Baginya, kebebasan adalah segalanya. Ia tidak ingin terjerat dalam rumitnya skandal kerajaan yang menjemukan. Jika bisa, dirinya ingin bernegosiasi dengan Tuhan agar tak terlahir di keluarga kerajaan sebagai seorang pangeran. Ia ingin terbang bebas laksana burung-burung di angkasa dengan riang. Tanpa beban. Dan tanpa kerumitan hidup yang melelahkan. Namun sayangnya, takdirnya telah ditetapkan. Dirinya adalah Arion Nap. Seorang putra mahkota dari White Kingdom. Sebuah kerajaan yang menguasai belahan bumi utara. Dimana kehidupannya akan terus diselubungi oleh kutukan tentang keserakahan manusia, perebutan tahta, dan hal-hal menjemukan lainnya.Sang putra mahkota bahkan harus dihadapkan pada pemberontakan rakyatnya. Sebuah gerakan yang ingin menumbangkan sistem monarki yang dianggap menindas rakyat.Apa yang akan dilakukan oleh Pangeran Arion ketika mengetahui bahwa gerakan itu dipimpin oleh gadis yang telah menguasai hati dan pikirannya? Akankah ia mengorbankan perasaannya untuk mempertahankan kekuasaannya? Ataukah sebaliknya?Simak kisahnya hanya di Goodnovel. @copyright2021 by Richa Susilo
view moreDestiny of The Crown Prince
โOh demi langit, Pangeran Nappy yang budiman. Sampai kapan kau akan terus begini?โ Eros, pelayan sekaligus pengasuh Nap menghela napas putus asa seraya meletakkan sepiring salad di hadapan sang pangeran yang tampak menyeringai jahil tak peduli.
โPaling tidak, carilah seorang wanita. Tidak peduli dari golongan jin ataupun manusia. Yang penting wanita,โ gumam Eros dengan nada lelah. Lengkap dengan ekspresi memohon yang membuat wajah bulat pria tua itu semakin terlihat seperti balon yang menggelembung. Ini bukan kali pertama Eros membujuk sang pangeran untuk segera menemukan calon permaisuri. Usahanya sudah puluhan bahkan ratusan kali. Dan sialnya, selalu berakhir dengan kegagalan. Mulai saat itu, ia tidak pernah lagi percaya dengan slogan, โUsaha tidak pernah mengkhianati hasil.โ Baginya, semua itu hanya omong kosong.
Ia sudah mengerahkan berbagai cara, termasuk mengusulkan pengadaan pesta yang mengundang para gadis cantik keturunan bangsawan. Dan pangeran sinting itu justru memanjat pohon seperti tupai untuk bersembunyi. Menghilang begitu saja. Membuatnya semakin frustrasi.
โKeadaan raja semakin memburuk. Kau harus segera menikah dan naik tahta. Jika tidak, oh โฆ sungguh, aku tidak ingin sakit kepala membayangkan apa yang akan terjadi,โ ratap Eros dramatis.
โDengar, Eros,โ bisik Nap, meletakkan tangan kanannya pada sisi wajahnya dengan maksud agar tak seorangpun mampu mencuri dengar apa yang ia katakan, meski hanya dari gerakan bibir. Eros mendekatkan telinganya. โAku sudah menemukan permaisuriku.โ Lanjutnya dengan seringai lebar membuat mata Eros membulat sempurna.
โSungguh?โ Nap mengangguk mantap. โSiapa? Di mana? Kapan?โ tanya Eros beruntun. Jelas ini kabar gembira sekaligus mengejutkan. Masalahnya, pangerannya ini tidak pernah sekali pun berinteraksi dengan wanita. Dan lagi, bagaimana mungkin ia bisa tidak tahu? Bukankah hampir 24 jam ia menemani sang pangeran?
