Share

Bab 3

Author: Rara
last update Last Updated: 2023-06-20 20:25:39

Tak lama, Darren menangis memanggil Della.

Della langsung tersentak dan menghampirinya. 

"Ada apa, Nak?" tanya Della sembari menggendong Darren. Setelah itu Della membawa Darren ke dalam kamar. Darren masih harus banyak istirahat karena baru sembuh dari sakitnya. 

Sementara Pras, dia pergi ke kamar mandi untuk kembali menelpon Sarah. 

"Halo," jawab Sarah.

Tanpa basa-basi Pras langsung memarahi Sarah. "Apa maksud kamu ngomong gitu ke Della? gak seharusnya kamu bahas masalah privasi kita, Sar." 

"Loh, kenapa emangnya, Mas? aku kan ngomong yang sebenarnya ke Della."

"Meski banget ya ngomongin itu ke Della?" 

"Kamu kok malah marah-marah sama aku sih, Mas? kamu takut banget ya kehilangan istri kamu itu?"

"Iya! Della itu istri aku dan kami udah punya satu anak. Gak mungkin aku pisah sama dia, Sar." 

"Jadi, kamu berharap masih bisa baikan sama istri kamu?"

"Istri mana sih, yang masih mau pertahanin suami yang udah selingkuhin dia. Bahkan sampai berhubungan badan sama selingkuhannya." 

"Lagian. Kalau kamu sayang sama istri kamu, kamu gak mungkin selingkuhin dia, Mas," ucap Sarah.

"Diam kamu, Sarah!" bentak Pras.

"Semua yang kita lakukan itu adalah kesalahan," 

ucap Pras.

"Kesalahan? Kesalahan yang berulang-ulang?"

"Udah 5 bulan lebih kita berhubungan, Mas. Bahkan kamu bilang kamu sayang banget sama aku," jawab Sarah sambil terisak-isak.

"Aku benci sama kamu, Mas! habis manis sepah di buang. Itu yang aku rasakan, Mas." Sarah langsung mematikan telponnya. 

Setelah itu, Pras langsung terdiam lemas. Dia memang mencintai Sarah. Namun, dia tidak rela melepaskan istrinya. 

"Aku memang egois. Aku menginginkan dua wanita dalam hidupku, tanpa mau melepaskan salah satunya," ucap Pras.

Sementara Della. Dia menemani Darren tidur di dalam kamar. Air matanya masih terus mengalir membasahi pipi. Dia memandangi wajah Darren dengan penuh kesedihan. Membayangkan bagaimana perasaannya saat Ayah dan Ibunya tidak berada di rumah yang sama lagi.

Keputusannya untuk bercerai dengan Pras sudah bulat. Dia tidak bisa mempertahankan suami yang sudah mengkhianatinya.

Della pun mengambil ponsel dan ingin menghubungi sahabatnya yang bernama Fiola. Fiola adalah sahabat Della sejak kecil, dan Fiola salah satu orang yang paling mengerti Della. 

"Halo, Dell," Fiola menjawab telpon dari Della.

"Ada apa? tumben lo nelpon." 

"Gapapa Fi, lo ada waktu gak? gue pengen ketemu dan ngobrol sama lo." 

"Siang ini gue sibuk sih, gimana kalo ntar malem?" tanya Fiola.

"Yaudah, lo jemput gue ya. Kita ke mall aja sekalian shopping."

"Oke aman. Ntar malem gue kabarin kalo mau otw kerumah lo ya." 

"Okeeee." Della pun mematikan telponnya.

Della ingat bahwa dia tidak masak hari ini. Della pun bergegas keluar kamar dan ingin membeli makanan diluar. Saat tiba di garasi, dia tidak melihat mobil Pras. Dan ternyata Pras pergi untuk menghampiri Sarah. Namun, Della tidak perduli dengan perginya Pras. Della pun langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas membeli makanan.

"Aku udah gak perduli lagi sama kamu, Mas," gumam Della.

"Aku tau kok, kalo kamu pergi menghampiri Sarah. Dari situ aja udah keliatan, kalo kamu lebih sayang sama dia dari pada sama aku dan Darren. Anak kandung kamu sendiri." 

"Aku janji akan memberikan yang terbaik buat Darren. Dan aku bisa membesarkannya sendiri tanpa kamu, Mas." Tak sadar menyetir mobil dalam keadaan emosi. Della pun hampir saja menabrak seorang Ibu-Ibu. Della langsung bergegas turun dari mobil dan melihat apakah Ibu tersebut baik saja. 

