Share

Pelukan yang tidak sengaja

Author: SararrhJ
last update Last Updated: 2022-04-29 00:56:08

“Mama dan papa malam ini tidak tidur disini. Jadi aku akan tidur dikamar sebelah,” beritahunya sambil bergegas keluar setelah mengambil pakaian gantinya.

“Hei...”panggil Alesya, ia juga mengepalkan tanganya. Namun raut wajahnya dalam keadaan tenang.

“Ada apa?” sahut Aidan dingin.

“Tidak ada!” Alesya menutup pintu segera. Ia masih mengepalkan tangannya dengan senyum kecut. “ Ini sudah berakhir! Tolong tidak usah dipikirkan lagi,” tekadnya menyemangati.

Burung mencericip dari luar jendela, menandakan pagi telah tiba. Sejak kejadian tadi malam Alesya menjadi sulit tidur. Ia bangun perlahan dengan keadaan kurang fit.

Tok tok tok!

Alesya tidak mengindahkan ketukan pintu, ia kembali berselubung diselimutnya. “Rasakan! Siapa suruh tidur dikamar lain.” Batinnya menggerundel.

“Aidan, nak. Bangun sudah pagi!” panggil buk Mutia.

Alesya melompat dari tempat tidurnya mendengar suara orang yang dia tidak sukai dan langsung merapikan diri. Ia membuka pintu dan mendapati wajah buk Mutia berubah masam ketika melihat wajah Alesya.

“Baru Pagi, Sudah gerah saja!” sindir Buk Mutia seraya mengibaskan tanganya. “Kemana Aidan?” tanyanya ketus.

“Lagi mandi Ma,” kilah Alesya dengan gamblang.

“Saat selesai nanti, Suruh keruang makan untuk serapan.” lirik Buk Mutia kedalam kamar yang tampak amburadul. "Bukannya bersih-bersih malah sering keluyuran!”ucap Buk Mutia yang Masih sempat untuk mencemooh.

“Baik ma!” Alesya hanya bisa pasrah atas perkataan buk Mutia. Ia memperhatikan Ibu mertuanya melenggang kangkung menjauh darinya. Ketika rasanya cukup jauh, Alesya buru-buru kekamar sebelah untuk membangunkan Aidan. “ Hei Aidan.. Apa kau sudah bangun?” Panggilnya pelan. Namun tidak ada sahutan dari dalam. Alesya kembali lagi kedalam kamarnya, ia akhirnya medapati ide, bakal memanggil dari jendela sebelah. Ia sedikit takut sebab balkon rumah mereka benar-benar tinggi bukan main. Membuat buluk kudu Alesya bergidik.

“Kenapa aku jadi repot begini!” gerutunya seraya menggigit kukunya, pelan-pelan ia berdiri diatas balkon tanpa melihat kebawah. “Sikit lagi...” gumanya seraya hendak memegang dinding pembatas.

Kreak!

Tatkala bunyi pintu terbuka, keluarlah sosok Aidan yang hanya mengenakan celana pendek sepotong melekat ditubuhnya. Ia terperangah mendapati Alesya yang tengah berjuang menyebrang ke pintu. “Sepertinya aku salah lihat,” ucapnya dan hendak menutup pintu kembali.

“Hei..hei..tunggu, Kau tidak salah lihat! Ini aku Alesya,” panggilnya memohon, “Tolong bantu aku!” pintanya dengan wajah memelas, seraya tidak sengaja menoleh kebawah.

Glek!

Alesya menjadi gamang, akhirnya terpeleset. “Berakhir sudah,” kata batinya pasrah.

BRUKKK!

Alesya berakhir dipelukan Aidan, ia menindih tubuh Aidan yang berotot itu. Bak mendapat tempat yang empuk, ia malah nyaman dan tidak bangkit.

“Augh sakit!” Aidan meringis kesakitan, ia perlahan membuka matanya.

Dan saat itu juga Alesya telah sadar bahwa yang ia peluk adalah Aidan, pupilnya matanya pun menjadi besar. Saat hendak bangkit, ia tanpa sengaja menatap Aidan.

Desau angin menambah keheningan diantara mereka, saling menatap satu sama lain. Aidan menjulurkan tanganya dipipi Alesya yang mulai memerah.

