“Mari nyonya-nyonya” ucap Zhu Que lagi. Keempat wanita cantik yang bersama Bintang tampak menatap kearah Bintang, Bintang hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Melihat hal itu, Roro, Liu-xue, Gwang dan Babby hanya menurut saja dan bersama Zhu Que mereka segera meninggalkan tempat itu.
“Mari ketua” ucap Qing Long kepada Bintang untuk mengikuti kembali langkahnya.
Bintang mengangguk dan mengikuti langkah tetua Qing Long. Langkah keduanya tiba disebuah pintu yang memiliki dua daun pintu. Lebh cocoknya dikatakan sebagai pintu gerbang karena besarnya ukuran kedua daun pintu tersebut. Qing Long tampak menggerakkan tangannya dan seketika kedua daun pintu itu terbuka dengan sendirinya, semburat cahaya terang keluar dari balik pintu itu.
“Silahkan ketua” ucap Qing Long mempersilahkan Bintang lebih dulu untuk masuk, dengan langkah mantap Bintangpun melangkah masuk.
Di dalamnya, terdapat ruangan yang sangat indah den
“Hamba Mahlagha jaberi, putri Dewa Bumi memberi hormat pada ketua” ucap Mahlagha jaberi dengan suara lembutnya. Bintang tersenyum menatap sosok jelita Mahlagha jaberi.Di sebelah Mahlagha jaberi, tampak berdiri sesosok lelaki bertubuh besar dan kekar dengan gagahnya, mengenakan pakaian kimono khas jepang yang terbuka disebelah kanannya, hingga menampakkan tangan kanan dan dadanya yang sangat kekar berotot, dilehernya terlihat melilit gantungan bola-bola batu yang tersusun rapi membentuk semacam kalung raksasa, sebuah samurai hitam panjang juga terlihat dipinggangnya, wajahnya penuh wibawa dengan kumis dan brewok, pandangan matanya tajam laksana pedang. Dia adalah Dewa Pluto si Dewa Pedang. Bintang juga pernah menundukkan si Dewa Pedang ini, untuk mengetahuinya baca chapter 61.“Ketua..!” ucap Dewa Pedang dengan tegas dan berwibawa menjura hormat kepada Bintang. Bintang tampak membalas juraan hormat Dewa Pedang.
“Silahkan duduk ketua” ucap ke-4 Dewa Penjaga Gerbang mempersilahkan Bintang duduk dikursi kebesaran yang telah dipersiapkan. Bintangpun segera berjalan dan duduk dikursi yang telah dipersiapkan untuknya, dari sini, Bintang dapat melihat dengan jelas para Dewa pelindung yang dulu mengabdi kepada ayahnya, Maharaja Dewa Bintang. Dari semua Dewa pelindung yang ada dihadapannya, Bintang sedikit heran melihat sikap Venus kepada Neptunus, terlihat sekali kalau keduanya seperti menjaga jarak dan ada permasalahan atau perselisihan diantara keduanya hingga sangat terlihat jelas dimata Bintang, tapi saat ini Bintang tak memusingkan tentang hal itu, ada hal yang lebih penting.“Apakah semua sudah berkumpul tetua?” tanya Bintang lagi kepada ke-4 Dewa Penjaga Gerbang.“Dewa Merkurius dan perwakilan Dewa Uranus saja yang belum tiba ketua” ucap Qing Long lagi.“Siapa bilang aku belum datang!” sebuah suara terdengar nyaring ditemp
Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah putih terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Beberapa diantaranya tertegun, termasuk Bintang yang mengagumi kecantikan sosok dihadapannya.“Hamba Oltznagel” ucap sosok berjubah putih itu singkat.Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah hijau ikut terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, juga terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Lagi-lagi Bintang mengagumi kecantikan sosok dihadapannya.“Hamba Demiros” ucap sosok berjubah hijau.Sosok yang mengenakan pakaian dan jubah merah ikut terlihat maju satu langkah kedepan. Lalu membuka jubah dikepalanya, juga terlihat seraut wajah cantik nan jelita yang kini terpampang dihadapan Bintang dan yang lain. Kali ini Bintang juga mengagumi kecantikan sosok
Pertemuan larut malam itu akhirnya berakhir. Qing Long mengantarkan Bintang kembali ke kamar-kamar yang telah dipersiapkan untuk Bintang dan istri-istrinya. Semuanya ada 4 kamar. Dan kini Bintang sudah berdiri dihadapan ke 4 kamar tersebut. Qing Long sendiri segera mohon diri untuk membiarkan Bintang beristirahat. Setelah Qing Long menghilang dari pandangannya, Bintang memejamkan matanya, Wrrr !! tubuh Bintang membelah menjadi 4 orang, lalu Bintang berjalan menuju kearah 4 kamar tersebut. Sosok Bintang yang asli sendiri tampak menuju ke kamarnya Liu-xue. Pelan namun pasti Bintang membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu. Kamar yang terkesan mewah dan ekslusif itu tampak begitu indah dipandang, sebuah peraduan besar dan mewah juga terdapat didalam kamar tersebut. Bintang berjalan mendekati peraduan tersebut dan Bintang tersenyum saat melihat sosok Liu-xue yang tengah tertidur dengan mengenakan pakaian yang tipis menerawang sehingga lekuk tubuhnya yang indah terpampang jelas dipan