โSesuatu yang bersinar di lautan. Tapi aku sungguh tidak tahu ia makhluk apa.โ Lautan? Lipatan di dahi Eros semakin menjadi dan bertambah berkali-kali lipat. Sejak kapan pangeran kerajaan White Kingdom melakukan perjalanan ratusan mil ke Selatan di mana tempat lautan berada? โSatu hal yang pasti, sinar itu terlihat sangat indah. Dan aku langsung jatuh cinta padanya,โ gumam sang pangeran yang menarik ujung bibir sewarna cherry miliknya nyaris selebar papan catur. Menatap Eros sendu dengan binar rindu yang memancar kuat dari netra sewarna aquamarine yang mempesona.
Tatapan itu sungguh membuat Eros merinding. Jangan-jangan pangerannya ini tengah demam hingga pada tingkat halusinasi, atau, mungkinkah terkena sihir?
Makhluk tidak terdefinisikan yang bersinar di lautan? Oh, jangan-jangan itu matahari terbenam. Atau ikan anglerfish yang wujudnya seperti monster yang memiliki cahaya itu?
Eros bergidik ngeri. Dengan pertimbangan itu, ia langsung meletakkan punggung tangannya ke dahi sang pangeran. โAku tidak demam, Eros,โ dengus Nap seraya menepis tangan Eros. Menatap pelayan setianya itu dengan tatapan tersinggung.
โOke, sekarang jelaskan padaku. Kapan kau pergi ke Selatan, Pangeran Nappy? Bagaimana mungkin aku tidak tahu?โ tanya Eros memulai interogasinya dengan kedua tangan terlipat di dada. Menuntut penjelasan.
Nap meraih garpu dan mulai menggulung sayuran seraya menyeringai lebar, โTadi malam. Lewat mimpi,โ sahutnya santai sekali. Tanpa menoleh. Dan yang lebih menjengkelkan, yang membuat kedua bola mata Eros membeliak nyaris keluar adalah sikap Nap yang terlihat sangat tidak peduli. Membuat Eros nyaris mati berdiri.
โOh, sebaiknya kau segera membunuhku dengan sebilah pedang, Pangeran Nappy yang malang,โ gumam Eros pelan dengan ekspresi tersedu tanpa air mata, lebih menyerupai bisikan untuk dirinya sendiri.
Nap menyeringai lebar melihat orang yang mengasuhnya sejak kecil, yang menemaninya ke mana pun ia pergi, terlihat sangat frustrasi.
Pangeran itu beranjak berdiri. Mendekati Eros yang sibuk menuangkan air. โTenang saja, Eros,โ katanya seraya menepuk bahu Eros. โAku tidak akan membunuhmu dengan cara seperti itu. Itu terlalu mudah untukmu, sama sekali tidak menyenangkan. Lebih baik kau siapkan kuda dan perbekalan selama tiga hari. Besok pagi-pagi aku dan Asta akan melakukan perjalanan ke Selatan,โ katanya santai dengan seringai lebar.
Eros mendelik sambil berkacak pinggang, mengangkat sudut bibirnya jengkel, โKau tidak bisa membodohiku lagi, Panyusup Ulung!โ Eros berkata tegas. Ia sudah lelah dengan sikap pangeran yang sering sekali menghilang dari istana secara tiba-tiba. Menyusup keluar istana diam-diam hanya untuk bermain gundu. Membuatnya kalang kabut memutari seluruh istana untuk mencarinya. Dan usahanyaโseperti yang sudah-sudahโselalu gagal, karena pangeran susah diatur itu sudah pasti telah meninggalkan istana. Dan yang lebih menjengkelkan, selalu saja berakhir pada kemarahan raja dan senyum sinis para menteri dan pejabat.
โAyolah, Eros. Aku sungguh-sungguh. Aku berjanji akan membawa pulang permaisuri seperti yang kau harapkan,โ pinta sang pangeran memohon.
โDalam wujud seperti apa? Sinar terang di lautan yang bisa saja berasal dari bokong kunang-kunang?โ tanya Eros dengan kedua alis menukik tajam. Segala usahanya untuk mengintimidasi Nap dengan ekspresi kemarahan gagal total. Karena Nap justru terbahak mendengar penuturan Eros.
