Share

Bab 2

Setelah itu Della bergegas pergi dari ruangan tersebut. Dia pun langsung masuk ke dalam mobil dan menangis. Memang saat itu Della tampak kuat dan tak menangis di hadapan Pras. Namun, sebenarnya hatinya sangat terluka.

"Tega sekali kamu, Mas." Della menangis tersedu-sedu. Setelah itu dia teringat kepada Darren, dan langsung bergegas kembali kerumah sakit. 

Della kembali kerumah sakit sekitar jam setengah satu malam. Dan Della tidur di rumah sakit untuk menemani Darren. "Syukurlah kamu gak terbangun saat Mama gak ada di samping kamu, Nak." Della menatap wajah Darren dengan penuh kesedihan. Darren adalah hasil buah cintanya dengan Pras. Dan saat dia memandang wajah Darren, dia langsung teringat pada Pras. 

Della membuka tasnya untuk mengecek kunci mobil, dan dia melihat ponselnya. Dia ingin mengambil ponselnya. Namun, dia ingat bahwa dia merekam wajah wanita yang sudah merebut suaminya. 

"Enggak, enggak sekarang, Dell." Della langsung menutup kembali tasnya. Della berniat membuka rekaman tersebut. Namun, itu hanya akan membuatnya menangis lagi malam ini. Dan itu akan membuat matanya semakin membengkak. Dia tidak ingin besok pagi, saat Darren terbangun. Darren malah menanyakan soal matanya yang membengkak akibat menangis.

Tak lama Della pun tertidur sembari memegang tangan Darren. Della tak sadar ponselnya berkali-kali berdering, dan ternyata itu telpon dari Pras. 

"Dell?"

"Kenapa kamu gak mau angkat telpon?"

"Kamu ada di rumah sakit mana, Dell?" 

"Mas mau jenguk Daren." 

Pras mengirim pesan pada Della. Namun, Della tidak mengetahuinya, karena Della sedang tertidur. 

Keesokan harinya. Della terbangun dan melihat Darren masih terlelap dalam tidurnya. Della membuka ponselnya untuk melihat jam, dan betapa kagetnya dia saat melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Pras. "Ngapain dia nelponin aku sebanyak ini?" tanya Della dalam hati. Della pun langsung membaca pesan masuk dari Pras. "Oh, dia mau jenguk Darren. Setelah puas dengan selingkuhannya baru dia ingat sama Darren." Gumam Della. 

Della pun tak membalas pesan dari Pras. Dia masih sangat sakit hati dengan perbuatannya tadi malam.

"Mamaaaa." Darren terbangun dan memanggil Della. 

"Eh, anak Mama udah bangun." Della mengecup kening Darren. 

"Kita lagi dimana, Ma?" tanya Darren dengan suara imutnya. "Papa mana, Ma?" Della langsung terdiam mendengar pertanyaan Darren. 

"Emm, Papa kerja sayang." Sembari mengelus kepala Darren.

"Papa kok kerja terus, Ma? Kapan pulangnya?" Tanya Darren dengan wajah polosnya. Della pun hanya bisa tersenyum tipis mendengar perkataan Darren. Dia mencari alasan agar Darren tak lagi banyak bertanya soal Pras.

"Papa pulang kerjanya malam, kalo malam kan Darren udah tidur. Jadi Darren gak tau." 

"Udah ya, Darren sarapan dulu. Selesai sarapan kita pulang kerumah." 

"Papa dirumah ya, Ma?" tanya Darren.

"Hm, Mama gak tau. Makanya cepat sarapan. Habis sarapan langsung pulang kerumah, biar Darren sendiri yang lihat Papa udah pulang atau belum." 

Setelah menenangkan Darren dengan jawaban tersebut. Della langsung menyuapi Darren sarapan dan langsung bergegas pulang kerumah.

Saat tiba di rumah. Della melihat Pras sedang duduk di sofa, ternyata Pras sudah sampai lebih dulu. Pras pun langsung memeluk Darren yang baru saja pulang dari rumah sakit.

"Uhhh anak Papa." Pras menggendong Darren dan menciumnya. "Maafin Papa ya, Nak. Papa gak bisa jenguk kamu di rumah sakit." ucap Darren. 