“Semua ini Im lakukan demi Kim si hyang, nenek bilang jangan sampai Kim si hyang mengetahui tentang siapa dirinya sebenarnya. Biarlah orang-orang menganggap Im sebagai Liu-xue yang bangkit dari kematian” sambung Liu-xue lagi.Bintang mengerti dan faham maksud Im ji hye, agar rahasia ini tidak ada yang mengetahuinya selain dirinya, Im ji hye dan nenek Yun Si-u. Karena bila sampai Kim si hyang mengetahui siapa jadi dirinya sebenarnya, entah apa yang akan terjadi.“Dinda benar-benar wanita yang baik, kanda benar-benar bahagia bisa memiliki dinda sebagai istri” ucap Bintang lagi tersenyum. Liu-xue balas tersenyum. “Dinda juga bahagia punya suami seperti kanda” ucap Liu-xue lembut.“Kanda.. Dinda sudah ngak sabar nih” ucap Liu-xue tiba-tiba.“Ngak sabar kenapa dinda?” tanya Bintang pura-pura tak tahu.“Pengen nikmatin punya kanda.” Bisik Liu-xue sambil memelas. Bintang
Merasa sebentar lagi akan keluar, maka Bintang balikkan posisi tubuh Liu-xue dibawah tanpa harus mengeluarkan area bawah yang sudah tertanam rapi didalam area terlarangnya.Bintang membuka lebar-lebar selangkangan Liu-xue dan kembali memompa area terlarang Liu-xue. Terdengar suara suara yang terjadi karena beradunya dua kelamin berlainan jenis. “Plok… plok…” semakin kencang terdengar dan semakin cepat daya sodokan yang Bintang hantam ke dalam area terlarangnya. Terasa sekali bila dalam posisi seperti ini, area bawah Bintang seperti menyentuh hingga rahimnya. Setiap di ujung hujaman yang Bintang berikan. Maka erangan Liu-xue yang tertahan itu mengeras.Tiba tiba rasa nikmat ini semakin….“Ooohhh….ssshhhh…dinda mau keluar lagi kanda” ucap Liu-xue lagi.Bintang mengayuh terus karena belum merasa mau keluar.“Kanda....kanda...oohhhh..kanda!” rintih Liu-xue. Telapak tangannya memegan
Sambil kembali melumat bibir Liu-xue dengan kuatnya, Bintang mempercepat genjotan area bawahnya di area terlarang Liu-xue. Pengaruh adanya cairan di dalam area terlarang Liu-xue, keluar-masuknya area bawah pun diiringi oleh suara, “Srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret” Mulut Liu-xue di saat terbebas dari lumatan bibir Bintang tidak henti-hentinya mengeluarkan rintih kenikmatan,Area bawah Bintang semakin tegang. dilepaskan tangan kanannya dari gunung surganya. Kedua tangan Bintang kini dari ketiak Liu-xue menyusup ke bawah dan memeluk punggung mulusnya. Tangan Liu-xue pun memeluk punggung Bintang dan mengusap-usapnya. Bintangpun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya area bawah Bintang ke dalam area terlarang Liu-xue sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Setiap kali masuk, area bawah dihujamkan keras-keras agar menusuk area terlarang Liu-xue sedalam-dalamnya.Dalam perjalanannya, area bawah Bintang bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh
PAGI ITU, suasana diruang makan tempat kediaman 4 Dewa Penjaga Gerbang tampak begitu heboh dengan candaan dan gurauan dari 9 Dewa pelindung, karena sudah sangat lama mereka tidak bertemu seperti saat ini. Tapi hanya Venus dan Neptunus yang masih terlihat tidak saling sapa satu sama lain. Kehebohan dan kemeriahan suasana diruang makan itu terhenti saat satu rombongan memasuki tempat itu.Rombongan itu adalah Bintang dan rombongan-istrinya yang baru saja tiba diaula makan tersebut. Ke-4 istri bintng tampak terkejut melihat ramainya orang yang sudah ada diruangan itu. Roro, Liu-xue, Gwang dan Babby juga terkejut melihat beberapa wanita jelita yang kecantikannya cukup memukau bagi mereka.Melihat kedatangan Bintang bersama rombongan, semua Dewa pelindung tampak bangkit berdiri dan langsung menjura hormat kepada Bintang.“Mari ketua, silahkan duduk” ucap Qing Long lagi mempersilahkan Bintang dan rombongan untuk duduk dikursi yang telah dipersiapkan.