Share

Bab 3

Tak lama, Darren menangis memanggil Della.

Della langsung tersentak dan menghampirinya. 

"Ada apa, Nak?" tanya Della sembari menggendong Darren. Setelah itu Della membawa Darren ke dalam kamar. Darren masih harus banyak istirahat karena baru sembuh dari sakitnya. 

Sementara Pras, dia pergi ke kamar mandi untuk kembali menelpon Sarah. 

"Halo," jawab Sarah.

Tanpa basa-basi Pras langsung memarahi Sarah. "Apa maksud kamu ngomong gitu ke Della? gak seharusnya kamu bahas masalah privasi kita, Sar." 

"Loh, kenapa emangnya, Mas? aku kan ngomong yang sebenarnya ke Della."

"Meski banget ya ngomongin itu ke Della?" 

"Kamu kok malah marah-marah sama aku sih, Mas? kamu takut banget ya kehilangan istri kamu itu?"

"Iya! Della itu istri aku dan kami udah punya satu anak. Gak mungkin aku pisah sama dia, Sar." 

"Jadi, kamu berharap masih bisa baikan sama istri kamu?"

"Istri mana sih, yang masih mau pertahanin suami yang udah selingkuhin dia. Bahkan sampai berhubungan badan sama selingkuhannya." 

"Lagian. Kalau kamu sayang sama istri kamu, kamu gak mungkin selingkuhin dia, Mas," ucap Sarah.

"Diam kamu, Sarah!" bentak Pras.

"Semua yang kita lakukan itu adalah kesalahan," 

ucap Pras.

"Kesalahan? Kesalahan yang berulang-ulang?"

"Udah 5 bulan lebih kita berhubungan, Mas. Bahkan kamu bilang kamu sayang banget sama aku," jawab Sarah sambil terisak-isak.

"Aku benci sama kamu, Mas! habis manis sepah di buang. Itu yang aku rasakan, Mas." Sarah langsung mematikan telponnya. 

Setelah itu, Pras langsung terdiam lemas. Dia memang mencintai Sarah. Namun, dia tidak rela melepaskan istrinya. 

"Aku memang egois. Aku menginginkan dua wanita dalam hidupku, tanpa mau melepaskan salah satunya," ucap Pras.

Sementara Della. Dia menemani Darren tidur di dalam kamar. Air matanya masih terus mengalir membasahi pipi. Dia memandangi wajah Darren dengan penuh kesedihan. Membayangkan bagaimana perasaannya saat Ayah dan Ibunya tidak berada di rumah yang sama lagi.

Keputusannya untuk bercerai dengan Pras sudah bulat. Dia tidak bisa mempertahankan suami yang sudah mengkhianatinya.

Della pun mengambil ponsel dan ingin menghubungi sahabatnya yang bernama Fiola. Fiola adalah sahabat Della sejak kecil, dan Fiola salah satu orang yang paling mengerti Della. 

"Halo, Dell," Fiola menjawab telpon dari Della.

"Ada apa? tumben lo nelpon." 

"Gapapa Fi, lo ada waktu gak? gue pengen ketemu dan ngobrol sama lo." 

"Siang ini gue sibuk sih, gimana kalo ntar malem?" tanya Fiola.

"Yaudah, lo jemput gue ya. Kita ke mall aja sekalian shopping."

"Oke aman. Ntar malem gue kabarin kalo mau otw kerumah lo ya." 

"Okeeee." Della pun mematikan telponnya.

Della ingat bahwa dia tidak masak hari ini. Della pun bergegas keluar kamar dan ingin membeli makanan diluar. Saat tiba di garasi, dia tidak melihat mobil Pras. Dan ternyata Pras pergi untuk menghampiri Sarah. Namun, Della tidak perduli dengan perginya Pras. Della pun langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas membeli makanan.

"Aku udah gak perduli lagi sama kamu, Mas," gumam Della.

"Aku tau kok, kalo kamu pergi menghampiri Sarah. Dari situ aja udah keliatan, kalo kamu lebih sayang sama dia dari pada sama aku dan Darren. Anak kandung kamu sendiri." 

"Aku janji akan memberikan yang terbaik buat Darren. Dan aku bisa membesarkannya sendiri tanpa kamu, Mas." Tak sadar menyetir mobil dalam keadaan emosi. Della pun hampir saja menabrak seorang Ibu-Ibu. Della langsung bergegas turun dari mobil dan melihat apakah Ibu tersebut baik saja. 