"Ya Iyalah gak bisa jenguk. Orang Papanya sibuk selingkuh!" sahut Della.

"Apaansih kamu, Dell? gak sepantasnya kamu ngomong gitu di hadapan Darren." 

"Suatu saat Darren juga bakal tau, kalo Papanya tukang selingkuh!" 

Pras langsung membawa Darren ke ruang tengah dan memberikannya mainan. Agar Darren bermain dan tidak mendengar pertengkaran orang tuanya.

"Udah ya, Dell. Gak usah kamu bahas lagi." Ucap Pras.

"Enak aja kamu, Mas! habis selingkuh tapi gak ada perasaan bersalah. Pokoknya aku mau pisah dari kamu, Mas!" 

"Pisah? Kamu gak mikirin Darren? kasian dia, Dell."

"Kasian kamu bilang? Udah tau kasihan kenapa kamu tega selingkuh, Mas? seharusnya kamu pikirkan dulu resikonya." 

"Pantes kamu berubah, ternyata ada wanita lain selama ini. Kamu bahkan mengorbankan waktu kamu buat Darren." 

"Aku tau aku salah, Dell. Aku minta maaf." sembari memegang tangan Della.

"Awas kamu, Mas!" Della menyingkirkan tangan Pras. "Enak aja kamu minta maaf, dasar gak punya hati! coba aja aku yang selingkuh, gimana perasaan kamu?" 

"pokoknya aku gak mau tau. Aku minta kamu talak aku sekarang, Mas!" pinta Della.

"Aku gak mau, Dell!" Pras mencoba memeluk Della. Namun, Della menepisnya. 

"Awas kamu, Mas! aku udah benci sama kamu. Jangankan di sentuh! ngeliat muka kamu aja udah males." 

"Aku janji bakal ninggalin dia demi kamu, Dell." Pras meyakinkan Della agar Della tidak meninggalkannya.

"Hahaha, ninggalin dia?" Della tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Pras.

"Mau kamu ngomong apapun aku tetap gak percaya lagi sama kamu, Mas. Dan aku tetap ingin bercerai dari kamu!" 

Pras langsung menunduk sedih. Dia tidak menyangka bahwa perselingkuhan yang dia lakukan akan berakibat fatal seperti ini. Rasanya dia tidak siap untuk kehilangan istri dan anaknya.

Saat sedang berlarut dalam kesedihan. Tiba-tiba ponsel Pras berdering. Dan ternyata itu telpon dari Sarah. Pras tampak ragu-ragu mengangkat telpon tersebut, dan Della langsung mengetahui bahwa Sarah lah yang menelpon.

"Kenapa gak kamu angkat? itu telpon dari selingkuhan kamu kan." Della langsung mengambil ponsel Pras dan mengangkat telpon Sarah.

"Heh, wanita murahan! gak ada kerjaan lain selain mengganggu suami orang? sampe nelponin pagi-pagi gini." 

"Kok kamu sih yang angkat?" tanya Sarah dengan nada kesal.

"Aku minta sama kamu, jangan pernah menyebarkan video aku ke media sosial!" 

"Kenapa? kamu takut viral dan di cap sebagai PEREBUTAN SUAMI ORANG?" Della mengancam reputasi Sarah.

"Sebelum kamu memutuskan berhubungan dengan Mas Pras. Apa kamu tau kalau dia sudah punya anak dan istri? tanya Della.

"Awalnya Mas Pras bilang kalo dia belum menikah. Namun, setelah berbulan-bulan menjalin hubungan denganku, baru dia jujur dan mengaku sudah punya anak dan istri."

"Dan udah tau begitu kamu tetap masih mau berhubungan dengannya? Dasar pelakor!" ucap Della.

"Ya mau bagaimana lagi, aku dan Mas Pras sudah terlanjur tidur bersama. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya?" 

Deggg. Detak jantung Della berdetak kencang, seketika dia langsung terdiam membeku. Pras langsung menatap Della dengan panik. Ia tak menyangka Sarah akan mengatakan hal tersebut pada Della.

Tak sadar air mata Della menetes membasahi pipinya. Pras langsung mengambil ponselnya dan mematikan telpon dari Sarah. Pras tidak bisa berkata apapun di hadapan Della. Dia menunduk dan meratapi kesalahannya.

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status