โTidak, kunang-kunang terlalu kecil, Eros. Aku tidak bisa menyematkan mahkota permata di atas kepalanya. Mungkin mermaid. Ya, mermaid. Kurasa itu mermaid yang membawa lentera. Bagaimana menurutmu?โ Nap tak henti membujuk dengan ekspresi yang membuat orang lain tak mampu menolak permintaannya.
Eros mengamati pemuda 17 tahun di hadapannya dengan saksama. Dilihat dari sudut mana pun, pemuda ini terlihat sangat mempesona. Seperti namanya, Arion. Pria tua yang mengabdikan hampir separuh usianya untuk kerajaan itu mulai mempercayai bahwa nama akan mencerminkan jati diri.
Sayangnya, ia tidak tahu bagaimana otak seorang pangeran Arion Nap bekerja. Apakah ada sambungan otaknya yang terputus, atau ada baut yang terlepas, atau mungkin ada yang kurang? Yang membuat sang pangeran memiliki tingkat halusinasi yang benar-benar mengkhawatirkan. Pasti ada yang tidak beres, pikir Eros. Ia bertekad akan memanggil tabib istana nanti. Ia mengangguk-angguk puas dengan analisisnya, membuat Nap memicingkan mata curiga.
โEros?โ panggilnya.
โSepertinya kau butuh pengobatan, Pangeran. Setelah selesai makan, kembalilah ke kamarmu. Akan kupanggilkan tabib istana,โ sahut Eros dengan nada penuh kekhawatiran. Khawatir jika pangeran kesayangannya mengalami gangguan mental yang sulit disembuhkan. Jika hal itu terjadi, siapa yang akan menggantikan kaisar memimpin White Kingdom? Sementara Nap hanya memiliki dua saudara tiri laki-laki yang masih berusia sepuluh tahun dan delapan tahun. Anak dari selir yang mengambil alih posisi ibunya sebagai permaisuri setelah ibunya meninggal.
โAku tidak sakit, Eros. Ayolah, kumohon โฆ aku janji akan menulis surat izin untuk Ayah. Kau tidak perlu khawatir, oke?โ bujuk Nap.
Eros mengernyit. โKaisar tidak akan mengizinkan.โ
โKaisar akan mengizinkan jika kau juga mengizinkan, Eros.โ
Eros tak menyahut. Ia hanya diam sambil meneliti kesungguhan sang pangeran melalui gestur tubuhnya. Pria tua itu akhirnya menghela napas panjang, โBaiklah. Tapi janji, hanya tiga hari,โ tegasnya.
โJanji!โ sahut Nap mantap tanpa sedikit pun keraguan. Menarik sudut-sudut bibirnya membentuk garis lengkung yang menawan. Eros bahkan berani bertaruh, dengan senyuman semenawan itu, sejujurnya tidak akan sulit bagi Nap untuk mendapatkan gadis mana pun yang ia sukai. Tapi dasar, pemuda rupawan itu bahkan terlihat sama sekali tidak tertarik dengan gadis-gadis cantik yang tersedia di sekitarnya. Membuat Eros harus bekerja keras membujuknya. Dan selalu gagal. Entah bagaimana, pangerannya itu benar-benar bersikap seperti lelaki yang anti perempuan. Dirinya sungguh khawatir jika ternyata permaisuri yang dijanjikan akan dibawanya pulang nantinya adalah seorang lelaki. Oh tidak!
Eros menggeleng kuat untuk mengusir pikiran buruk itu seraya terus berdoโa.
***
โPaman Leandro,โ sapa Nap dengan nada anggun khas bangsawan. Sosok yang sedang melatih prajurit di lapangan itu menoleh dan langsung memberi salam hormat kepada sosok yang memanggil namanya.
โPangeran Arion, apakah ada yang bisa kubantu?โ tanya Leandro, membelakangi pasukannya dan sepenuhnya terfokus pada sosok putra mahkota di hadapannya.
