Share

Bab 274 Reaksi Air Ajian

Penulis: Dhesu Nurill
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-08 12:10:52

Sesampainya di timezone, Alia begitu antusias. Dia menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya. Sesekali, Lusi dan Raka bermain bersama anaknya secara bergantian.

Saat ini Lusi yang sedang bermain dengan Alia, sementara Raka menunggu dari kejauhan. Kala itu, Raka langsung terpikirkan tentang rencananya. Ini peluang yang sangat bagus.

Sang pria melihat botol minuman di tas Lusi. Pria itu bergegas membuang isinya, lalu mengganti dengan air ajian dari dukun. Mungkin terlihat licik, tapi dari awal memang cara ini sudah salah. Jadi, sekalian saja melakukannya dengan jalan yang salah juga.

Selang 15 menit kemudian, Lusi dan Alia pun menyudahi permainannya. Alia hendak meminum air di botol milik Lusi, tapi langsung dicegah.

“Ini punya Ibu, Alia minum yang baru saja, ya?”

Pria itu mengeluarkan botol minum miliknya yang masih tersegel rapi. Sementara itu Raka menyerahkan botol milik Lusi.

Wanita itu sama sekali tidak curiga dengan apa yang sudah dilakukan oleh sang pria. Meminum air itu hingg
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 275 Lusi Berubah Drastis

    Raka berpindah tempat, duduk di samping Lusi. Dia akan memberikan dokrin kepada Lusi, agar wanita itu mau mengikuti semua perintahnya.“Kalau begitu, kita rujuk saja, ya?”Lusi menoleh kepada Raka. Lagi-lagi tatapan wanita itu tampak tak karuan, lebih terlihat kosong.“Rujuk?”“Iya, rujuk. Kita bersama lagi, seperti dulu. Aku, kamu dan Alia. Mau kan?”Lusi tampak bingung. Raka berusaha mendesak Lusi untuk segera menjawab. Tetapi, didahului dengan suara dering ponsel Lusi.Wanita itu tampak kaget, sementara Raka dan Bu Sinta yang melihatnya hanya berdecak keras.Tertera nama Adiba di sana. Wanita itu langsung menolaknya. Raka kalah cepat, harusnya sang pria melarang. Bisa-bisa berabe kalau sampai Adiba tahu di mana mereka.“Halo, Lus. Kamu di mana?”“Aku—“Raka langsung meraih ponsel Lusi dan mematikan sambungan telepon. Sang wanita sempat kaget dengan pergerakan Raka, tapi Lusi sama sekali tak protes.Bu Sinta berdecak kagum. Kalau sebelumnya, wanita itu pasti akan menolak dan menganc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 276 Kencan?

    Sementara itu di tempat Mila, dia tampak tak tenang. Menunggu hari esok, keputusan apakah dia masih bisa mempertahankan Raka atau tidak. Sang wanita mengelus perutnya dengan lembut, berusahan berkomunikasi dengan anaknya agar besok bisa bekerja sama, menyemogakan agar mereka bisa kembali bersama dengan Raka.Untunglah, usaha butik dari hasil dia ‘bekerja’ di tempat lahirnya beberapa minggu yang lalu membuahkan hasil. Banyak peminat dari produk-produk di butik Mila. Wanita itu juga memasarkannya lewat on line, makanya lebih cepat terkenal. Tentu tanpa wajahnya.Mana mungkin Mila memasang wajahnya yang sempat viral karena kasus perselingkuhan. Wanita itu memakai pegawai yang live dan admin untuk mengelola toko onlinenya. Tentu saja di bawah pengawasannya.Untuk ekonomi, Mila memang membaik. Tetapi untuk percintaan, tampaknya Mila harus lebih ekstra usaha keras.“Nak, kita berdoa, ya. Semoga kamu adalah anak kandung dari Ayah Raka. Dengan begitu, kita bisa bersama lagi.”Di rumah Bu Sint

