Share

12. TAHU DARI MANA?

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-06-06 23:25:57
Hening menyelimuti kamar kecil itu. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah isak pelan Gladys. Ia duduk menyudut, memeluk tubuhnya sendiri di ujung dipan kayu. Bahunya bergetar pelan, pipinya basah, matanya sembap. Semua terasa runtuh dalam satu malam.

Tyo duduk tak jauh darinya. Ia menatap istrinya dengan sorot yang sulit diartikan, tapi ia memilih diam. Memberi waktu Gladys menghabiskan sisa tangisnya.

Gladys masih menunduk. Tak berani sekadar melirik, takut sampai beradu tatap dengan pria itu.

Perlahan, isak tangis Gladys mereda. Ia mengusap hidungnya dengan punggung tangan.

“Sudah nangisnya?”

Gladys mengalihkan pandangannya pada Tyo tatkala suara sang pria terdengar. Mata mereka akhirnya bertemu. Gegas ia menunduk lagi. Malu. Dua kali ia menuduh Tyo. Menuduh antek Jendra, lalu juga menuduh mau melecehkannya—meski mungkin tidak termasuk melecehkan karena sebenarnya Tyo sudah berhak atas dirinya.

“Kalau belum selesai, lanjutkan saja. Aku masih bisa menunggu,” ujar Tyo lagi lembut,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
sedalam apa mas Tyo apakah kamu tahu ukuran underwear Gladys wkwkwk
goodnovel comment avatar
Fahriani Bidaria
Tyo nih biar cool tp tengil jahil jg ya wkwk
goodnovel comment avatar
Lussy Alyanii
hahaha si Mas Tyo ada2 aja si Gladys jadi malu kan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   235

    Udara di ruang tamu itu menegang. Tak ada suara selain detak jam dinding yang terasa begitu keras di antara keheningan. Santi berdiri kaku di tempatnya, tangannya meremas ujung selendang yang menutupi leher. Wajahnya tampak tegang, nyaris pucat, tapi hanya Tyo yang menyadari itu.Gladys, yang berdiri di tengah, menatap map cokelat di tangannya. Matanya menatap Tyo sejenak, mencari penjelasan yang tak pernah muncul.“Kuatkan dirimu, Sayang,” ucap Tyo pelan, suaranya dalam namun penuh makna.Semua orang diam. Bahkan napas terasa berat untuk dihela. Hanya tangan Gladys yang bergerak perlahan, membuka penjepit map itu dengan ragu. Suara gesekan kertas terdengar seperti pisau yang mengiris udara.Kening Gladys berkerut ketika membuka map tersebut. Di dalamnya, beberapa lembar foto tua tergeletak rapi. Warnanya mulai memudar, tapi bayangan wajah di sana masih jelas, seolah waktu berhenti di momen itu.Perlahan, ia menarik satu foto paling atas. Seorang perempuan muda berdiri di tepi pantai,

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   234

    Udara pagi di rumah itu terasa berat. Bahkan suara burung yang biasanya riuh di halaman pun terdengar enggan bersenandung. Cahaya matahari yang menerobos tirai tampak redup, seolah ikut menahan napas.Di ruang tamu, sebuah ransel kecil teronggok di samping kursi. Santi dan Susan berdiri di sana, wajah mereka tegang, tangan saling menggenggam, namun di balik tatapan gugup itu terselip keputusan yang tak bisa dibatalkan.Gladys memandangi keduanya dengan ekspresi sulit ditebak. Matanya sembab, lingkar hitam tampak jelas di bawahnya. Tubuhnya lelah, tapi suaranya tetap tenang.“Jadi kalian benar-benar mau pergi?” tanyanya lirih, hampir tanpa intonasi.Santi mengangguk perlahan. “Iya, Gladys. Kami rasa… sudah saatnya. Kami nggak mau jadi beban kamu. Kami juga nggak mau jadi gangguan di rumah tangga kamu. Apa pun yang terjadi antara Nak Tyo dan Susan, biar Tuhan yang menilai.”Susan menunduk. Bibirnya bergetar seolah menahan tangis, tapi air mata itu tak benar-benar jatuh. Dalam hatinya ju