โAh tidak ada, aku hanya ingin mengajak Ega dan Egy ke Selatan. Besok pagi-pagi sekali. Apakah Paman lihat mereka?โ tanya Nap langsung pada pokok tujuannya. Ia sudah berkeliling istana, tapi tidak menemukan si kembar di mana pun. Mungkin panglima White Kingdom yang merangkap sebagai ayah mereka tahu.
Pria dewasa dengan tubuh kekar yang diselimuti baju putih longgar yang sekarang basah kuyub oleh keringat itu berdeham pelan, โSilakan ikut denganku, Pangeran,โ katanya pelan seraya berjalan menjauh. Langkah kaki jenjangnya berhenti di bawah pohon ek besar yang sepi. Membuat Nap mengerutkan kening samar, ia merasa ada sesuatu yang sedang terjadi. Meski demikian, ia menahan diri untuk bertanya. Ia memilih mengikuti saja langkah sahabat baik ayahnya itu.
Setelah memastikan tak seorang pun berada dalam jarak dengar keduanya, Leandro membuka suara. Manik sewarna emerald menatap lurus ke arah Nap. Ia terlihat sangat serius. Dari jarak sedekat itu, Nap menyadari betapa sosok di hadapannya terlihat sangat tegas dan kuat. Membuatnya bertanya-tanya tentang karakter jahil dan konyol kedua putra kembarnya. Ia mulai berpikir, apakah Ega dan Egy adalah produk uji cobanya yang menemui kegagalan? Nap nyaris tertawa membayangkannya ketika sebuah suara peringatan terpaksa mengubah fokusnya.
โDengar, Pangeran, seharusnya hal ini kubicarakan dengan Kaisar Callister, tapi aku sungguh ragu.โ Nap semakin mengerutkan dahi, tak mengerti arah pembicaraan dari panglima yang memiliki reputasi kesetiaan yang tak diragukan lagi itu.
โKatakan saja, Paman. Ada apa sebenarnya?โ Putra mahkota White Kingdom itu tidak pernah mau memanggil Leandro dengan panggilan formal. Dengan sangat keras kepala ia selalu memanggil Leandro dengan kata โpamanโ meski berulang kali ditegur Eros. Namun pangeran itu sama sekali tak mengindahkan, bahkan terkesan sangat tidak peduli. Karena ia sungguh ingin meniadakan jarak akibat sebuah jabatan. Baginya, Leandro adalah keluarga yang penting. Dan ia sungguh tak pernah menganggap lelaki paruh baya itu sebagai bawahan apalagi orang asing.
โPangeran Arion, aku sungguh berharap padamu. Segera temukan cinta sejatimu dan naik tahta. Dengan begitu, mungkin Pangeran bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,โ tutur Leandro dengan mulusnya, membuat Nap nyaris tergelak andai saja ia tak menyadari tatapan serius Leandro. Lagi, seorang Leandro tidak pernah suka bergurau.
โOh, demi Sang Pencipta yang membuat buah anggur begitu lezat, katakan Paman, ada apa sebenarnya? Kenapa mendadak semua orang memintaku segera menikah?โ Nap terkekeh pelan.
Leandro sedikit terkejut mendengar penuturan Nap. Lingkar kementerian kerajaan jelas tidak menginginkan Nap segera naik tahta. Lantas siapa yang menyuruh pemuda susah diatur itu untuk segera menikah? Jika demikian, mungkin masih ada orang istana yang bisa ia percaya. โMaksud Pangeran? Apakah ada selainku yang meminta Pangeran untuk segera menikah?โ
โYa. Setiap hari ia mengulang-ulang permintaan itu. Tanpa bosan. Seperti rapalan mantra sihir,โ Nap terkekeh pelan mengingat kelakuan Eros.
โSiapa?โ tanya Leandro tak sabar.