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 277 Kecemburuan Devan

    Alia begitu bahagia saat tahu kalau dia akan diantarkan sekolah oleh Ayah dan ibunya, sama seperti dulu sebelum orang tuanya berpisah. Raka juga merasa kalau kebahagiaa akan segera menghampiri sebab perubahan Lusi memang sangat drastis.Awalnya dia dan Lusi akan berangkat jam 9 pagi, sesuai dengan kesepakatan awal. Tetapi, entah kenapa Bu Sinta tiba-tiba saja menyuruh Raka berangkat lebih awal meninggalkan rumah. Mengajak Lusi sarapan di luar sebelum pertemuan mereka dengan Mila.Raka tidak mau ambil pusing itu, yang penting semua rencana ibunya demi kebaikan dirinya.Di sela-sela sarapan mereka di sebuah restoran, Raka mulai berbicara dendan Lusi. Sang pria akan memberikan dokrin dan sebuah sugesti yang akan dipatuhi oleh Lusi.“Lus, aku sengaja mau ajak kamu keluar untuk bertemu Mila.”Tubuh Lusi menegang mendengarnya. Tetapi, wajahnya terlihat bingung dan khawatir. Tampaknya ajian yang masuk ke tubuh Lusi membuat wanita itu melupakan kisah tentang Mila.“Kenapa, Mas? Kamu memilih d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 278 Jadi Mata-mata

    “Kenapa kamu tidak bilang kepadaku?!” tanya Devan, malah ikutan kesal pada Maura.Gadis itu mendelik, greget juga. Harusnya sang pria tahu kalau dirinya masih kesal perihal pemecatannya di restoran milik sang pria.“Buat apa? Mas Devan saja sudah memecatku, jadi untuk apa aku memberi informasi itu.”Devan menoleh dengan wajah tak percaya. Sang pria sampai tak bisa berkata-kata. Di saat seperti ini Maura malah membicarakan perihal pekerjaan.Padalah bagi sang gadis itu bukan hanya sekedar pekerjaan belaka, tapi sebuah usaha untuk mendekati pria yang disukainya.“Kalau masalah itu, kita bahas nanti. Sekarang, fokus ngurusi mereka dulu. Oke?”Maura hanya diam saja dan melihat ke depan. Sesekali melirik ke samping. Walaupun dalam keadaan seperti ini, tapi Maura sudah sangat senang.Kapan lagi bisa semobil dengan Devan? Berdua pula. Hatinya benar-benar merasa bahagia, berharap momen seperti ini terus terulang.Sementara itu selama dalam perjalanan, Raka terus mengobrol dengan Lusi. Bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 279 Hasil Tes DNA

    Mila membulatkan mata saat membaca isi surat tes DNA tersebut. Tangannya bergetar dengan mata berkaca-kaca. Melihat reaksi Mila, jantung Raka kembali berdetak dengan sangat kencang. Ada ketakutan yang begitu kentara di wajah sang pria.Sementara Lusi yang melihat itu kebingungan. Di sisi lain, Devan dan Maura menunggu dengan gelisah. Keduanya punya harapan berbeda. Sang pria mau Mila itu mengandung anak Raka. Dengan begitu Lusi tidak bisa kembali kepada Raka.Sementara, Maura berharap Mila tidak mengandung anak Raka. Agar Lusi dan Raka kembali bersama. Dengan begitu, Devan tidak akan bisa mendekati wanita itu lagi.“Apa hasilnya?” tanya Raka, karena sedari tadi Mila masih saja diam.Melihat wanita itu tidak juga bergerak, Raka dengan cepat merebut kertas itu. Mila sempat kaget dan tersadarkan. Sang wanita berusaha untuk meraih kertas itu lagi, tapi dihalangi oleh Raka.“Sinikan kertasnya, Mas!” seru Mila, berusaha menghalangi Raka agar tidak membaca isinya.Lusi hanya mundur beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 280 Awal Kehancuran Devan

    Devan melihat kepergian mobil Lusi dari kejauhan. Wajah pria itu sudah tak karuan. Berbagai rasa bercampur aduk jadi satu. Devan merasa sangat hancur, ini lebih menyakitkan dari kehilangan istrinya sendiri.Mungkin karena Devan menyimpan perasaan pada Lusi sudah sejak lama. Jadi, rasa kecewanya sangat terasa. Melihat itu Maura juga merasa kasihan, sekaligus senang. Di saat seseorang sedang terpuruk seperti ini, pasti mudah untuk dihasut.Sang gadis mengusap pundak sang pria dengan pelan. “Mas, kita harus pergi. Tidak mungkin kan kita di sini terus?”Devan menoleh pada gadis itu dengan wajah frustrasi. “Kita harus mengikuti mereka,” ujar Devan, dengan suara bergetar.Kalau saja tidak malu, mungkin pria itu akan menangis. Tetapi, Devan tidak mau kehilangan jejak sang wanita.“Tidak perlu, Mas. Mereka pasti pergi ke kantor.”“Bagaimana kamu tahu?”“Ya, kan Mbak Lusi banyak kerjaan sampai dibawa ke rumah. Pasti ke kantor. Sebaiknya Mas juga berangkat ke restoran.”Jangankan kerja, Devan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 281 Tragedi yang Menghancurkan

