Share

Bab 32C

Keesokan harinya, perjalanan ke Lumbini menjadi bahasan di tempat kerja. Beberapa orang mengaku belum pernah ke sana, dan justru bertanya bagaimana cara untuk sampai ke tempat yang indah itu.

Aku bercerita apa adanya. Tentang rasa kagum, tentang hawa sejuk, tentang apa yang ada di lokasi tersebut.

Bibirku melengkungkan senyum, teringat seseorang yang kutemui sebelum meninggalkan Lumbini. Maksudku, pom bensin dekat sana saat aku numpang sholat, lalu menunggu redanya hujan yang kembali menderas.

"Kupikir tadi anak SMA."

Celetukan itu membuat aku terjengit. Aku dikira anak SMA? Yang benar saja.

"Eh, kok anak SMA, sih?" protesku. Sosok yang duduk di depanku itu justru terkekeh.

"Lha iya. Udah kecil, pakai sepatu gitu, bawa tas ransel lagi. Kayak anak sekolah habis ikut kegiatan ekstrakurikuler. Tau, nggak?"

"Enggak," sambarku. Dalam diam memindai penampilan diri. Badanku memang kecil, sih. Dan pakai tas ransel ke mana-mana memang sudah kebiasaanku. Lebih nyaman dan enak saja kalau bawa ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yanie Abdullah
sebaik apa pun tempat kerja kalo tak di izinkan sholat lebih baik di tinggalkan cari tempat kerja yang lain, karena pertama yang di hizab kelak adalah sholat kita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status