"Maaf ya, Bu," sembari memegang bahu Ibu tersebut. Saat Della melihat wajahnya, ternyata ibu tersebut adalah Ibu mertuanya. 

"Oh, Nak Della," sambut Ibu mertuanya.

"Maafin Della ya, Bu," sembari menyalami Ibu mertuanya.

"Kamu hati-hati dong bawa mobilnya, Nak." 

"Iya maaf, Bu. Della sedikit ngantuk, Della juga buru-buru mau beli makan siang, karena Darren sendirian di rumah." 

"Kamu gak kenapa gak masak? eh tunggu-tunggu. Kenapa mata kamu kok bengkak Nak?" Ibu mertuanya menyadari mata Della yang bengkak akibat banyak menangis. 

"Oh, ini bengkak karena kemaren Della nangis. Soalnya Darren demam dan masuk rumah sakit."

"Hah? kamu kenapa gak ngabarin Ibu? Terus gimana keadaan Darren sekarang?" 

"Udah mendingan Bu, baru aja tadi pagi pulang dari rumah sakit." 

"Terus kenapa kamu bilang Darren sendirian dirumah? Pras mana," tanya Ibu mertuanya khawatir. 

"Mas Pras tadi dirumah. Trus dia keluar tadi, mungkin dia ngurus kerjaannya di kantor." 

"Hadehhh, emang kamu ya, Pras. Udah tau anak sakit bukannya jagain anak, malah bela-belain ngurusin kerjaan."

"Iya, Bu. Udah dulu ya, Bu. Della mau beli makan siang dulu. Kasian Darren sendirian di rumah." 

"Oh iya iya. Hati-hati kamu bawa mobilnya ya." 

"Iya, Bu." Della langsung bergegas masuk ke dalam mobil. Della pun tak kuasa menahan air matanya. Bagaimana perasaan Ibu mertuanya saat mengetahui Anaknya berselingkuh. Dia pasti sangat sedih, apalagi dia sudah menganggap Della seperti anak kandungnya sendiri.

KEDIAMAN APARTEMEN SARAH.

Pras telah tiba di apartemen Sarah. Dia pun langsung masuk ke kamar Sarah untuk menghampirinya. 

"Sar?" Pras memanggil Sarah yang sedang berbaring di kasur.

"Ngapain kamu kesini, Mas?" Sarah langsung turun dari kasur dan berdiri menghadap Pras.

"Maafin aku, Sar." Pras langsung memeluk Sarah dengan erat.

"Lepasin aku, Mas!" Sarah mendorong badan Pras.

"Mas sayang sama kamu, Sar."

"Sayang? tapi kenapa kamu lebih pilih istri kamu dari pada aku, Mas?" 

"Aku sayang sama kamu, tapi aku gak bisa ninggalin dia." 

"Egois kamu, Mas!" Sarah mendorong kuat badan Pras.

"Kamu tau? masih banyak lelaki di luar sana yang mau sama aku. Tapi aku memilih kamu, Mas!" 

"Iya aku tau. Karena itu aku gak mau kehilangan kamu, Sayang," ucap Pras sembari mengelus pipi Sarah.

"terus, kenapa kamu gak tinggalin dia dan nikahin aku, Mas?" Pras pun langsung terdiam mendengar pertanyaan Sarah. "Mana mungkin aku meninggalkan Della yang sudah memberiku seorang putra. Bagaimana pun dia anakku, dan aku menyayanginya," gumam Pras dalam hati.

"Mas! kenapa kamu bengong," sentak Sarah. 

"Kenapa? kamu berat meninggalkan istri dan anak kamu ya?" 

"Sar, mau bagaimana pun Darren itu anakku. Aku berat untuk meninggalkannya," jawab Pras.

"Yaudah, kamu kan bisa bawa Darren. Aku rela kok jadi ibu sambung buat dia." 

"Tapi masalahnya, Della gak akan biarin aku bawa Darren. Della sayang banget sama Darren, dan akan ngelakuin apapun untuk Darren."

"Yaudah. Aku kan bisa kasih kamu anak, Mas."

Pras pun langsung terdiam mendengar perkataan Sarah. Sebenarnya dia tidak ada niat untuk menikahinya, Karena sesungguhnya dia masih mencintai Della. Istrinya yang ia nikahi lima tahun lalu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 49

    Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 48

    "Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 47

    "Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 46

    "Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 45

    "Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del

  • Kuikhlaskan Suamiku Menikahi Sekretarisnya    bab 44

    "Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status