โEros. Siapa lagi? Ah, sudah. Kita tidak perlu membahasnya. Bukankah tadi Paman bermaksud mengatakan sesuatu?โ
โYa. Akhir-akhir ini para pejabat kerajaan dibuat resah oleh kasus pencurian. Mereka mengaku kehilangan emas dan perak dalam jumlah yang besar. Uang apalagi. Dan pencuri itu selalu meninggalkan jejak tinta merah yang bertuliskan โHarta kalian adalah hak rakyat! Kembalikan pada rakyat atau kalian akan menyesal!โ di atas kain putih.
Maafkan kelancanganku, Pangeran. Tanpa perintah dan sepengetahuan kerajaan, aku sudah lancang memerintahkan Ega dan Egy untuk menyelidiki kasus ini. Seperti yang bisa Pangeran rasakan, kementerian sudah tidak bisa lagi diandalkan. Karena itulah Pangeran Arion menjadi satu-satunya harapan kami,โ tutur Leandro mengutarakan keresahannya.
Nap mengerutkan kening semakin dalam, lantas tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Leandro. โTerima kasih, Paman. Nanti akan aku pikirkan tindakan dan sikap seperti apa yang akan kuambil.โ Mendengar itu, Leandro tersenyum tipis dan mengangguk lega. Setelah merasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, panglima tertinggi kerajaan itu undur diri untuk kembali menjalankan tugas. Meninggalkan Nap yang menghela napas panjang menatap awan yang berarak bebas di birunya langit.
โSeandainya aku menjadi awan,โ gumamnya seraya menyeringai kecut. Berharap kembali ke masa nenek moyangnya yang menciptakan peraturan konyol tentang pernikahan di keluarga kerajaan. Usianya baru 17 tahun, bagaimana mungkin ia sudah harus menikah? Terlebih lagi, saat ini isi kepalanya masih dipenuhi dengan permainan gundu dan serunya bermain ketapel bersama anak-anak dan remaja desa. Kenapa ia harus berpikir tentang pernikahan dan mengurus kerajaan yang sudah pasti sangat melelahkan? Nap menghela napas berat sekali lagi sebelum menuju lapangan tempat berlatih para prajurit pemanah.
***
Suara desingan anak panah yang menggesek udara memaksa Asta menoleh, demi melihat siapa yang sedang berdiri santai di sampingnya, Asta langsung memberi hormat dengan membungkukkan badan. Tersenyum tipis, โHebat. Seperti apa yang selalu diharapkan dari seorang pangeran,โ katanya pelan dengan netra sewarna madu yang menatap lekat tiga anak panah yang saling tertaut pada pusat papan panah.
Nap terkekeh pelan mendapati pujian sahabatnya. โKau yang mengajarkannya padaku, As,โ timpal pemuda bersurai ikal itu santai, kembali mengambil dua anak panah. โBesok pagi kau ada tugas?โ tanya Nap tanpa menoleh. Sebelah matanya menyipit. Memfokuskan pandangan dengan tangan kanan menarik tali busur sampai batas bahu kanannya.
โTugasku adalah menjagamu, Pangeran,โ sahut Asta dengan lugas.
โOh ayolah, bukankah kau sudah berjanji akan memanggilku Arion saat tidak ada orang? Jangan membuatku mengulanginya sampai seribu kali, As,โ kekeh Nap dengan kerlingan jahil. Membuat Asta yang memang seorang pemalu menunduk salah tingkah.
Selain itu, Asta merasa tidak pantas diperlakukan sebaik itu oleh pangeran. Ia merasa sangat malu dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Hatinya diliputi kebimbangan. Beberapa hari yang lalu, ayahnya yang seorang perdana menteri telah mengutarakan isi pikiran dan niatannya pada Asta. Membuat pemuda yang sejak bayi tumbuh bersama sang pangeran terbeliak tak percaya. Ia sungguh tak mempercayai kalimat itu keluar dari sosok yang sangat ia kagumi. Membuat Asta merasa malu hanya untuk menatap wajah sang pangeran.
