Share

15. Teror

Beberapa bulan berlalu sejak kejadian itu. Hidupku sudah tenang dan kujalani seperti biasa. Dari Bu Rahmi aku mendapatkan kabar bahwa Mas Arman pindah dari rumah kontrakan di mana tempat pernah kami habiskan waktu bersama. Alasannya mereka pindah ke tempat tinggal yang letaknya lebih dekat dengan tempat kerja Mbak Yuli.

Sesuai dugaanku, suatu saat sepupuku itu bakal menanggung beban suami benalu seperti Mas Arman yang malas dan pemilih dalam pekerjaan. Apalagi kata Bu Rahmi, Mbak Yuli bekerja serabutan sebagai tukang cuci dan setrika dari pintu ke pintu. Padahal yang kutau, dia sangat gengsi dengan pekerjaan itu. Pastilah kebutuhan hidup yang mendesak, membuatnya mau tidak mau, harus mau bekerja banting tulang dan membuang jauh-jauh segala gengsi untuk menutupi segala kebutuhan rumah tangga mereka.

Pagi ini setelah membuat sarapan serta makan bersama Nurul dan Lita, aku pamit bekerja. Menuju ke pintu, Nurul yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya pun mengiringi langkahku keluar kosan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status