Share

Bab 5

Keesokan harinya.

Pras terbangun dan langsung mengecek ponselnya. Dia membuka W******p dan membaca pesan yang Della kirim tadi malam. Betapa kagetnya dia saat mengetahui Sarah telah merekam dan mengirim videonya pada Della, yang membuat Della sangat marah padanya sehingga Della pergi meninggalkan rumah bersama Darren.

"Apa apaan si Sarah. Kenapa dia ngirim video ini ke Della," gumam Pras. 

Pras bingung harus berkata apa pada Della. Karena Pras memang bersalah padanya. Pras sangat marah pada Sarah karena tindakan Sarah sudah sangat keterlaluan.

Pagi ini Pras harus pergi ke kantor. Dia merasa sangat kerepotan saat tidak ada Della di rumah. Karena biasanya Della yang menyiapkan semuanya. Membuatkannya sarapan dan mempersiapkan baju kerjanya. Rumah pun tampak sunyi tanpa kehadiran Della dan Darren.

Pras duduk termenung merenungi kesalahan yang dia buat. Della sudah menemaninya dalam suka maupun duka. Pras merasa tidak siap jika harus kehilangan Della.

Pras pun sadar bahwa dia harus bekerja dan bergegas pergi ke kantor. Dia sangat buru-buru bahkan dia tidak sempat untuk sarapan.

Tiba di kantor. Pras melihat Sarah sedang sibuk dengan pekerjaannya. Pras sangat ingin menghampirinya dan memarahinya karena telah membuat Della marah dan pergi meninggalkan rumah. Namun, dia tetap harus profesional saat sedang bekerja. 

Jam istirahat tiba. Pras sedang duduk bersantai di kursinya. Dan Sarah datang menghampirinya sembari memberikan pelukan manja. 

"Lepas!." Pras menyingkirkan tangan Sarah dari bahunya.

"Apa maksud kamu ngirim video itu ke Della?" 

"Ha? video apa, Mas," tanya Sarah 

"Video pas aku lagi tidur di apartemen kamu. Kenapa kamu kirim ke Della? gara-gara itu Della pergi dari rumah, dan aku gak tau dia dimana sekarang," gumam Pras.

"Loh, ya bagus dong kalo Della ninggalin kamu. Jadi kita bisa nikah dan tinggal bareng," ujar Sarah. 

"Apa kamu bilang? gak segampang itu, Sar."

"Aku masih sayang sama Della! dia yang udah nemenin aku dari nol sampe aku sukses kaya sekarang," ujar Pras.

"Ohhh, jadi kamu lebih pilih Della dari pada aku, Mas," tanya Sarah.

"Aku sayang sama kamu, Sar. Tapi aku gak bisa ngebiarin Della pergi dari hidupku," ujar Pras. 

"Ternyata kamu gak serius ya sama aku. Aku benci sama kamu, Mas!" Sarah marah dan mendorong tubuh Pras.

"Kamu kan tau kalo aku udah punya anak dan istri. Aku juga gak pernah bilang kalo aku mau serius sama kamu, Sar." 

"Lagian awalnya kamu kan yang menggoda aku. Laki-laki mana yang tahan di goda sama wanita seperti kamu, Sar. Kamu cantik, cerdas dan seksi semua laki-laki akan tertarik sama kamu," ujar Pras.

"Kamu benar-benar jahat, Mas." Sarah menangis mendengar perkataan Pras.

"Aku pikir kamu tulus sayang sama aku. Bahkan kamu laki-laki pertama yang udah tidur sama aku, Mas. Aku mau lakukan itu karena aku pikir kamu serius sama aku, tetapi aku salah! ternyata kamu jahat, Mas! aku benci sama kamu!" Sarah pergi meninggalkan Pras dengan perasaan yang sangat sedih dan hancur. 

Pras hanya duduk terdiam saat Sarah meninggalkannya. 

"Aku tau ini pasti sakit banget buat kamu, tapi aku memang harus jujur. Aku gak bisa nikahin kamu, Sar. Kalo waktu bisa di putar kembali, aku gak mau kenal sama kamu, Sar. Aku memang brengsek dan jahat! kamu gak seharusnya ketemu sama aku," gumam Pras.