โAsta, besok pagi-pagi sekali kita akan pergi ke Selatan. Sebaiknya kau persiapkan dirimu sekarang,โ ujar Nap yang membuat Asta tersadar dari lamunannya.
โKe Selatan?โ Asta mendongak, keterkejutannya membawa refleks mempertemukan manik sewarna madunya dengan aquamarine milik Nap. Asta tak ingin melihatnya lama-lama. Warna sebiru lautan dalam itu seperti akan menenggelamkannya.
โYa, ke Selatan,โ sahut Nap yang kini telah kembali memfokuskan pandangan pada papan panah.
โOh baiklah. akan kusiapkan kuda terbaik untukmu,โ ujar Asta dengan senyum getir di dalam hati.
โTerima kasih, As. Kau memang yang terbaik,โ tukas Nap seiring tiga anak panah yang kembali menancap pada titik fokus papan. Saling berhimpit. Membuat Nap tersenyum puas sebelum mengalihkan pandangan pada Asta. Dan saat itulah, ia tahu sahabatnya itu tengah berada dalam kemelut bathin. Entah apa, ia tidak tahu. Dan jelas tidak ingin bertanya. Biarkan saja waktu yang menjawab. Pikirnya.
***
“Apa maksudmu, Arion? Apakah kau sungguh-sungguh ingin menyerahkan hidupmu pada mereka?” desis Asta dengan tatapan penuh kemarahan. “Darimana kau yakin mereka akan memenuhi harapanmu jika kau sudah mati, hah? Tidakkah kau mampu berpikir sedikit saja lebih rasional?” Asta benar-benar tak mampu menahan kemarahannya melihat sikap pangerannya yang begitu naif.Bagaimana bisa pengerannya itu berjudi dengan nyawa sebagai taruhan? Apakah ia benar-benar sudah menyerah hidup sebagai seorang pangeran dan ingin segera menanggalkan status yang tak pernah diinginkannya itu?Akan tetapi, kemungkinan terakhir sangat mustahil, Asta tahu pasti siapa Arion. Meskipun dirinya tak menyukai sesuatu, namun jika sesuatu itu telah dibebankan di pundaknya, maka ia akan penuh totalitas menjalankan kewajibannya itu.Jika bukan karena kemungkinan terakhir itu, lalu bagaimana dirinya bisa menjelaskan sikap Arion yang begitu naif itu?Bahkan Asta juga tahu pasti
“Aku hanya akan mempercayai kata-katamu jika kau bersedia menyerahkan nyawamu tanpa perlawanan. Bagaimana menurutmu, eh, Pangeran?” tanya si raja hutan seraya menyeringai mencemooh. Yang seketika membuat Asta kembali mengangkat pedangnya dan melempari makhluk itu dengan tatapan tajam.Namun, lagi-lagi, Arion mengangkat sebelah tangannya untuk menghentikan gerakan pedang Asta, sekali lagi meminta sahabat baiknya itu untuk menurunkan pedangnya, menurunkan kemarahannya.Akan tetapi, kali ini Asta sedikit keras kepala, tentu saja ia tidak akan diam saja melihat makhluk di hadapannya itu bertindak sewenang-wenang pada Arion.“Asta,” lirih Arion penuh ketegasan begitu melihat gelagat kekeraskepalaan Asta.“Jangan menghentikanku, Arion. Selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah membiarkan makhluk-makhluk itu menyentuh ujung rambutmu! Dan kau lihat, mereka sudah sangat keterlaluan dengan permintaan konyol seperti itu!” gera
“Oh benarkah? Kalau begitu, kau hanya punya satu pilihan. Kau harus membunuhku jika kau tidak ingin kata-katamu itu hanya akan berakhir menjadi omong kosong yang menggelikan!” ujar si raja singa dengan dagu terangakat seraya menyeringai menantang, menunjukkan taring-taring tajamnya yang siap mencabik apa pun yang dikehendakinya.Sialnya, ancaman kengerian itu sama sekali tak berguna untuk Arion. Pangeran itu masih dengan ketenangannya yang begitu mengagumkan, justru tersenyum dan menatap lurus si raja hutan. Mengunci tatapan keduanya hingga pada titik seakan mampu saling menyelami pikiran yang tersembunyi jauh di kedalaman hati masing-masing.Lantas, setelah mengunci lawan bicaranya seperti itu, dengan suara tenang namun begitu tegas nan bertenaga, Arion berujar penuh keyakinan.“Aku tidak akan pernah membunuhmu. Bukan perkelahian dan permusuhan yang kuinginkan dari kalian. Aku sungguh-sungguh ingin menjalin pertemanan yang sehat dengan kalian.