    Selang beberapa menit kemudian mereka pun sudah sampai di rumah Devan. Maura membayar argo dari uang yang sebelumnya diberikan oleh Devan.“Pak, tolong bantu saya.”Devan yang masih saja meracau dipapah oleh sopir itu. Untunglah gerbang rumah Devan tidak dikunci, jadi bisa masuk dengan mudah. Sang gadis sempat tercengang melihat halaman rumah Devan yang luas dan indah.“Ini mau dibawa ke mana, Non?”Maura terkesiap. Hampir saja lupa sebab melihat keindahan rumah Devan.“Bawa masuk saja, Pak. Ayo!”Maura menemukan kunci rumah Devan dari saku jas dalam pria itu. Sang gadis tidak boleh terlihat mencurigakan di depan sopir, bisa-bisa dia dicurigai.Setelah berhasil masuk rumah, Maura meminta agar Devan dibiarkan di sofa.“Terima kasih, ya, Pak.”“Sama-sama, Non. Kasihan Mas nya, jaga baik-baik kakaknya, Non.”Maura hanya bisa menganggukkan kepala saja. Setelah kepergian sopir taksi, Maura malah melihat ke sekeliling rumah Devan yang mewah dan estetik.“Wah, ini sih lebih bagus dari rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 282 Tawaran Devan untuk Maura

    “Maura?!” tanya Devan, sedikit menaikkan nada bicara.Sebab sedari tadi Maura hanya diam saja. Malah terlihat berpikir dan gelisah.“A-aku takut, Mas,” ucap Maura, tergagap dan gugup.Devan mengusap kasar wajahnya, entah untuk kesekian kalinya. Kalau Maura tidak menceritakan semuanya, bagaimana bisa dia tahu semua kejadian itu.Sang pria melihat jam di nakas dekat ranjang. Sudah jam 2 siang. Hari ini dia belum ke restoran. Sang pria melihat ponsel di dekat jas tergeletak di sofa, pinggir Maura berada.Ada banyak panggilan, salah satunya dari Arya dan Amanda. Pasti semua orang sedang mencarinya. Tetapi, dia tidak bisa keluar rumah tanpa mendengar keterangan dari Maura.Sang pria kembali menatap Maura dengan wajah tenang, meskipun hati dan pikirannya sedang benar-benar kacau.“Kamu jangan takut. Aku tidak akan melakukan apa-apa kepadamu. Aku hanya ingin tahu, bagaimana semua ini bisa terjadi, ya?”Maura tidak langsung menjawab, tetapi memberikan tatapan memelas dan sedih. Setelahnya, sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 587 Kamu Siapa?

    "Nggak ada! Nggak ada alasan apa pun. Kamu salah, harusnya kamu lihat dulu siapa yang datang. Kalau memang maling bisa kan langsung mukul tanpa tiba-tiba saja mengeroyok orang? Kamu pakai sapu, aku tangan kosong. Pokoknya aku nggak mau tahu, ya. Hari ini juga kita ke kantor polisi!" seru Maura. Dia tidak akan kalah begitu saja. "Aduh, jangan dong, Mbak. Nanti gimana dengan keluarga saya di kampung? Kalau saya di penjara, siapa yang akan mencari nafkah?""Lah, bukan urusanku! Itu tanggung jawab sendiri, ngapain kamu mukul orang sembarangan?" ujar Maura, masih bersikukuh kalau dirinya ingin semua ini dipermasalahkan ke jalur hukum. "Atau gini aja deh, Mbak. Gimana kalau sebagai gantinya aku akan melakukan apanpun yang Mbak suruh," ucap Imel membuat Mila terkesiap, sementara Maura terlihat kaget. Tidak menyangka kalau gadis ini bisa mengatakan hal seperti itu."Nggak ada, nggak ada. Ah, Maura! Dia itu kerja sama aku dan mulai hari ini Imel akan menjadi asistenku juga tinggal di sini."

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 586 Salah Tangkap

    Melihat pemandangan di depan mata, Mila semakin puas. Dia membiarkan kejadian itu terjad,i malah dengan gampangnya merekam semua itu. Anggap saja ini balas dendam atas rasa sakit yang diberikan Maura karena ucapannya kemarin.Adiknya ini tidak tahu diri. Sudah untung ditampung di sini, tetapi malah melakukan hal seperti itu. Mila rasa merekrut Imel menjadi asistennya itu tidak ada salahnya, malah menguntungkan seperti ini."Berhentikan! Aku Maura. Kalau kamu tidak berhenti aku laporkan kemu ke polisi!" teriak Maura menggema di ruangan itu, membuat Imel langsung menghentikan pukulannya. Sang gadis mundur beberapa langkah dan membuka mata, betapa terkejutnya dia melihat kalau yang di depannya itu adalah Maura. Sang wanita meringis kesakitan. Beberapa kali mengusap tangan dan punggungnya yang barusan dipukul oleh Imel. "Aduh sakit banget," gumam Maura, kesakitan. Wanita itu berdiri dan menatap Imel dengan tajam, sementara sang gadis ketakutan. Dia benar-benar pemikiran tentang maling

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 585 Maling!