“Apa ini? apa dia ingin menciumku!tidak boleh, tidak...” Batin Alesya, spontan menutup matanya.

“bisakah kau minggir! Tubuhmu sangat berat,” ledek Aidan dengan sudut mulutnya terangkat.

“Eh?” Alesya bingung membuka matanya, bukan malah mencium, Aidan ternyata mencubit pipi Alesya. Ia langung bergegas bangkit. Dan merapikan rambutnya. “ Ibumu sudah pulang, ia mengajakmu serapan bersama! " dalih Alesya, yang ingin melupakan rasa malunya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam berdua bersama Morin!

    Pelan-pelan dia membuka pintu, tapi tidak ada satupun orang diruang tamu. “Syukurlah tidak ada nenek tua itu disana!” batin Alesya merasa lega. lalu menapakkan kakinya dianak tangga menuju kamarnya.“Akh lelah sekali...” Alesya merasa lega setelah membaringkan tubunya dikasur. Bahkan ia tidak sadar bahwa Aidan belum juga pulang.***Morin telah selesai memasak, dia menarik lengan Aidan agar mengikutinya keruangan makan. “Taraa... Lihat semua ini makanan kesukaanmu,” imbuhnya menunjukkan kearah meja, hidangan yang sudah tertata rapi bak restoran bintang 5. Disitu ada lobster lada hitam, Chicken teriyaki, tumis sayur, dan juga curry rice. Semua adalah makanan kesukaannya Aidan.Aidan terperangah seaka tidak percaya saat melihat hidangan yang tampak lezat itu selesai hanya dalam 30 menit. Melihat itu perutnya secara almiah mengeluarkan bunyi.Krukk!Morin mendengar suara perut Aidan yang sudah memberontak membuat perempuan itu tertawa geli. “Kelihatannya perutmu sudah keroncongan, langsu

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Perlahan tapi pasti!

    Setelah makan siang bersama Morin. Tampak Aidan tengah mengetik dilaptotnya dengan serius. Ia seketika teringat omongan kekasihnya Morin bahwa Direktur mereka ingin mengadakan kerja sama antara perusahaan yang berada disamping kantor mereka. Aidan tahu jika kantor tersebut tempat Alesya bekerja. Jadi ia ingin menolak, tapi direkturlah yang langsung menunjuk orang yang ikut dalam bisnis itu, dan nama Aidan ada tercantum dengan jelas disecarik kertas pengumuman. Kini Aidan hendak pulang, ia juga membereskan segala yang berserakan dimeja. Dan setelah sampai diparkiran yang tampak tidak ada orang itu, Morin tiba-tiba saja mengetuk kaca mobil Aidan.Tok, tok, tok! Aidan menurunkan kaca mobilnya. “Ada apa Bu?” tanya Aidan yang masih belum beranjak keluar dari mobilnya. “Panggil Morin! Karena ini sudah diluar jam kerja. kamu menyebalkan sekali, ” rengek Morin manja merungutkan bibirnya.“Hehehe maksud saya Morin,” balas Aidan tersenyum kepada kekasihnya tersebut.“Hmmmm... Ngomong-ngomong

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Ternyata bos ku orang baik!

    “Akhirnya selesai,” Alesya menyelonjorkan punggungnya dikursi tempat kerjanya. “Akh, pinggang ku sakit sekali!” keluh Alesya yang kesal akibat Aidan yang sangat ganas tadi malam, membuat pinggang-nya seperti akan patah.Misami mengirim pesan kepada Alesya {Apakah kamu baik-baik saja?} Isi pesan sahabatnya tersebut.“Aku tidak baik-baik saja,” gumam Alesya yang langsung menelepon Misami. [Halo Mi!]“Hmm Ada apa?” sahut Misami dengan suara serak tampak seperti baru bangun.“Apakah kamu pulang dengan selamat?” tanya Alesya untuk memastikan keadaan sahabatnya itu setelah kejadian semalam.“Tentu saja, jika tidak bagaimana aku bisa mengangkat telepon darimu, kamu berharap aku tewas gara-gara pukulun pria brengsek yang tak seberapa itu?” seloroh Misami tertawa lu. Agar sang sahabat tidak khawatir.“Syukurlah, kukira kamu mendapatkan luka serius setelah pukulan itu. Kamu tahukan tenaga Pria itu sangat kuat. Leher ku saja masih berbekas! Ah andai saja aku punya kekuatan sudah kuhabisi dia, ”

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Terus terbayang wajahmu

    Aidan duduk memutar-mutarkan kursi tampak isi pikirannya masih terbayang-bayang akan malam yang panas yang telah dilakukannya bersama Kena. “Sial, bisakah aku tidak memikirkan hal itu lagi,” decihnya kesal. Namun lagi-lagi pikirannya malah mengingat saat Alesya memberikan ciuman panas untuknya. Dan hal itu sukses membuat wajah Aidan menjadi merah padam dengan hanya mengingatnya saja. “Aakh.. Bagaimana ini, aku bisa gila!” Aidan mengacak-ngacak rambutnya seolah pikirannya sedang bercabang-cabang.Untung saja Zellius sang sahabat datang menemuinya. “Kamu sudah jadian dengan bu Morin?” bisik lelaki itu seraya melirik disekelilingnya agar tidak ada orang yang mendengar.“Sudah,” dijawab Aidan dengan tampang bak benang kusut.“Tapi kenapa wajahmu seperti orang yang tidak gajian satu bulan,” tanya Zellius yang tampak bingung.“Aku hanya lelah saja sehabis mengerjakan tugas yang menumpuk,” dalih Aidan menunjukkan kertas-kertas yang sudah tersusun rapi.“Hei... kamu sangat beruntung tahu! Lih

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Tertampar oleh sebuah kenyataan

    Ia melirik perlahan kesamping kanan menyipitkan matanya, memastikan pria mana yang telah melakukan malam yang penuh gairah dengannya. Alis mata Alesya terangkat keatas bersamaan bola matanya menjadi terbuka lebar seperti akan melompat saat tahu bahwa Aidan lah yang telah melakukannya. “Apa yang terjadi disini?” gumanya seraya mengingat-ingat kejadian tadi malam. Dan dia semakin menjadi gelisah saat sudah mengingat bahwa dia yang telah melemparkan diri kepelukan Aidan dan memaksanya melakukan kehendaknya. “Memalukan sekali!” lontarnya tidak percaya lalu mengacak rambutnya. Bukan Alesya saja yang kaget, Aidan yang sedari tadi telah bangun malah malu untuk membuka matanya. “Bagaimana aku bisa keluar dari sini?” ucap batinnya mencari kalimat yang pas untuk menjelaskan. Aidan sengaja menggerakkan tubuhnya berpura-pura bahwa dia baru saja terbangun. Glek. Alesya spontan kembali berpura-pura tidur. Menarik selimut untuk menutupi seluruh tubunya. Sehingga tidak sengaja tubuh polos Aidan te

  • Kubiarkan Suamiku Selingkuh, Karena Tidak Ingin Bercerai.    Malam penghubung

    Aidan telah berada didepan kamar, ia mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari dalam, ia membuka handle perlahan. Namun tidak ada Alesya didalam. “Dia belum pulang juga?” gumam lelaki itu melirik jam tangannya. “Padahal sudah larut malam!” lanjutnya sembari berganti pakaian. Grey tampak sungkan mengantar Alesya kedalam, ia takut akan disalahpahami seperti malam itu. Padahal dia sudah berada didepan rumah Alesya dan tinggal membawa masuk. “Hey bangun!” panggilnya menjawil bahu Alesya yang sedikit bergerak. Kelopak mata Aleysa terangkat perlahan, matanya berputar dan masih setengah sadar diakibatkan alkohol. “Mana Pria jalang tadi?” racaunya dengan mata menyipit. “Dia sudah babak belur! Ini sudah didepan rumahmu, beristirahatlah,” pintanya membukakan sabuk pengaman Alesya. Grey membukakan handle disebelah Alesya dengan lebar agar Aleysa keluar dengan nyaman. “Pelan-pelan jalanya, Aku tidak bisa mengantarmu sampai didepan pintu, Suamimu akan salah paham!” ucapnya yang dijawab Alesya den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status