga singa-singa yang lain yang adalah pengikutnya.“Siapa namamu?”“KING...”“King, kenapa kau memanggilku tuan?”“Bukankah kau