Share

Marahnya ibu mertua

Penulis: SararrhJ
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-04 21:01:46

“Dino Foster, salam kenal gadis cantik!" Lalu ia berdiri memegang serta Mencium tangan Alesya dengan senyuman menggoda.

Alesya buru-buru menarik tangannya, ia tampak geli atas perilaku Dino. 

“Sembarang cium.” Misami menoyor kepala Dino dengan tangannya. Dino kelihatan bersemangat ia mengambil Wine dan menaruhnya digelas kosong. 

“Mau minum?” Menawarkan kepada Alesya. 

Alesya tanpa menunggu lama, Langsung mengambil gelas yang diberi Dino, meneguknya hingga tandas. 

"Wow.wow..Tunggu!! kau kehausan?" Heboh Dino yang Kaget. Hingga suaranya menembus ketelinga Grey. 

"Berisik Mau kuhajar!?"Hardik Grey yang risih. 

“Tenang..Tenang!! Bagaimana, kalau kita memainkan permainan?” Usul Misami yang langsung di setujui Dino. Hanya Alesya dan Grey tidak menjawab. 

“Kalian ini, memang mirip! Ayolah hari ini saja kita bersenang-senang.” Dino merengek sambil memegang tangan Grey. 

Grey tidak memperdulikan perilaku Dino yang seperti anak-anak, ia meneguk wine yang ada ditangannya. 

“Tidak Asik aahh.” Seru Misami yang melirik kearah Alesya yang pikirannya entah kemana. 

Alesya berdiri dari tempat duduknya, ia memandang Misami dengan agak memelas, 

“Mi! aku pukang dulu ya.” Pamitnya dengan memaksa tersenyum. 

“Eh kenapa? Belum juga sepuluh menit.”

Misami terlihat agak kecewa atas sikap Alesya, padahal demi Alesya ia menunda pekerjaannya.

“Entah mengapa, tiba-tiba saja tidak enak badan.” Dalihnya. Padahal sejak melihat suaminya bersemesraan, dengan wanita lain, ia merasakan keanehan di sekitar Kepalanya seperti terbakar. 

“Kau pulang sendiri saja, aku mau tetap disini!!!” Ucap Misami yang sedang memanyunkan bibirnya, kelihatan sekali dia sedang ngambek terhadap Alesya. 

“Aku akan mengantarmu.” Ujar Grey, yang membuat Misami, dan Dino tercengang seketika. 

“Tidak perlu aku akan pulang sendiri.” Tolak Alesya secara halus. 

Grey tidak tinggal diam, ia menarik tangan Alesya dengan kasar, ia berjalan dengan langkah kaki yang cepat seolah ingin segera keluar dari tempat itu. 

Misami akhirnya sadar, temannya sedang diseret dengan kasar oleh Grey yang dikenal suka menganiaya wanita, ia bangkit dan ingin menyusul Alesya. Takut akan hal, mengerikan apa yang dilakukan Grey kepada Alesya.

Dino mencegatnya, ia malahan bertaruh bahwa Alesya akan baik-baik saja. 

“Itu hanya alasannya ingin kabur dari wanita-wanita ini.” Tandas Dino agar Misami tidak menyusul. 

“Kau yakin?” Tanya Misami Khwatir. 

“Tentu saja, dia sahabat kecilku.” Yang dijawab Dino dengan kepercayaan diri tinggi. 

Setelah diluar pintu bar, Alesya membebaskan tangannya dari genggaman Grey sekuat tenaga.

"Kau ini kenapa sih?" Bentak Alesya yang tidak mengerti dengan kelakuan Grey, yang memaksanya, sementara mereka baru pertama kali berkenalan satu sama lain. 

“Jangan salah paham!!! aku hanya ingin keluar dari sesuatu yang memuakkan tadi, jadi aku hanya memanfaatkan situasi mu.” Jelas Grey dengan dingin. 

Alesya tidak bisa berkata-kata lagi. Yakin bahwa lelaki yang ada dihadapannya, orang yang sangat menganggu.

Tidak menunggu lama, Alesya pergi berjalan melewati Grey, dengan tersenyum sinis. Grey juga sama, ia tidak memperdulikan perilaku Alesya, ia juga pergi menuju sisi lain. Walaupun tampak ada sedikit kekesalan terpampang diwajahnya yang tampan itu. 

Alesya yang sudah sampai, memasuki rumah melalui pintu belakang, ia mendapati pembatunya sedang menyeduh teh dan menata rapi kudapan dipiring.

Ia terheran lalu menghampiri, “Bik! Untuk siapa teh tersebut?” ia bertanya sembari mengambil segelas air putih dari dalam kulkas. 

Pembantunya terkaget mendengar suara yang tiba-tiba memanggilnya, hampir saja percikan teh yang sedang ia seduh mengenai tangannya. 

“Non ini bikin kaget saja! hampir jantung bibik mau copot! Ini, nyonya dan tuan besar beserta keponakannya datang bertamu.Bibik lihat mereka membawa banyak koper, Mungkin saja mereka berniat tinggal lama.” Jelasnya panjang lebar. 

Alesya terkaget, ia menyemburkan minuman yang sudah ia teguk setengah. Ia lansung merapikan rambut dan pakaiannya, segera menghadap mertuanya diruang tamu.

Dari sudut tidak terlalu jauh, Alesya mendapati raut wajah ibu mertuanya, yang sudah terlihat masam. 

Tentu saja, sebetulnya ibu dari suaminya tidak menyetujui mereka menikah. Dan membenci Alesya, karena pada saat itu Aidan baru saja tamat Sma. malah Alesya pernah disuruh untuk menjauhi Aidan namun dia menolak dengan keras. 

Mengingat itu, membuat Alesya menjadi terganggu, apalagi melihat tampang kecut ibu mertuanya, Alesya menebak jika ibu Aidan masih membencinya sampai sekarang.

Alesya mencoba tersenyum manis, tidak ingin menunjukkan wajah ketidaksukaannya.

Malah ikut bergabung, dan duduk disofa menghadap mereka. 

"Ehemm.. Ibu ayah kapan datangnya?" Tanya Alesya yang basa-basi. 

Ayah Aidan mencoba menjawab pertanyaan Alesya, namun dipotong ibunya Aidan, dengan cepat. "Kami baru saja sampai, jadi tidak usah pedulikan!!!pergi keluar saat suami bekerja! sungguh tidak bermoral.!" Celetuknya dengan kasar, ia juga menatap mata Alesya seakan berkata pergilah dari rumah ini. 

Alesya hanya tersenyum kecut, mendengar perkataan ibu Aidan, yang sedikit membuat hatinya kecil. Tepat setelah itu pintu terbuka sendirinya, dan muncullah Aidan dengan segala kegurasakannya, cara berjalannya pun tampak sempoyongan. 

"Dia sepertinya! abis minum bersama wanita itu.!" Kata Batin Alesya, perasaannya seakan berkecamuk melihat penampilan Aidan yang acak-acakan. 

"Ma, Pa. Kenapa kesini? Apa merindukan anakmu ini?" Aidan menyamperi kedua orang tuanya, satu persatu dan ia memberikan pelukan manja untuk mereka. 

Ibu mertua yang terlihat dipelupuk matanya yang sedikit berkerut, meneteskan air mata sedih, melihat anak satu-satunya, pulang dalam keadaan mabuk. 

“Kau ini! sudah besar masih saja bermanja!” Tukas ibu Aidan sambil mengusap rambut Aidan dengan penuh kasih sayang. 

“Kau sudah besar jangan memeluk ibumu lagi.!” Ayah Aidan berusaha melepaskan pelukan Aidan, dan menyuruh Alesya mengantarkan Aidan kekamarnya, “Jangan hiraukan kami! pergilah tidur.” Tukasnya yang tidak tega melihat Aidan yang sudah tidak sadar. 

“Baik ayah.” Ucap Alesya dengan menaruh tangan Aidan ke lehernya, menuju kekamar mereka yang ada dilantai atas dengan tertatih-tatih. 

"Om tante, aku juga ingin segera tidur!" Tukas sepupu Aidan yang bernama Maisan. 

“Bik kemari!.” Panggil ibunya Aidan dengan suara pelan dan jelas. 

