Share

8. SIAPA KAMU?

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-06-03 18:15:12

Keheningan berbalut ketegangan. Hanya suara detak jarum jam yang terdengar pelan di dinding. Tyo berdiri mematung tak jauh dari meja, sedangkan Gladys masih berdiri dengan ekspresi penuh kecurigaan. Ponsel Tyo masih dalam genggamannya.

"Aku tanya sekali lagi, Tyo, siapa kamu sebenarnya?” Gladys mengulang pertanyaan. Suaranya bergetar. “Apa kamu salah satu yang mengincar harta ayahku?”

Tyo masih terdiam. Namun, raut wajahnya yang sempat tegang, berangsur kembali seperti semula. Datar tanpa ekspresi.

“Tyo–”

“Namaku Bramantyo,” ucap Tyo kemudian. “Saat akad nikah kemarin, penghulu menyebut namaku.”

Gladys mengerjap cepat. “Apa?”

“Tyo, Brama … dua nama itu adalah namaku.”

Kini, kepala Gladys sedikit tertunduk, mencoba menggali kembali momen-momen yang terasa kabur di benaknya. Ia bisa mengingat ruangan penuh orang berbisik-bisik, Rajendra yang terus mengumpat, deru napas ayahnya yang berat.

Tapi, suara penghulu? Nama pengantin pria? Itu sama sekali tidak ada dalam otaknya.

"Aku ...." bi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   249

    “Nyonya… maaf mengganggu,” Semua orang melepaskan pelukan.“Ada apa?” Metha langsung bertanya.“Ada tamu mencari Tuan Muda Bintang.”Semua orang saling berpandangan dengan kening berkerut. Hanya Bintang yang tidak menunjukkan keterkejutan.“Oh, ya udah, aku temui dulu.” Tanpa menunggu reaksi siapa pun, Bintang langsung berlalu, bahkan setengah berlari menuju teras.Tyo, Gladys, dan Metha saling menatap heran. Apa Bintang sedang menunggu seseorang? Kenapa reaksinya berbeda sekali? Mereka akhirnya memutuskan menyusul, langkah-langkah mereka terdengar cepat namun penuh rasa ingin tahu.Di teras, seorang perempuan berkerudung biru muda berdiri gugup. Tangannya memegang kotak kecil yang terbungkus rapi. Wajahnya teduh, lembut, dengan mata yang langsung berbinar ketika melihat Bintang datang.Begitu Bintang menghampiri, senyum perempuan itu mekar pelan. Ada ketenangan yang menguar dari kehadirannya, seakan ia membawa cahaya sendiri.“Kamu sudah datang?” tanya Bintang, suaranya sangat akrab,

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   248

    Pengajian dimulai. Para jamaah melantunkan doa tahlil untuk Billy, suaranya mengalun lembut memenuhi rumah. Metha duduk di barisan paling depan, kedua tangannya menangkup kitab kecil di pangkuannya. Dadanya sesak oleh banyak rasa yang bertumpuk: kehilangan, syukur, kelegaan… semua bercampur menjadi satu.Setelah satu jam, acara berlanjut dengan doa syukur untuk kelahiran Princy. Seorang ustaz memimpin doa, memohonkan keberkahan untuk keluarga itu.Tyo duduk tepat di sebelah Metha, sementara Gladys duduk di barisan wanita, mengusap lembut kepala Gavin yang sudah mulai mengantuk.Saat doa mengalun, Gladys memejamkan mata. Ia merasa damai. Ini pertama kalinya dalam hidup ia merasa benar-benar menjadi bagian dari sesuatu—bagian dari keluarga yang mencintainya, menerimanya tanpa syarat.Setelah pengajian selesai, makan-makan dimulai. Para tamu mengobrol, memuji masakan katering, dan memberi selamat pada keluarga.Metha tersenyum ramah pada semua tamu, meski sesekali ia kembali memeriksa de

