Share

14. Selamat Tinggal Masa Lalu

Aku berdecak dan menggeleng, menghitung lagi uang di tangan, mengambilnya sedikit lalu menyodorkannya pada mantan suamiku itu.

"Ini, Mas. Anggap aja harta gono gini. Mulai dari sekarang, aku gak ada urusan apa-apa lagi denganmu." Aku berucap tegas.

"Kalo segini gak cukup, Li." Raut Mas Arman masam. Meski begitu, tetap saja uang itu diterimanya. "Masih kurang buat bayar kontrakan."

"Cukup lah buat nambahin bayar kontrakan. Mas seharusnya berterima kasih karena aku masih berbaik hati." Suaraku agak meninggi. "Sisanya Mas cari sendiri. Bukan urusanku lagi."

Aku sudah berbalik badan, akan menuju rumah Bu Rahmi. Namun, karena ada ide yang melintas di kepala, kuhentikan langkah dan menghadap ke ibu-ibu pembeli perabotanku tadi.

"Sebagai bonus, Ibu bisa ambil barang-barang di dalam. Banyak yang udah gak saya butuhkan lagi. Ambil aja sesuka hati Ibu." Sudut bibirku terangkat sebelah, melirik sinis pada Mas Arman yang bertambah masam mukanya.

"Beneran, Mbak?"

"Iya, Bu. Ambil aja." Aku menegaska
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status