Bibik yang mendengar langsung menghadap, 

“Ada apa nyonya?” Jawabnya. 

“Tolong tunjukkan kamar Maisan, dan juga sekalian kamar saya dan suami, diberesin sekarang.” Perintahnya dengan lembut. 

“Baik nyonya, non ayok ikut saya.” Ucapnya sambil menunjukkan jalan kepada Maisan. 

“Lihat keadaan anakmu sekarang! ini semua sebabmu yang mengizinkan mereka menikah.!" Ibunya Adian meletakkan kedua tangannya diwajah sambil meringkuk, tidak sampai hati ayah Aidan hanya menepuk pundak isterinya agar suasana hatinya lekas membaik. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam berdua bersama Morin!

    Pelan-pelan dia membuka pintu, tapi tidak ada satupun orang diruang tamu. “Syukurlah tidak ada nenek tua itu disana!” batin Alesya merasa lega. lalu menapakkan kakinya dianak tangga menuju kamarnya.“Akh lelah sekali...” Alesya merasa lega setelah membaringkan tubunya dikasur. Bahkan ia tidak sadar bahwa Aidan belum juga pulang.***Morin telah selesai memasak, dia menarik lengan Aidan agar mengikutinya keruangan makan. “Taraa... Lihat semua ini makanan kesukaanmu,” imbuhnya menunjukkan kearah meja, hidangan yang sudah tertata rapi bak restoran bintang 5. Disitu ada lobster lada hitam, Chicken teriyaki, tumis sayur, dan juga curry rice. Semua adalah makanan kesukaannya Aidan.Aidan terperangah seaka tidak percaya saat melihat hidangan yang tampak lezat itu selesai hanya dalam 30 menit. Melihat itu perutnya secara almiah mengeluarkan bunyi.Krukk!Morin mendengar suara perut Aidan yang sudah memberontak membuat perempuan itu tertawa geli. “Kelihatannya perutmu sudah keroncongan, langsu

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Perlahan tapi pasti!

    Setelah makan siang bersama Morin. Tampak Aidan tengah mengetik dilaptotnya dengan serius. Ia seketika teringat omongan kekasihnya Morin bahwa Direktur mereka ingin mengadakan kerja sama antara perusahaan yang berada disamping kantor mereka. Aidan tahu jika kantor tersebut tempat Alesya bekerja. Jadi ia ingin menolak, tapi direkturlah yang langsung menunjuk orang yang ikut dalam bisnis itu, dan nama Aidan ada tercantum dengan jelas disecarik kertas pengumuman. Kini Aidan hendak pulang, ia juga membereskan segala yang berserakan dimeja. Dan setelah sampai diparkiran yang tampak tidak ada orang itu, Morin tiba-tiba saja mengetuk kaca mobil Aidan.Tok, tok, tok! Aidan menurunkan kaca mobilnya. “Ada apa Bu?” tanya Aidan yang masih belum beranjak keluar dari mobilnya. “Panggil Morin! Karena ini sudah diluar jam kerja. kamu menyebalkan sekali, ” rengek Morin manja merungutkan bibirnya.“Hehehe maksud saya Morin,” balas Aidan tersenyum kepada kekasihnya tersebut.“Hmmmm... Ngomong-ngomong

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Ternyata bos ku orang baik!

    “Akhirnya selesai,” Alesya menyelonjorkan punggungnya dikursi tempat kerjanya. “Akh, pinggang ku sakit sekali!” keluh Alesya yang kesal akibat Aidan yang sangat ganas tadi malam, membuat pinggang-nya seperti akan patah.Misami mengirim pesan kepada Alesya {Apakah kamu baik-baik saja?} Isi pesan sahabatnya tersebut.“Aku tidak baik-baik saja,” gumam Alesya yang langsung menelepon Misami. [Halo Mi!]“Hmm Ada apa?” sahut Misami dengan suara serak tampak seperti baru bangun.“Apakah kamu pulang dengan selamat?” tanya Alesya untuk memastikan keadaan sahabatnya itu setelah kejadian semalam.“Tentu saja, jika tidak bagaimana aku bisa mengangkat telepon darimu, kamu berharap aku tewas gara-gara pukulun pria brengsek yang tak seberapa itu?” seloroh Misami tertawa lu. Agar sang sahabat tidak khawatir.“Syukurlah, kukira kamu mendapatkan luka serius setelah pukulan itu. Kamu tahukan tenaga Pria itu sangat kuat. Leher ku saja masih berbekas! Ah andai saja aku punya kekuatan sudah kuhabisi dia, ”

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Terus terbayang wajahmu

    Aidan duduk memutar-mutarkan kursi tampak isi pikirannya masih terbayang-bayang akan malam yang panas yang telah dilakukannya bersama Kena. “Sial, bisakah aku tidak memikirkan hal itu lagi,” decihnya kesal. Namun lagi-lagi pikirannya malah mengingat saat Alesya memberikan ciuman panas untuknya. Dan hal itu sukses membuat wajah Aidan menjadi merah padam dengan hanya mengingatnya saja. “Aakh.. Bagaimana ini, aku bisa gila!” Aidan mengacak-ngacak rambutnya seolah pikirannya sedang bercabang-cabang.Untung saja Zellius sang sahabat datang menemuinya. “Kamu sudah jadian dengan bu Morin?” bisik lelaki itu seraya melirik disekelilingnya agar tidak ada orang yang mendengar.“Sudah,” dijawab Aidan dengan tampang bak benang kusut.“Tapi kenapa wajahmu seperti orang yang tidak gajian satu bulan,” tanya Zellius yang tampak bingung.“Aku hanya lelah saja sehabis mengerjakan tugas yang menumpuk,” dalih Aidan menunjukkan kertas-kertas yang sudah tersusun rapi.“Hei... kamu sangat beruntung tahu! Lih

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Tertampar oleh sebuah kenyataan

    Ia melirik perlahan kesamping kanan menyipitkan matanya, memastikan pria mana yang telah melakukan malam yang penuh gairah dengannya. Alis mata Alesya terangkat keatas bersamaan bola matanya menjadi terbuka lebar seperti akan melompat saat tahu bahwa Aidan lah yang telah melakukannya. “Apa yang terjadi disini?” gumanya seraya mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dan dia semakin menjadi gelisah saat sudah mengingat bahwa dia yang telah melemparkan diri kepelukan Aidan dan memaksanya melakukan kehendaknya. “Memalukan sekali!” lontarnya tidak percaya lalu mengacak rambutnya. Bukan Alesya saja yang kaget, Aidan yang sedari tadi telah bangun malah malu untuk membuka matanya. “Bagaimana aku bisa keluar dari sini?” ucap batinnya mencari kalimat yang pas untuk menjelaskan. Aidan sengaja menggerakkan tubuhnya berpura-pura bahwa dia baru saja terbangun. Glek. Alesya spontan kembali berpura-pura tidur. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubunya. Sehingga tidak sengaja tubuh polos Aidan te

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam penghubung

    Aidan telah berada didepan kamar, ia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari dalam, ia membuka handle perlahan. Namun tidak ada Alesya didalam. “Dia belum pulang juga?” gumam lelaki itu melirik jam tangannya. “Padahal sudah larut malam!” lanjutnya sembari berganti pakaian. Grey tampak sungkan mengantar Alesya kedalam, ia takut akan disalahpahami seperti malam itu. Padahal dia sudah berada didepan rumah Alesya dan tinggal membawa masuk. “Hey bangun!” panggilnya menjawil bahu Alesya yang sedikit bergerak. Kelopak mata Aleysa terangkat perlahan, matanya berputar dan masih setengah sadar diakibatkan alkohol. “Mana Pria jalang tadi?” racaunya dengan mata menyipit. “Dia sudah babak belur! Ini sudah didepan rumahmu, beristirahatlah,” pintanya membukakan sabuk pengaman Alesya. Grey membukakan handle disebelah Alesya dengan lebar agar Aleysa keluar dengan nyaman. “Pelan-pelan jalanya, Aku tidak bisa mengantarmu sampai didepan pintu, Suamimu akan salah paham!” ucapnya yang dijawab Alesya den

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status