“Deeebbbbb!”
Bola energi bijuu dama milik Dewa Iblis dengan telak menghantam punggung Bintang yang masih tertelungkup tak berdaya ditempatnya. Wajah Dewa Iblis tersenyum penuh kemenangan karena sebentar lagi lawannya akan tewas dengan tubuh hancur dengan kekuatan bijuu dama miliknya.
Tapi pelan-pelan senyum diwajah Dewa Iblis berubah, ledakan yang ditunggu-tunggunya tak datang-datang, saat Dewa Iblis mencoba melihat lebih jelas bola energi bijuu damanya, wajah Dewa Iblis berubah, ternyata bola energi bijju dama tidak menghantam punggung Bintang, melainkan menghantam sebuah warangka pedang yang ada dipunggung Bintang.
“Blleepp..!” Dewa Iblis semakin terkejut saat tiba-tiba saja bola energi bijuu damanya terhisap masuk kedalam warangka pedang tersebut, dengan cepat Dewa Iblis melompat menjauh.
Dengan rasa penasaran, Dewa Iblis kini kembali memperhatikan sosok Bintang dengan seksama. Bintang yang ma
“Wuuuussshhhh!” Dewa Iblis lebih dulu melepaskan bijuu damanya kearah Bintang.“Khhhhaaaa!” Bintang tak mau kalah, energi plasma yang terkumpul ditangannya didorong kedepan dengan posisi kedua tangan terbalik, kali ini tapak tangan kanan berputar keatas dan telapak tapak kiri berputar kebawah.“Wuusshhh!” gelombang energi plasma dahsyat terlepas dari dorongan kedua tangan Bintang. Sebuah gelombang energi plasma yang begitu besar memancar keluar dari tangan Bintang. Melesat kedepan dengan sangat cepat. Tapi lesatannya kedepan, gelombang cahaya plasma justru terlihat mengerucut mengecil.“Deeebbbbbb.....” bola energi bijuu dama bertemu dengan gelombang energi plasma. Gelombang energi plasma Bintang yang kecil berbanding terbalik dengan bola energi bijuu dama yang sangat besar.Dewa Iblis yang tersenyum melihat hal itu terus mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk mendorong bo
KERAJAAN AYUTTHAYAKerajaan Ayutthaya merupakan kerajaan bangsa Thai yang berdiri pada kurun waktu 1351 sampai 1767 M. Nama Ayyuthaya diambil dari Ayodhya, nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana. Pada tahun 1350 Raja Ramathibodi I (Uthong) mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai, yaitu 640km ke arah utara, pada tahun 1376.Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Penguasa Ayyuthaya bahkan mengizinkan pedagang Portugis, Spanyol, Belanda, dan Prancis untuk mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688) bahkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari Prancis dan tercatat pernah mengirimkan dutanya ke Prancis.Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki
Sosok berjubah sendiri tampak mampu melayani serangan patih dengan kedua tangan kosongnya. Pada suatu kesempatan, patih menebaskan pedang panjangnya kearah sosok berjubah, dengan reflek sosok berjumlah melompat mundur, tapi ujung pedang panjang itu masih sempat menebas ujung jubah dikepala sosok berjubah, hingga jubah itu langsung terlepas dari kepalanya. Kini terlihat sosok wanita jelita yang berdiri dihadapan sang patih. Tapi bukan hal itu yang menarik perhatian si patih, yang menjadi perhatian sipatih adalah tatto yang tampak menghiasi disebagian wajah dan tubuh sosok wanita tersebut.“Tatto Iblis....” ucap si patih mengenali sosok berjubah tersebut. Tatto Iblis merupakan organisasi terlarang yang selama ini selalu menjadi musuh bagi pihak kerajaan. Karena organisasi terlarang itu selalu mengacau didaerah-daerah kekuasan pihak kerajaan.Detik berikutnya, sosok-sosok berjubah yang bertempur dengan pasukan kerajaan tampak mulai membuka jubah-jubah yang men
“Uuhggg....” sebuah erangan terdengar keluar dari bibir seorang gadis jelita yang kita kenal sebagai Paola. Dia seperti baru terbangun dari keadaannya, baru saja membuka matanya kembali dipejamkannya karena silau akan sinar matahari yang menyeruak masuk kedalam matanya.Paola mencoba mengingat apa yang telah terjadi, hingga akhirnya ingatannya tersadar akan sesuatu. nona Paola terlihat langsung membuka matanya dengan tiba-tiba.Walaupun masih sedikit lemas, dicobanya untuk bangkit dari rebahannya saat ini. Setelah berhasil duduk, Paola terlihat menatap keadaan disekitarnya. Dan seketika wajahnya berubah.“Putri Risara..”“Putri Pimcha..” ucapnya mengenali dua sosok tubuh yang terbaring tak sadarkan diri tak jauh darinya. Paola terlihat mencoba mengumpulkan tenaganya dan dengan mengesot dia mendekatinya kedua sosok wanita yang terbaring tak jauh darinya.Setelah berusaha tak kenal lelah, akhirnya dia tiba didekat