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   233

    Cahaya lembut menembus tirai kamar, jatuh di wajah Tyo yang masih tampak pucat. Seluruh tubuhnya terasa berat, seolah setiap uratnya menolak untuk digerakkan. Kelopak matanya terbuka perlahan, napasnya tersengal sebelum akhirnya teratur. Pandangannya buram sesaat, sebelum akhirnya fokus pada sosok perempuan paruh baya yang duduk di tepi ranjang.“Mama…” Suaranya serak, nyaris hanya berupa bisikan.Metha tersenyum haru, matanya berkaca-kaca. “Kamu sudah sadar, Nak…” katanya pelan, lalu menggenggam tangan Tyo erat-erat. “Syukurlah, kamu sudah sadar.”Namun, bukannya menanyakan keadaannya sendiri, Tyo justru buru-buru menatap sekeliling, mencari sesuatu—atau seseorang. Napasnya memburu lagi, dan dengan suara parau ia berkata, “Gladys mana, Ma?”Metha menatapnya kaget. “Ada, tapi kamu baru sadar. Istirahat dulu. Jangan dulu memikirkan yang lain.”Tyo menggeleng lemah. “Aku harus ketemu Gladys. Tolong panggil dia, Ma. Aku mau bicara.”Nada suaranya memohon. Ada gentar, ada cemas, tapi juga

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   232

    Metha menatap Santi dengan sorot mata yang menusuk. Napasnya berat, tapi tatapannya tajam seperti bilah pisau yang siap menebas siapa pun yang menentangnya.“Kenapa?” suaranya dingin dan rendah. “Kamu juga mau saya tampar, Santi?”Santi sontak memundurkan tubuhnya, wajahnya pucat pasi. Namun nada suaranya tetap meninggi, berusaha menutupi rasa takut yang jelas bergetar di ujung kata.“Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti ini, Bu Metha! Kenapa, Bu?!”Metha mengangkat dagunya sedikit, senyum sinis mengembang di wajahnya. “Kenapa?” Suaranya bergetar karena amarah yang ditahan. “Kamu masih bertanya kenapa setelah apa yang terjadi pada anak saya?”Santi menatapnya dengan pandangan tertantang. “Kalau Ibu mau tahu,” katanya cepat, “justru Susan korban di sini! Dia yang hampir… hampir dinodai oleh anak Ibu!”Seketika udara di ruangan seolah membeku. Metha terdiam sejenak, menatap Santi lama, seolah tak percaya kata-kata itu bisa keluar dari mulut seorang ibu. Kemudian tawa dingin

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   231

    “Bu Metha….”Suara dokter keluarga itu lembut tapi terdengar hati-hati, seolah setiap kata harus dipilih dengan cermat agar tidak memperburuk suasana.“Kami sudah melakukan pertolongan pertama. Untuk saat ini, keadaan Mas Aksa stabil, tapi beliau belum sadar.”Metha duduk di tepi ranjang, jari-jarinya menggenggam ujung selimut putih yang menutupi tubuh anaknya. Tyo terbaring lemah di sana, wajahnya pucat, rambutnya masih lembap, napasnya berat tapi teratur. Di sela kelopak matanya yang terpejam, masih tampak guratan tegang, seolah tubuh itu belum benar-benar tenang dari penderitaan yang baru saja terjadi.Selang oksigen menempel di hidungnya, dan di ujung pergelangan tangan, jarum infus tertanam, menyalurkan cairan bening yang menetes perlahan.“Dok, sebenarnya apa yang terjadi padanya?” Suara Metha serak, nyaris berbisik. “Dia seperti bukan dirinya sendiri.”Dokter berkacamata yang memeriksa menatapnya dengan raut serius. Ia menurunkan masker, menghela napas pendek sebelum menjawab.

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   230

    Tyo tersentak mundur, tubuhnya bergetar hebat. Cangkir teh terjatuh, pecah berantakan di lantai bersama piring kecilnya. Matanya melebar menatap sosok di depannya. Susan.Napasnya memburu. Otaknya berputar cepat mencari penjelasan yang tak kunjung ditemukan.“Apa ini ... Susan?” Suaranya parau, serak seolah ditarik paksa dari tenggorokan yang kering. “Kamu, apa yang kamu lakukan di sini?”Susan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, tapi di balik tatapan itu terselip sesuatu yang aneh, kebanggaan yang menggigit. Senyumnya tipis, dan justru membuat darah Tyo berdesir ngeri. Namun detik berikutnya gadis itu menangis keras, menutupi wajahnya dengan kedua tangan.“Mas Tyo ....” isaknya tersendat di sela napas yang patah, “kenapa Mas ... kenapa Mas lakukan ini? Aku sudah bilang jangan! Nanti ketahuan Mbak Gladys!”Tyo terpaku. Napasnya tersengal. Ia belum mampu sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi di depan matanya. Ia menatap Susan, lalu beralih pada Gladys yang berdiri di ambang pint

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status