Secepat kilat, Asta segera menarik pedangnya dan menjadikan tubuhnya sebagai perisai Arion begitu melihat reaksi mengancam dari puluhan binatang buas di hadapannya.Tidak butuh orang dengan kemampuan analisa yang tinggi untuk mengetahui tatapan membunuh yang dilemparkan secara terang-terangan pada mereka. Karena sebagai orang yang sudah sangat terlatih di medan pertempuran, Asta jelas mampu mencium nafsu membunuh yang sangat pekat menguar di udara dan menusuk hidungnya tanpa bisa dicegah.“Arion, cepat tinggalkan tempat ini. Aku akan menghadang dan memperlambat mereka,” desis Asta yang kini sudah berada di depan Arion tanpa menoleh. Menatap penuh waspada pada gerakan jenis apa pun yang dilakukan kawanan binatang buas di hadapannya.Tangannya yang kokoh mencengkeram gagang pedang dengan begitu kuat. Bersiap menebas apa pun yang akan menyerang mereka.Ksatria itu jelas tahu pasti jika mereka tidak akan mungkin bisa menang mengalahkan kawanan bin
“Siapa namamu?”Sebuah pertanyaan yang ditanyakan dengan kedua mata menyipit dan getar suara yang mengandung nada rasa ingin tahu itu sontak saja membuat anak buah si raja hutan saling toleh, saling melempar tatapan bingung.Hal itu tentu saja mereka lakukan bukan tanpa alasan. Masalahnya, pemimpin mereka itu sama sekali tak segan-segan menelan siapa pun manusia yang memasuki kawasan mereka.Satu-satunya manusia yang ia perlakukan dengan baik hanyalah seorang gadis yang berhasil mengelabuhi mereka dan menerobos masuk ke wilayah mereka dengan begitu berani.Yang datang menantang mereka dengan sinar mata yang membara penuh tekad, sekalipun tubuhnya babak belur dan pakaiannya compang-camping penuh noda darah yang mengalir deras dari tubuhnya.Belakangan mereka ketahui, ternyata gadis itu adalah korban pembantaian yang dilakukan oleh bangsanya sendiri.Dan tak dipungkiri, pemimpin mereka jelas sangat menyukai gairah dendam yang memba
Suara gelak tawa kawanan binatang buas itu pun seketika menggema di udara. Seketika menerbangkan burung-burung liar yang tak Arion ketahui jenisnya di sekitar mereka.“Kau lihat itu, kini mereka menganggap kita seperti idiot,” kekeh Asta dengan seringai ironi.“Bukan sepenuhnya salah mereka, karena pada kenyataannya, selama ribuan tahun, bangsa manusia di bawah kekuasaan White Kingdom sama sekali tak pernah bersentuhan dengan kaum mereka. Dan lebih buruk daripada itu, bangsa kita telah menanamkan pemahaman yang sangat kuat pada bayi-bayi yang bahkan belum lahir dengan ritual penangkal gangguan dari bangsa mereka. Sejak awal, kita telah memperlakukan mereka dengan buruk.”Jawaban Arion yang disampaikan dengan nada seakan mengandung sebuah penyesalan itu sontak saja membuat sebelah alis Asta terangkat.“Apa kau sungguh berpikir demikian?” tanya Asta dengan sedikit menelengkan kepala. Sedikit heran dengan penjelasan panger
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments