Share

tamu

Aku selesai meracik sempolan untuk jualanku besok pagi. Aku menaruhnya dalam kulkas, lalu masuk ke dalam kamar. Aku hanya melirik pada suamiku yang masih setia menemani ibunya yang masih saja awet merepet. Ya begitulah, Ibu mertuaku seperti tak ada rasa lelah mengomel setiap harinya. Saat diingatkan tentang bahayanya marah marah di usia tua, eh malah tambah marah. Dibilang aku nyumpahin orang tua itu bakalan kualat nantinya.

Mas Ahmad terlihat lesu saat masuk ke dalam kamar. Aku pun sudah bersiap untuk mendengarkan keluhannya. Aku yang sudah paham watak suamiku, perlahan mendekat dan tersenyum padanya.

“Angga aja televisi sedang salah sinyal dan channel. Mas baik wudhu, kita jamaah di masjid saja. Gimana?” tanyaku.

“Di rumah saja lah, Mas lagi malas keluar rumah. Nggak mood, takutnya ucapan ke mana mana.”

“Nggak usah dibikin bete sih, Mas. Ibu kan sudah biasa kayak gitu. Biasanya juga Mas yang nasehatin Nina kalau lagi badmood begini. Sekarang wudhu, Nina siapkan pakaiannya.”

Mas A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Marimar
wah.. kedatangan Kuntilanak, Nin. tiati loh.. ntar suamimu di ambil. apa lagi ada dukungan dari ipar dan mertuamu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status