Della merasa bosen dan membuka aplikasi I*******m. Della mengajak Darren selfie menggunakan filter-filter lucu di I*******m. Setelah itu dia mempostingnya ke story. Della mengecek I*******mnya dan melihat ada permintaan pesan. Della membukanya dan menyadari bahwa itu adalah Pras. Della kaget karena dia membuka akun instagramnya hanya untuk menghubungi dirinya.
"Mas, Pras? dia main I*******m lagi," tanya Della dalam hati.
"Apa mungkin dia buka I*******m karena mau hubungi aku doang, soalnya W******p dia kan aku blok."
Della membaca pesan dari Pras yang berisi penyesalan dan permintaan maafnya. Pras juga menanyakan keberadaan Della dan Darren. Namun, Della enggan memberitahukannya.
Della tidak membalas pesannya dan hanya mengkonfirmasinya saja.
"Mas, kata-kata kamu memang sangat meyakinkan, tapi aku udah gak percaya lagi sama kamu, Mas," ujar Della.
"Kamu gak mungkin ninggalin Sarah, selingkuhan kamu yang sangat kamu cintai itu." Della langsung mematikan ponselnya dan meletakkannya di meja. Setelah itu dia berbaring di samping Darren, menemani Darren menonton kartun favoritnya.
"Oh iya, Fiola." Della mengingat Fiola karena mungkin dia sedang terjebak hujan dan tidak bisa pulang ke rumah."
Della menelpon Fiola dan menayangkan keadaannya.
"Halo, Del," jawab Fiola.
"Fi, lo dimana? gak kehujanan kan," tanya Della cemas.
"Enggak kok, gue masih stay di kantor nih. Ntar gue balik pas hujannya reda, jawab Fiola.
"Oh yaudah, Fi."
"Iya, lo sama Darren enjoy aja di rumah, anggap aja itu rumah lo sendiri, Dell."
"Oke Fi, yaudah gue matiin ya." Della pun langsung mematikan telponnya.
Sementara Pras. dia terbangun jam 7 malam dan melihat di sekelilingnya.
"Gak ada siapa-siapa di rumah ini. Aku benar-benar merasa kesepian tanpa kehadiran Della dan Darren," ujarnya
Pras Membuka I*******m dan melihat story Della.
"Udah di konfirmasi sama Della, berarti dia udah baca pesan yang ku kirim dong." Pras merasa senang dan berharap Della membalas pesannya.
"Yaampun, Nak. Papa kangen banget sama kamu." Pras melihat story yang di posting oleh Della. Pras pun langsung membuka pesan dan melihat Della hanya membaca pesannya dan tidak membalasnya.
"Kenapa gak kamu balas, Dell? aku mohon kasih tau aku kamu dan Darren lagi dimana sekarang. Aku khawatir, Dell." Pras mengirim pesan lagi pada Della. Namun, Della tidak mengetahuinya karena Della tidak memegang ponselnya. Della menemani Darren bermain karena hanya ada mereka berdua di rumah.
"Duhh, laper banget. Dirumah gak ada apa-apa lagi," ujarnya.
"Terpaksa deh keluar buat beli makanan." Pras mengambil kunci mobil dan langsung bergegas pergi membeli makanan.
"Jadi kangen deh sama masakan Della," ujarnya.
Karena hujan belum terlalu reda. Pras turun dari mobil dan langsung berlari terburu-buru sembari melindungi kepalanya dari titisan air hujan. Namun, ternyata Pras tak sengaja menabrak seorang wanita.
"Ehhh, Maaf-maaf Mbak," sembari menangkap tangan wanita tersebut.
"Loh, Fiola?" Pras menatap wajah wanita tersebut yang ternyata adalah Fiola, sahabat baik Della.
"Eh, Mas Pras." Fiola kaget saat mengetahui lelaki yang menabraknya adalah Pras.
"Gapapa kok, Mas. Aku juga lagi buru-buru pulang ke rumah nih." Fiola langsung bergegas pergi dan meninggalkan Pras. Namun, Pras menahan tangannya sehingga Fiola berhenti.
"Loh, ada apa? kok Mas tarik tangan aku."
"Fi, kamu ada jumpa Della, gak," tanya Pras.
"Della? kok Mas malah tanyain Della ke aku sih. Della kan istri kamu, Mas," ujarnya dengan wajah kesal.
"Lagian kenapa kok malem-malem nyariin Della? apa dia gak ada di rumah?" Fiola bertanya balik pada Pras agar Pras tidak curiga kalau sebenarnya Della berada di rumahnya.
"Oh, engg" belum selesai bicara Fiola langsung memotong ucapan Pras.
"Udahlah, Mas. Aku buru-buru mau balik ke rumah nih." Fiola langsung bergegas masuk ke dalam mobilnya.
"Huhh, untung aja gue gak keceplosan tadi. Kalo gak dia pasti bakal tau kalo Della lagi ada di rumah gue dan dia bakal jemput Della. Gue gak akan biarin Pras sakiti Della lagi, Karena Della pantas dapatin laki-laki yang jauh lebih baik dari dia," gumam Fiola.
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo