공유

1456

last update 최신 업데이트: 2025-12-13 15:59:23

Keberadaan tombak itu langsung mengubah cara pandang banyak orang.

Beberapa anggota kelompok Huixing menahan napas, karena mereka paham, artefak seperti itu bukan senjata yang dikeluarkan untuk gertakan kosong.

Bagi banyak kultivator, menghadapi artefak semacam itu berarti menghadapi kekuatan yang bisa menentukan hidup dan mati dalam satu tarikan napas.

Namun, ketika tombak itu akan mengenai Xiao Tian, Xiao Tian langsung menangkap ujung tombaknya, dan mengayunkan tombak itu.

Gerakan itu terjadi begitu alami, begitu tepat, seolah-olah arah serangan Gong Liechen memang sudah berada dalam perhitungannya sejak awal.

Tangkapan itu terjadi di titik yang paling membuat Gong Liechen kehilangan kendali.

Xiao Tian tidak menahan tombak di gagang, ia justru menangkap ujungnya, membuat arah serangan langsung berubah secara drastis.

Dalam satu gerakan, tombak itu berbalik dari alat penusuk menjadi alat untuk melemparkan tubuh yang masih menggenggamnya.

Seketika tubuh Gong Liechen yang masih
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin penasaran
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Kultivator Inti Semesta   1458

    Di depan mata semua orang, status tombak emas itu telah berubah. “Ka—kamu, kamu, kamu benar-benar berani merampas hartaku,” ucap Gong Liechen terbata-bata. Kata-katanya terputus-putus, bukan karena ia kehabisan kata, tetapi karena rasa sakit, kemarahan, dan penghinaan bercampur menjadi satu. “Jangankan merampas hartamu, mengambil nyawamu saja aku berani,” sahut Xiao Tian dengan wajah polos. Nada suaranya datar. Tidak ada emosi berlebihan, tidak ada tekanan yang dibuat-buat. Ia mengatakannya seperti fakta yang tidak perlu diperdebatkan. “Xiao Tian, aku tahu kamu kuat. Tapi jangan bodoh, aku ini pangeran pertama Istana Laut Timur. Sehebat apa pun kamu, kamu tetap harus patuh dan tunduk kepadaku. Nasibmu yang berasal dari Alam Hundun tidak lebih dari seorang budak. Jadi jangan bertingkah! Sampah, sekarang kembalikan senjataku!” Gong Liechen meraung marah sambil terus mencaci Xiao Tian. Kata-kata itu keluar deras, penuh penghinaan, penuh penekanan pada status dan asal-us

  • Kultivator Inti Semesta   1457

    Bagi mereka yang hidup di dalam aturan istana, senjata itu bukan hanya alat tempur. Ia adalah simbol. Simbol legitimasi, simbol kekuasaan, simbol bahwa Gong Liechen berdiri di atas jutaan makhluk lain yang berada di bawah wilayah kekuasaannya. Kehilangannya di depan umum sama saja dengan merobek harga diri Gong Liechen, lalu menginjaknya tanpa ragu. Namun yang membuat suasana semakin tercekik adalah kenyataan bahwa senjata itu diperlakukan seperti barang biasa. Bukan dirampas dengan sorak kemenangan, bukan dipuji sebagai harta langka, melainkan dijadikan bahan perbandingan dengan kendi anggur. Satu kalimat itu saja sudah cukup membuat wajah beberapa Tetua yang ikut hadir menegang. Mereka melihat dengan jelas bagaimana batas yang selama ini dijaga oleh semua pihak, bahkan dalam konflik terbuka sekalipun, diinjak begitu saja tanpa sedikit pun keraguan. Bahkan dia ingin menjualnya untuk membeli sepuluh kendi anggur. Ini bukan sekadar hinaan. Ini penghinaan paling besa

  • Kultivator Inti Semesta   1456

    Keberadaan tombak itu langsung mengubah cara pandang banyak orang. Beberapa anggota kelompok Huixing menahan napas, karena mereka paham, artefak seperti itu bukan senjata yang dikeluarkan untuk gertakan kosong. Bagi banyak kultivator, menghadapi artefak semacam itu berarti menghadapi kekuatan yang bisa menentukan hidup dan mati dalam satu tarikan napas. Namun, ketika tombak itu akan mengenai Xiao Tian, Xiao Tian langsung menangkap ujung tombaknya, dan mengayunkan tombak itu. Gerakan itu terjadi begitu alami, begitu tepat, seolah-olah arah serangan Gong Liechen memang sudah berada dalam perhitungannya sejak awal. Tangkapan itu terjadi di titik yang paling membuat Gong Liechen kehilangan kendali. Xiao Tian tidak menahan tombak di gagang, ia justru menangkap ujungnya, membuat arah serangan langsung berubah secara drastis. Dalam satu gerakan, tombak itu berbalik dari alat penusuk menjadi alat untuk melemparkan tubuh yang masih menggenggamnya. Seketika tubuh Gong Liechen yang masih

  • Kultivator Inti Semesta   1455

    Ketika mereka masih berbicara, Xiao Tian merentangkan kedua tangannya sambil menguap. Gerakan itu terjadi tanpa tergesa-gesa, seperti seseorang yang baru saja bangun dari tidur ringan. Xiao Tian tidak mempercepat napasnya, tidak memperbaiki posisi berdiri seolah-olah sedang berhadapan dengan tiga istana besar. Ia malah membuat gerakan yang santai, seolah-olah percakapan di depan sana tidak lebih penting daripada waktu istirahatnya. Di belakangnya, Huixing dan yang lain tetap berdiri, namun mereka menahan diri agar tidak bergerak tanpa perintah. Beberapa di antara mereka menahan napas, karena sikap Xiao Tian yang terlalu santai justru membuat ketegangan terasa lebih berat. Kemudian dia menutup mulutnya. “Pangeran pertama, apakah kamu sudah selesai berdiskusi? Jika belum, lanjutkan saja. Mungkin aku bisa tidur sejenak di sini untuk sedikit beristirahat.” Nada itu tidak mencari aman. Cara Xiao Tian memilih kata-kata membuat hinaannya terasa jelas, tetapi ia mengatakannya tanpa b

  • Kultivator Inti Semesta   1454

    Huixing tersenyum pahit sambil menatap semua orang di sekitarnya. Senyum itu tidak lahir dari kelegaan, melainkan dari kesadaran akan situasi yang sedang mereka hadapi. “Sepertinya kita berada dalam masalah besar. Apakah kalian takut?” Huixing tidak bertanya untuk melemahkan, tetapi untuk mengukur. Ia melihat wajah-wajah yang selama ini tumbuh bersama, yang sudah melewati tekanan dan pertarungan di dunia era Abadi, ingin memastikan mereka tidak goyah hanya karena lawan yang dihadapi lebih besar dari biasanya. Ding Wu langsung menjawab tanpa ragu-ragu. “Istana Laut Timur memang penguasa sejati, semua orang dari Alam Hundun harus mematuhinya. Namun, aku bukan budak Istana Laut Timur, dan demi komandan, aku tidak keberatan jika harus mati.” Ding Wu tidak menoleh ke kiri atau ke kanan saat berbicara. Ia menjawab seperti seseorang yang sudah menimbang kata-katanya sejak lama, bukan karena emosi sesaat, melainkan karena pilihan itu sudah ia terima dalam hatinya. Beberapa orang di d

  • Kultivator Inti Semesta   1453

    Xiao Tian sengaja tidak menekan mereka menggunakan kekuatan penindasan. Karena dia menjaga agar auranya tidak bocor keluar. Dengan begitu, semua orang di situ tidak akan ada yang tahu ranah kultivasi-nya. Pilihan itu membuat situasi terasa ganjil bagi pihak yang baru datang. Mereka bisa melihat empat puluh delapan orang tertahan di udara dan di tanah, tetapi mereka tidak menangkap penindasan yang biasanya menyertai penguncian semacam itu. Ini membuat sebagian pihak harus mengamati lebih teliti, karena cara Xiao Tian menutup informasi dirinya sendiri terlihat jelas. Melihat anggotanya ditahan oleh Xiao Tian, Gong Liechen berteriak marah. “Xiao Tian, keberanian mu terlalu besar. Apakah kamu tahu konsekuensinya dengan apa yang kamu lakukan?” Gong Liechen berdiri di garis depan, tatapannya tajam ke arah Xiao Tian. Auranya sedikit bergolak, meski ia menahannya agar tidak langsung meluap. Di belakangnya, dua pangeran dari istana lain tidak langsung memotong pembicaraan. Mereka m

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status