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   247

    Satu tahun berlalu …Rumah Metha pagi itu terasa begitu hidup. Udara dipenuhi wangi kue basah yang baru selesai ditata di meja panjang, bercampur aroma gulai dari dapur katering yang sejak subuh sudah sibuk menghangatkan hidangan. Suara orang-orang mondar-mandir, kursi yang digeser, dan tawa kecil para ibu-ibu pengajian menciptakan suasana riuh namun damai.Metha berdiri di tengah ruang tamu yang sudah disulap menjadi ruangan pengajian. Karpet baru digelar. Sound system sudah dicek berkali-kali. Kursi-kursi putih berjajar rapi, dihias pita emas, dekorasi sederhana namun elegan, pilihan Gladys. Di meja sebelah, kotak-kotak souvenir tertata cantik, semuanya dilabeli “Tahlilan 1 Tahun & Syukuran Kelahiran Princy Purnama Aksara.”Bajunya—gamis hijau mint kesukaannya—sedikit berkedut karena ia terlalu sering menunduk dan bergerak cepat memeriksa satu per satu detail.“Ma, cukup. Nanti Mama capek sendiri.” Bintang berdiri di sampingnya, membawa clipboard berisi daftar pekerjaan yang sebenar

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   246

    “Pasti kamu ingin bertanya kenapa Mama harus menunggu selama ini untuk berpisah, padahal ayah kalian sudah membuat surat itu, bukan?”Seolah mengerti dengan tepat isi kepala kedua anaknya, Metha lebih dulu membuka suara. Ia menatap Tyo dan Bintang bergantian, lalu menarik napas panjang yang terdengar berat.Tyo hendak menjawab, namun gerakannya tertahan ketika satu lembar terakhir tiba-tiba terjatuh dari map.Kertasnya agak menguning, tintanya mulai memudar dimakan waktu.Bintang bahkan sampai memanjangkan lehernya karena penasaran.Tyo meraihnya, membalik kertas itu perlahan. Dan seketika napasnya tersendat.Sebuah surat pernyataan, ditandatangani kedua orang tua Billy.Tyo membaca keras-keras, meski suaranya semakin tenggelam di akhir kalimat:“‘Seluruh aset keluarga Aksara… akan menjadi milik Metha dan anak-anaknya apabila Billy kembali melanggar komitmen rumah tangga dan terbukti terlibat dengan perempuan lain.’”Ruang itu tiba-tiba serasa dibungkam.Sunyi. Terlalu sunyi, seolah d

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   245

    Angin sore berembus pelan, membawa aroma tanah basah yang bercampur wangi bunga kamboja. Langit mulai memucat, seolah turut berduka atas seseorang yang baru saja diturunkan ke peristirahatannya yang terakhir. Para pelayat sudah meninggalkan area pemakaman sejak tadi, namun satu sosok masih berdiri tegak, membeku seolah menyatu dengan nisan di depannya.Metha berdiri di sana, tubuhnya diselimuti gaun hitam polos yang jatuh sampai mata kaki. Selendang tipis menutupi rambutnya, ditiup angin hingga berkibar pelan-pelan. Kacamata hitam besar menutupi hampir seluruh wajahnya.Tidak ada air mata. Tidak ada isak. Namun, tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya sejak pemakaman dimulai hingga para pelayat pulang satu per satu.Di depan Metha, gundukan tanah merah masih baru. Papan kayu kecil di ujungnya bertuliskan:Billy Aksara1965–2025Tyo berdiri di belakangnya, kedua tangan dimasukkan ke dalam saku, napasnya berat. Ia menatap punggung ibunya yang tampak semakin kecil dan rapuh, na

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   244

    Koridor rumah sakit malam itu terasa lebih dingin daripada biasanya. Bau obat-obatan bercampur aroma antiseptik menusuk hidung, seolah menguatkan kenyataan bahwa mereka sedang menunggu sesuatu yang besar.Tyo berdiri dengan kedua tangan mengepal, wajahnya pucat menegang. Di sampingnya, Bintang duduk di bangku panjang, merunduk sambil mengusap wajahnya berulang kali. Sementara itu, Metha berdiri mematung, tubuhnya sedikit bergetar, seolah hanya berdiri karena dipaksa oleh kekuatan yang hingga kini belum runtuh dari dirinya: menjadi istri yang sah.Mereka bertiga berdiri di depan pintu ruang tindakan gawat darurat, menunggu kabar tentang Billy—suami, ayah, kepala keluarga yang selama ini membawa badai ke rumah mereka, namun tetap saja… darah mereka, bagian dari hidup yang tidak bisa begitu saja dicabut.“Dokternya belum keluar juga,” gumam Bintang, suaranya serak.Tyo tidak menjawab. Ia hanya menatap lantai mengilat yang memantulkan bayangan lampu-lampu koridor, seperti garis-garis caha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status