“Aahhh..” bersamaan keduanya terkejut bukan kepalang saat kini beberapa langkah dihadapan mereka tampak berdiri seorang pemuda berparas tampan dengan sebuah pedang tersampir dipunggungnya.Paola terlihat langsung bersikap waspada dan Paola seakan baru menyadari kalau pedangnya tidak ada lagi ditangannya dan Paola dapat melihat pedangnya yang tergeletak jauh dimana tempatnya tadi berada. Paola menyesal tadi tidak ikut membawa pedangnya. Putri Risara sendiri tampak berusaha berlindung dibelakang Paola.Sementara itu, pemuda yang ditangannya tampak membawa beberapa bungkusan terlihat mengikuti pandangan Paola yang menatap kearah pedangnya yang tergeletak didekat kakinya. Dengan santai pemuda itu tampak mengambil pedang itu lalu kemudian berjalan mendekati Paola dan Putri Risara yang terus bersikap waspada. Dan tiba-tiba saja pemuda itu berjongkok dihadapan mereka dan melemparkan senyum.“Tak perlu takut apalagi curiga. Hamba hanya berniat membantu
MALAM akhirnya datang. Sebuah api unggun tampak menyala cukup besar untuk memberikan kehangatan ada orang-orang yang tampak duduk melingkar didekat api unggun tersebut, keempat orang tersebut tak lain adalah Bintang, Paola, Putri Risara dan Putri Pimcha. Setelah cukup mengenal dan meyakini kalau Bintang tidak bermaksud jahat, maka Paola, Putri Risara dan Putri Pimcha mengikuti saran Bintang untuk menginap sementara malam itu ditempat itu dan Bintang berjanji besok akan mengantarkan ketujuan mereka.Masing-masing terlihat tengah menyantap ayam panggang ditangan masing-masing.“Hhmm.. enak sekali ayam panggangnya, tuan” ucap Putri Pimcha sambil terus mengunyah dengan lahap ayam panggang ditangannya. “Baru kali ini aku merasakan ayam panggang selezat ini” sambung Putri Pimcha lagi.Sementara yang lain tetap diam seraya terus menikmati ayam panggang ditangan masing-masing. Tapi tiba-tiba saja Bintang menghentikan makannya dan ini sempat menja
Malam dingin tampak menghampar. Bintang sendiri tampak tenggelam dialam semadinya. Bagaimanakah Bintang bisa sampai di wilayah Ayutthaya.Setelah meninggalkan negeri Sakura, Bintang dan Roro, Gwang dan Babby memutuskan untuk mencari tahu keberadaan adik paling kecil dari Gwang dan Babby yang bernama Bunny. Hal ini karena permintaan Gwang dan Babby, karena jika Bintang tidak mengikuti keinginan mereka, Gwang dan Babby memutuskan untuk mencari sendiri keberadaan adik kecil mereka tersebut. Karena itulah Bintang terpaksa mengabulkan permintaan itu untuk mencari keberadaan Bunny. Dengan menggunakan salah satu kapal Perompak Lima Samudra, kapal kapten Abby penguasa laut timur. Merekapun menuju Ayutthaya, tapi jauh diluar Ayutthaya, Bintang memerintahkan kapten Abby untuk melabuhkan kapalnya agar keberadaan mereka tidak memancing perhatian para prajurit Ayutthaya.Bintang meminta kepada Gwang dan Babby untuk memberikan waktu kepada Bintang selama 3 minggu untuk menc
PAGI AKHIRNYA DATANG. Dan Paola adalah orang pertama yang bangun karena tak sabar untuk menanyakan dimana keberadaan Ksatria Pengembara kepada Bintang. Tapi wajah Paola langsung berubah saat menyadari sesuatu. Bukan hanya mereka yang ada ditempat itu.“Putri... Bangun!” ucap Paola dengan pelan mencoba membangunkan Putri Risara.“Ugghh....” Putri Risara terbangun dari tidurnya.Sama seperti halnya Paola, Putri Risara pun terkejut begitu mengetahui ada banyak orang yang mengelilingi mereka.“Paola..” ucap Putri Risara terlihat takut dengan berlindung dibelakang Paola yang masih sama-sama duduk.“Tenang putri. Bangunkan Putri Pimcha...” bisik Paola lagi. Dengan tubuh gemetar, Putri Risara mulai membangunkan Putri Pimcha yang ada disebelahnya.Sepertinya halnya Paola dan Putri Risara, Putri Pimchapun terkejut melihat begitu ramainya orang-orang yang berjubah yang mengelilingi mereka.“