Waktu sudah sore. Pras pun bersiap-siap untuk pulang kerumah. Saat tiba di rumah, Pras benar-benar merasa kehilangan Istri dan anaknya. Karena biasanya Della dan Darren selalu menyambutnya saat dia pulang kerja. Namun, dia tidak merasakan sambutan hangat itu lagi. 

"Kemana kamu, Della. Aku kangen banget sama kamu dan Darren," ujar Pras sembari menghela nafas.

"Kenapa kamu blok aku sih, Dell. Kamu lagi dimana sekarang? aku khawatir banget sama kamu dan Darren." Pras gelisah memikirkan kabar Della dan Darren, Dia sangat tidak berdaya karena tidak bisa menghubungi Della. Kedua orang tua Della sudah meninggal, Pras diberi amanah untuk menjaga Della dengan baik. Namun, Pras malah menyakiti hatinya dan membuatnya pergi. Pras sangat merasa bersalah telah menyakiti Della. 

Pras ingat bahwa dia bisa menghubungi Della melalui DM I*******m. Pras sudah lama menutup akun I*******mnya, dan dia akan membuka kembali akunnya untuk menghubungi Della.

Pras mencoba menelponnya. Namun, tidak di angkat oleh Della. Pras pun memutuskan untuk mengirimnya pesan suara.

"Della, dimana kamu? aku mohon kamu pulang dan bawa Darren kembali ke rumah. Aku merindukan kalian berdua."

"Aku minta maaf atas segala kesalahanku, Dell. Aku janji gak akan mengulanginya. Aku mau memperbaiki semuanya, Dell," ujar Pras melalui pesan suara I*******m.

"Semoga kamu mau maafin aku dan kembali lagi ke pelukanku, Dell." gumam Pras dalam hati.

KEDIAMAN RUMAH FIOLA.

Fiola sedang bekerja dan hanya ada Della dan Darren di rumah. Seperti biasanya, Della sangat rajin dalam pekerjaan rumah. Dia memasak dan membersihkan rumah, setelah itu dia langsung memandikan Darren. Selesai memandikan Darren, Della duduk bersantai sembari menikmati kopi di sore hari yang cukup gelap, karena cuacanya mendung dan sepertinya akan turun hujan.

"Sini, Nak. Duduk samping Mama," sembari mendudukkan Darren di kursi sebelahnya.

"Ma, Papa mana? kok kita gak ada ketemu papa," tanya Darren. Della pun bingung menjawab pertanyaan Darren. Karena alasan sibuk kerja sudah sangat familiar baginya.

"Emm, Papa lagi di rumah sakit, Nak. Temen kerja Papa sakit, jadi Papa jagain temennya," ujar Della.

"Terus, Papa kapan pulangnya?"

"Tunggu temen Papa sembuh dulu, baru Papa bisa pulang, Nak." Della terpaksa berbohong pada Darren, dia melakukan itu agar Darren tidak terus menerus bertanya tentang Pras. 

Saat sedang asik duduk berdua bersama Darren. Tiba-tiba turun hujan yang sangat deras. Della buru-buru menggendong Darren dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Ma, kok hujannya tiba-tiba turun?"

"Iya, Nak. Tadikan udah mendung gelap. Darren liat kan tadi gelap banget di luar?" Darren menganggukkan kepalanya. "Itu tandanya mau hujan, Nak. Jadi Darren jangan kaget kalo tiba-tiba hujan," ujar Della.

"Kita masuk ke kamar, yuk." Della menggendong Darren dan membawanya ke dalam kamar.

"Ma, biasanya hujan-hujan gini, kita selalu tidur di kamar bertiga sama Papa. Sambil nonton kartun kesukaan Darren." Perkataan Darren membuat Della sedih, karena sejujurnya Della juga merindukan Pras. Della sedih melihat Darren yang terus-menerus mengingat Pras. Karena mau bagaimana pun Pras adalah Papanya. 

"Sabar ya, Nak. Papa lagi sibuk sekarang, apalagi Papa nemenin teman kerjanya yang lagi sakit," ujar Della untuk menenangkan Darren.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status