    Tak lama kemudian, taksi itu pun sampai di depan rumah Mila. Wanita itu mengernyitkan dahi karena melihat kalau gerbang rumah Mila terbuka. Artinya ada orang yang datang. Setelah membayar argo taksi, wanita itu tidak langsung masuk. Dia menebak terlebih dahulu siapa yang kira-kira masuk ke rumah ini. "Apa mungkin Mas Raka, ya? Atau memang Kak Mila yang udah pulang?" gumam wanita itu.Dia tidak bisa langsung masuk begitu saja tanpa menaruh kecurigaan. Zaman sekarang pasti banyak maling yang akan menggasak rumah kosong. Jadi, dia akan berusaha untuk tenang dulu dan mengendap-endap. Siapa tahu memang ada maling yang masuk. Lagi pula Mila tidak memberitahunya di telepon, begitu pikir sang wanita. Padahal Mila melakukan itu karena berpikir kalau adiknya tidak berguna. Untuk apa juga memberitahunya? Wanita itu tidak akan peduli lagi kepadanya.Maura mengendap-endap masuk ke pekarangan rumah Mila. Dia melihat sekitar, tidak ada mobil. Tentu saja karena mobil Mila masih di bengkel, tapi Mau

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 584 Hanya Kesepian

    "Oke, kita lihat saja siapa yang bisa menang. Kamu pikir Bu Winda akan begitu saja menyerahkan jabatan yang penting padamu? Sementara kelakuan kamu saja seperti ini," ungkap Kiara berani mengatakan kalau Maura tidak punya kesempatan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Wanita itu mengeratkan kedua tangan dan berusaha untuk tenang walaupun hatinya sudah panas. Kalau ini bukan supermarket, mungkin wanita itu akan berani melakukan sesuatu yang buruk kepada Kiara. Maura tidak mau lagi menjadi wanita lemah dan menerima apa saja yang dilakukan oleh orang-orang lain kepadanya. Dia akan melawan jika itu menurutnya bisa merugikan."Baiklah, kita lihat saja. Aku juga tidak akan diam. Kalau perlu aku akan laporkan kejadian ini pada Mbak Winda. Sekarang aku permisi."Wanita itu pergi dan sama sekali tidak memberikan sopan santun yang baik. Kiara hanya terkekeh samar dan menggelengkan kepala."Anak zaman sekarang memang beda, tidak punya sopan santun. Bahkan pamitan pun dilakukan tidak benar.

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 583 Siapa yang Menang?

    "Sudah jangan lihat-lihat seperti ini. Kamu pasti berkhayal ingin bekerja di tempat ini, kan?" cetus Kiara, seolah membaca pikiran Maura, membuat wanita itu langsung terkesiap dengan mata sinis.'Wanita ini pasti belum berpasangan. Mulutnya saja pedas seperti ini,' gumam Maura dalam hati."Sok tahu!" seru Maura.Kiara tampak santai dan terduduk di depan meja kebesarannya. Dia melipat tangan di depan dada sembari menggoyangkan kaki, menatap penampilan wanita ini yang sebenarnya terlihat polos layaknya seorang anak SMA. Tetapi sikap dan mulutnya itu benar-benar di luar dugaan, sepertinya tidak mendapatkan ajaran baik tentang sopan santun dan tata krama. "Kamu itu diajarin tata krama nggak, sih?"Pertanyaan itu berhasil membuat Maura menoleh dengan wajah kesal. Wanita ini tidak punya sopan santun juga karena bertanya demikian kepada orang baru. "Kalau mau bertanya itu coba tanyakan pada diri sendiri, ngapain bertanya seperti itu kepada orang yang baru dikenal?" ucap Maura dengan kesal,

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 582 Dicegat

    Waktu sudah menunjukkan sore hari, sekarang Mauta bisa pulang. Dia meregangkan seluruh badannya sebelum keluar dari loker karyawan. Semua orang melihat bagaimana tingkah Maura. Tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, Yang penting sekarang bisa pulang dari sini.Nanti kalau ketemu dengan Winda dia minta untuk dipindahkan saja di bagian lain yang kira-kira tidak terlalu capek seperti sekarang. Menyusun barang dan mengecek stok itu benar-benar memuakkan. Dia harus bolak-balik mengecek bagian-bagian di setiap rak agar memastikan barangnya tersusun rapi, apalagi kalau melihat tanggal kadaluarsa, ini akan memperlambat kerjanya. Kiara yang dari tadi memang sudah mengamati Maura pun tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja. Dia harus memastikan dulu apa yang diinginkan oleh Maura sampai berlaku tidak baik di hari pertama kerja. Kalau perlu dia akan merekam semua percakapannya dan langsung memberikan kepada bosnya."Kamu tidak boleh pulang dulu," ucap Kiara tiba-tiba membuat kar

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 581 Tak Karuan Rasa

    Hari ini Lusi benar-benar senang. Semua teman barunya itu begitu welcome menerimanya sebagai karyawan baru, meskipun usianya lebih tua dari mereka. Tetapi tidak ada yang membanding-bandingkan atau bersikap buruk. Tentu saja Lusi tidak tahu semua ini adalah settingan dari David. Entah bagaimana kalau sang wanita tahu jika semua ini adalah akal-akalan David, apakah akan menerima atau malah mengucapkan terima kasih kepada pria itu? Saat istirahat tiba, wanita itu pun memilih untuk menelepon anaknya. Bertanya apakah Alia sudah makan dan lain sebagainya. Untunglah anak itu tidak rewel dan nurut kepada Adiba. Dia benar-benar merasa 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞. Ketika sedang seperti ini, tiba-tiba saja wanita itu teringat dengan masa lalunya. Lusu jadi bertanya-tanya, mungkinkah Raka sedang mencarinya atau pria itu memilih untuk fokus kepada dirinya sendiri dan sedang menjalani hidup tanpa memikirkan Alia?Lusi langsung menggelengkan kepala. Dia berusaha mengusir semua itu."Nggak! Aku tidak boleh me

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 580 Jika Jadi Ibu Tiri

    "Kalau kamu tanya apakah aku siap atau belum jika kamu hamil, jawabannya belum. "Seketika Winda langsung tersentak. Tampak kekecewaan begitu jelas di mata wanita itu. "Kamu tahu? Aku masih dipusingkan dengan masalah Mila dan juga Alia. Kalau kamu hamil dalam situasi seperti ini, aku malah takut akan mengecohkan semuanya atau yang lebih parahnya aku tak acuh kepadamu. Tapi kalau misalkan kamu sudah terlanjur hamil, aku akan menerimanya dengan tangan terbuka. Bagaimanapun itu adalah anakku. Tapi, aku harap pengertianmu. Untuk sekarang jangan dulu berpikiran untuk hamil, ya? Aku harus membereskan dulu masalah ini. Kalau Mila sudah lahiran, aku akan berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak lalu meninggalkannya," ungkap Raka dengan serius, membuat Winda yang sebelumnya murung tiba-tiba saja semringah. Awalnya terlihat terkejut, tetapi juga ada kebahagiaan di sorot matanya. Itu artinya dia masih punya kesempatan emas untuk mendapatkan keluarga yang utuh tanpa embel-embel menjadi istri ke

  • Kuhancurkan Suamiku dan Gundiknya   Bab 579 Bagimana Kalau Aku Hamil?

    Kali ini Raka cukup lama sekali diam dibandingkan dengan pertanyaan sebelumnya. Winda sudah mulai takut kalau apa yang ditanyakan itu membuat Raka murka. Dia tidak mau ada pertengkaran di hari bulan madunya, berharap kalau Raka bisa mengabulkan semua permintaannya. Termasuk pertanyaan yang diucapkan oleh Winda barusan. Sebab selama berhari-hari bulan madu dengan Raka, pria itu lebih banyak diam dan melamun. Ini membuat sang wanita merasa kalau bulan madunya ini hanya berjalan apa adanya. Tidak ada yang lebih baik kecuali mereka menghabiskan waktu bersama. Itupun Raka berkali-kali terus saja memikirkan Alia. Tetapi Winda hanya bisa mengerti dan bersabar, berharap kalau Raka punya inisiatif sendiri untuk memberikan kejutan di hari bulan madu.Namun, sampai detik ini pun tak ada yang lebih spesial kecuali pertanyaan ini dan berharap pria itu mau menjawab semuanya."Kamu diam artinya kamu tidak mau punya anak dariku," ucap Winda dengan nada kecewa. Raka tahu pasti, Winda menginginkan ha

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status