"Maaf ya, Bu," sembari memegang bahu Ibu tersebut. Saat Della melihat wajahnya, ternyata ibu tersebut adalah Ibu mertuanya. 

"Oh, Nak Della," sambut Ibu mertuanya.

"Maafin Della ya, Bu," sembari menyalami Ibu mertuanya.

"Kamu hati-hati dong bawa mobilnya, Nak." 

"Iya maaf, Bu. Della sedikit ngantuk, Della juga buru-buru mau beli makan siang, karena Darren sendirian di rumah." 

"Kamu gak kenapa gak masak? eh tunggu-tunggu. Kenapa mata kamu kok bengkak Nak?" Ibu mertuanya menyadari mata Della yang bengkak akibat banyak menangis. 

"Oh, ini bengkak karena kemaren Della nangis. Soalnya Darren demam dan masuk rumah sakit."

"Hah? kamu kenapa gak ngabarin Ibu? Terus gimana keadaan Darren sekarang?" 

"Udah mendingan Bu, baru aja tadi pagi pulang dari rumah sakit." 

"Terus kenapa kamu bilang Darren sendirian dirumah? Pras mana," tanya Ibu mertuanya khawatir. 

"Mas Pras tadi dirumah. Trus dia keluar tadi, mungkin dia ngurus kerjaannya di kantor." 

"Hadehhh, emang kamu ya, Pras. Udah tau anak sakit bukannya jagain anak, malah bela-belain ngurusin kerjaan."

"Iya, Bu. Udah dulu ya, Bu. Della mau beli makan siang dulu. Kasian Darren sendirian di rumah." 

"Oh iya iya. Hati-hati kamu bawa mobilnya ya." 

"Iya, Bu." Della langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Della pun tak kuasa menahan air matanya. Bagaimana perasaan Ibu mertuanya saat mengetahui Anaknya berselingkuh. Dia pasti sangat sedih, apalagi dia sudah menganggap Della seperti anak kandungnya sendiri.

KEDIAMAN APARTEMEN SARAH.

Pras telah tiba di apartemen Sarah. Dia pun langsung masuk ke kamar Sarah untuk menghampirinya. 

"Sar?" Pras memanggil Sarah yang sedang berbaring di kasur.

"Ngapain kamu kesini, Mas?" Sarah langsung turun dari kasur dan berdiri menghadap Pras.

"Maafin aku, Sar." Pras langsung memeluk Sarah dengan erat.

"Lepasin aku, Mas!" Sarah mendorong badan Pras.

"Mas sayang sama kamu, Sar."

"Sayang? tapi kenapa kamu lebih pilih istri kamu dari pada aku, Mas?" 

"Aku sayang sama kamu, tapi aku gak bisa ninggalin dia." 

"Egois kamu, Mas!" Sarah mendorong kuat badan Pras.

"Kamu tau? masih banyak lelaki di luar sana yang mau sama aku. Tapi aku memilih kamu, Mas!" 

"Iya aku tau. Karena itu aku gak mau kehilangan kamu, Sayang," ucap Pras sembari mengelus pipi Sarah.

"terus, kenapa kamu gak tinggalin dia dan nikahin aku, Mas?" Pras pun langsung terdiam mendengar pertanyaan Sarah. "Mana mungkin aku meninggalkan Della yang sudah memberiku seorang putra. Bagaimana pun dia anakku, dan aku menyayanginya," gumam Pras dalam hati.

"Mas! kenapa kamu bengong," sentak Sarah. 

"Kenapa? kamu berat meninggalkan istri dan anak kamu ya?" 

"Sar, mau bagaimana pun Darren itu anakku. Aku berat untuk meninggalkannya," jawab Pras.

"Yaudah, kamu kan bisa bawa Darren. Aku rela kok jadi ibu sambung buat dia." 

"Tapi masalahnya, Della gak akan biarin aku bawa Darren. Della sayang banget sama Darren, dan akan ngelakuin apapun untuk Darren."

"Yaudah. Aku kan bisa kasih kamu anak, Mas."

Pras pun langsung terdiam mendengar perkataan Sarah. Sebenarnya dia tidak ada niat untuk menikahinya, Karena sesungguhnya dia masih mencintai Della. Istrinya yang ia nikahi lima tahun lalu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status